Miliki Data Akurat Sampai ke Desa
DPD RI Akui Data Polri Jadi Andalan Untuk 3T Covid-19
DENPASAR,NusaBali
Akurasi data lapangan dalam penanganan Pandemi Covid-19 dengan pola 3T (tracing, testing dan treatment) sangat penting.
Anggota Komite III DPD RI dapil Bali membidangi kesehatan, Anak Agung Gde Agung mengakui bahwa selama ini data dari kepolisian sangat akurat untuk menangani Pandemi Covid-19 dengan pola 3T sebagai strategi memutus rantai penularan Covid-19 di Bali.
Hal itu diungkapkan Gde Agung saat menyerahkan bantuan sembako untuk masyarakat di Benoa Square, Jalan Bypass Ngurah Rai, Kecamatan Kuta, Kabupaten Badung, Jumat (20/8) pagi. Gde Agung bersama Waka Polresta Denpasar AKBP I Wayan Jiartana, Bendesa Adat Kedonganan Wayan Mertha membagi sekitar 400 sembako untuk masyarakat yang terdampak Pandemi Covid-19 dan yang isolasi mandiri.
Gde Agung apresiasi Polri yang bekerja siang malam untuk masyarakat yang terdampak Pandemi Covid-19 dan menjemput yang isolasi mandiri dibawa ke isolasi terpusat. Polri punya jaringan sampai ke tengah masyarakat dengan keberadaan Babinkamtibmas sampai ke desa, dalam masa Pandemi Covid-19.
"Apalagi PPKM level 4 diberlakukan, Polri bekerja 24 jam. Maka kami menggandeng Polri. Polri itu sangat tahu lapangan, memiliki data akurat. Saya telisik, Polri yang punya data akurat, dari angka terpapar, siapa yang sembuh, siapa yang harus dijemput, untuk dibawa ke isolasi terpusat. Ya Polri punya data. Maka kami gandeng Polri. Kalau nggak ada data Polri, nggak bisa bekerja maksimal kita," ujar mantan Bupati Badung ini.
Kata Gde Agung, untuk tindakan tracing, kemudian testing baru bisa dilakukan penanganan dengan baik ketika ada pendukung dari Polri. "Kalau tidak ada data jelas mana bisa dilakukan treatment bagi pasien Covid-19. Mulai tracing, tasting, treatment Polri terlibat sepenuhnya," ujar Panglingsir Puri Agung Mengwi, Kecamatan Mengwi Badung ini.
Gde Agung berharap masyarakat yang hadir mengikuti aturan yang ditetapkan pemerintah. "Mudah -mudahan PPKM level 4 diturunkan, dengan catatan kita harus disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan. Jangan bengkung (bandel), taati peraturan pemerintah. Jangan berkerumun. Kalau bengkung , Pandemi Covid-19 kapan hilangnya? Sampai lama juga pariwisata Bali tidak akan buka. Kita yang harus memutus rantai Pandemi Covid-19," ajak Gde Agung.
Gde Agung juga mengajak masyarakat tidak hanya salahkah pemerintah saja. "Kita yang harus mulatsarira (introspeksi diri) dengan ketaatan terkait dengan Prokes. Disuruh vaksin ya vaksin. Jangan percaya medsos yang katanya vaksin Covid-19 bisa membuat ambruk. Jangan percaya hoax. Tidak divaksin juga bisa ambruk kalau memang punya penyakit penyerta," tegasnya.
Dalam kesempatan itu AKBP Wayan Jiartana mengajak masyarakat untuk tidak jenuh dan bosan menerapkan protokol kesehatan. Masyarakat yang terpapar Covid-19 yang bergejala ringan segera informasi kepada Satgas Covid-19 untuk dibawa ke tempat terpusat ditempat yang telah disiapkan oleh pemerintah. "Bila proses penyembuhan berjalan cepat tentunya ekonomi akan segera pulih dan kehidupan kembali normal dan pesan kami ingat jaga diri, jaga keluarga dan jaga negara," jelas AKBP Jiartana.
Sementara Bendesa Adat Kedonganan Wayan Mertha menitip aspirasi kepada Gde Agung supaya bisa menyuarakan pemulihan pariwisata di wilayah Kuta dan sekitarnya, ketika nanti PPKM level 4 sudah dicabut. "Kami berterimakasih karena beliau (Gde Agung,red) turun membantu masyarakat kami. Untuk pemulihan ekonomi masyarakat, kalau PPKM sudah dicabut, kami ingin beliau tetap membantu supaya pemerintah membantu pemulihan ekonomi masyarakat kami," ujar Mertha. *nat, pol
1
Komentar