Progress Penataan Sudah 16 Persen
Penataan Kawasan Jalan Gajah Mada Dijamin Tak Keluar dari Pakem Arsitektur Bali
Dalam penataan ini, kawasan jembatan Jalan Gajah Mada juga akan dihiasi dua buah patung dengan nama Patung Sang Kala Tri Semaya.
DENPASAR, NusaBali
Hingga saat ini penataan kawasan Jalan Gajah Mada Denpasar sudah rampung sekitar 16 persen. Penataan kawasan ini digadang-gadang akan menjadi destinasi wisata baru di Kota Denpasar.
Kepala Dinas PUPR Kota Denpasar, Nyoman Ngurah Jimmy Sidarta, Jumat (20/8) mengatakan penataan ini menggunakan dua sumber dana, yakni dari dana Bantuan Keuangan Khusus (BKK) Provinsi Bali sebesar Rp 15 miliar dan APBD Kota Denpasar sebesar Rp 4,5 miliar.
Ngurah Jimmy mengatakan penataan ini lebih menitikberatkan pada pelestarian kawasan dan tidak mengubah bentuk secara signifikan. “Sumber dananya ada dua, pertama dari APBD Denpasar Rp 4,5 miliar dan kedua dari BKK provinsi Rp 15 miliar. Bangunan tidak berubah, cuma kami lakukan peremajaan tanpa keluar dari pakem arsitektur Bali,” jelasnya.
Penataan kawasan Jalan Gajah Mada ini juga termasuk dengan revitalisasi Pasar Kumbasari yang sudah dimulai sejak Juni 2021 lalu. Jimmy mengatakan untuk progress penataan saat ini difokuskan pada pondasi bawah yang ada di Tukad Badung.
Hal ini untuk menghindari musim hujan yang biasanya terjadi mulai Oktober. “Kami kejar untuk pembangunan pondasi yang ada di Tukad Badung, karena di jembatan Jalan Gajah Mada kami tambah lebar 1 meter di kanan dan kiri jembatan. Ini untuk pedestrian,” kata Jimmy.
Sejauh proses penataan belum ada kendala, apalagi cuaca masih mendukung. Dalam penataan ini, kawasan jembatan Jalan Gajah Mada juga akan dihiasi patung dengan nama patung Sang Kala Tri Semaya. Patung ini akan memiliki tinggi 3 meter dan digadang-gadang akan menjadi ikon baru di Denpasar.
Tak hanya satu, patung Sang Kala Trisemaya ini berjumlah dua dan akan menghiasi Jembatan di Kawasan Heritage Jalan Gajah Mada, Denpasar. Pembuat desain patung, I Nyoman Gede Sentana Putra atau yang akrab disapa Kedux Garage sebelumnya mengatakan kawasan heritage Jalan Gajah Mada merupakan sebuah warisan budaya yang historis di Kota Denpasar.
Patung ini menceritakan Hyang Bhatara Guru yang sedang beryoga dan batinnya terbelah menjadi dua sehingga terlahir Pendeta Muda Sanghyang Dharmajaya yang disebut juga Sang Resi Sidhiwasitadewa. Patung ini merupakan abstraksi cerita Lontar Siwagama ke dalam sebuah karya 3 dimensi. Dimana kepekaan dari Sang Hyang Trisemaya dalam upayanya menjaga bumi dan alam semesta tetap terjaga damai. Patung ini akan menggunakan unsur ornamen Bali dengan objek naga mengelilingi kepala gada.
Untuk badong dan siteng turut memadukan unsur bulu binatang berkaki 4 dan ular sebagai objek yang dikombinasikan dengan ukiran ornamen Bali. Sedangkan rom-rom pada ornamen akan menggunakan konsep sirip ikan yang disusun repetisi dipadukan juga dengan ukiran/ornamen Bali pada umumnya.
Selain itu, di halaman depan Pasar Badung juga akan dilakukan beberapa penataan dan salah satunya adalah pembangunan Patung Dewi Melanting. “Pembangunan patung ini, karena Dewi Melanting manifestasinya sebagai penguasa pasar, sebagai pasar terbesar maka kami bangun di sini," ujarnya. Selain itu, pintu masuk dari Jalan Gajah Mada menuju ke Pasar Badung juga akan diperlebar. Jimmy menambahkan, penataan kawasan Jalan Gajah Mada ini akan dilakukan secara bertahap. Ditarget, penataan ini bisa rampung pada 6 Desember 2021 mendatang. *mis
Kepala Dinas PUPR Kota Denpasar, Nyoman Ngurah Jimmy Sidarta, Jumat (20/8) mengatakan penataan ini menggunakan dua sumber dana, yakni dari dana Bantuan Keuangan Khusus (BKK) Provinsi Bali sebesar Rp 15 miliar dan APBD Kota Denpasar sebesar Rp 4,5 miliar.
Ngurah Jimmy mengatakan penataan ini lebih menitikberatkan pada pelestarian kawasan dan tidak mengubah bentuk secara signifikan. “Sumber dananya ada dua, pertama dari APBD Denpasar Rp 4,5 miliar dan kedua dari BKK provinsi Rp 15 miliar. Bangunan tidak berubah, cuma kami lakukan peremajaan tanpa keluar dari pakem arsitektur Bali,” jelasnya.
Penataan kawasan Jalan Gajah Mada ini juga termasuk dengan revitalisasi Pasar Kumbasari yang sudah dimulai sejak Juni 2021 lalu. Jimmy mengatakan untuk progress penataan saat ini difokuskan pada pondasi bawah yang ada di Tukad Badung.
Hal ini untuk menghindari musim hujan yang biasanya terjadi mulai Oktober. “Kami kejar untuk pembangunan pondasi yang ada di Tukad Badung, karena di jembatan Jalan Gajah Mada kami tambah lebar 1 meter di kanan dan kiri jembatan. Ini untuk pedestrian,” kata Jimmy.
Sejauh proses penataan belum ada kendala, apalagi cuaca masih mendukung. Dalam penataan ini, kawasan jembatan Jalan Gajah Mada juga akan dihiasi patung dengan nama patung Sang Kala Tri Semaya. Patung ini akan memiliki tinggi 3 meter dan digadang-gadang akan menjadi ikon baru di Denpasar.
Tak hanya satu, patung Sang Kala Trisemaya ini berjumlah dua dan akan menghiasi Jembatan di Kawasan Heritage Jalan Gajah Mada, Denpasar. Pembuat desain patung, I Nyoman Gede Sentana Putra atau yang akrab disapa Kedux Garage sebelumnya mengatakan kawasan heritage Jalan Gajah Mada merupakan sebuah warisan budaya yang historis di Kota Denpasar.
Patung ini menceritakan Hyang Bhatara Guru yang sedang beryoga dan batinnya terbelah menjadi dua sehingga terlahir Pendeta Muda Sanghyang Dharmajaya yang disebut juga Sang Resi Sidhiwasitadewa. Patung ini merupakan abstraksi cerita Lontar Siwagama ke dalam sebuah karya 3 dimensi. Dimana kepekaan dari Sang Hyang Trisemaya dalam upayanya menjaga bumi dan alam semesta tetap terjaga damai. Patung ini akan menggunakan unsur ornamen Bali dengan objek naga mengelilingi kepala gada.
Untuk badong dan siteng turut memadukan unsur bulu binatang berkaki 4 dan ular sebagai objek yang dikombinasikan dengan ukiran ornamen Bali. Sedangkan rom-rom pada ornamen akan menggunakan konsep sirip ikan yang disusun repetisi dipadukan juga dengan ukiran/ornamen Bali pada umumnya.
Selain itu, di halaman depan Pasar Badung juga akan dilakukan beberapa penataan dan salah satunya adalah pembangunan Patung Dewi Melanting. “Pembangunan patung ini, karena Dewi Melanting manifestasinya sebagai penguasa pasar, sebagai pasar terbesar maka kami bangun di sini," ujarnya. Selain itu, pintu masuk dari Jalan Gajah Mada menuju ke Pasar Badung juga akan diperlebar. Jimmy menambahkan, penataan kawasan Jalan Gajah Mada ini akan dilakukan secara bertahap. Ditarget, penataan ini bisa rampung pada 6 Desember 2021 mendatang. *mis
1
Komentar