Bali Didorong Lakukan Diversifikasi Ekonomi
JAKARTA, NusaBali
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno mendorong Bali melakukan diversifikasi ekonomi pada masa pandemi Covid-19.
Lantaran saat ini masyarakat Bali banyak bergantung pada pariwisata dan ekonomi kreatif. Dimana ada 14 juta orang di sektor pariwisata dan 20 juta orang di sektor ekonomi kreatif. Namun sayang pandemi membuat dunia pariwisata dan ekonomi kreatif Pulau Dewata terkena imbas.
"Untuk itu, Bali perlu diversifikasi ekonomi dengan mengembangkan agro wisata, agro cultural dan agrotek," ujar Menparekraf saat membuka Dialog Kebangsaan yang digelar DPP Prajaniti Hindu Indonesia secara virtual, Sabtu (21/8).
Sandiaga mengapresiasi dua petani dari Bali AA Agung Wedhatama dan Wayan Supadno yang melakukan hal tersebut.
Sandiaga berharap, hal itu bisa diikuti oleh masyarakat Bali lainnya agar ada diversifikasi ekonomi di Bali. Selain itu, perlu menciptakan usaha berbasis teknologi dan digital.
Dengan begitu, lanjut Menparekraf, akan menjadi sumbangsih kreatif dari destinasi pariwisata. Menparekraf pun mendorong agar muncul star up berbasis digital di Bali.
"Hari ini saya menggunakan baju yang ditunjukan oleh Gubernur Bali Bapak Wayan Koster di Art Center, Denpasar. Saya beli baju ini melalui aplikasi digital," kata Sandiaga Uno.
Bagi Menparekraf, digitalisasi memudahkan masyarakat membeli produk-produk lokal. Permintaan yang tadinya turun di awal pandemi berlahan meningkat dengan adanya digitalisasi. Untuk itu, perlu pengembangan produk dan sumber daya manusia di bidang digitalisasi agar dapat membuka lapangan kerja.
"Online dan offline sangat penting, karena bisa menciptaka konten kreatif untuk membuka lapangan pekerjaan seluas-luasnya. Apalagi tahun ini adalah tahun Internasional Year of Creatif Economy for Sustainable Development yang telah ditetap PBB," jelas mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta ini.
Dalam kesempatan tersebut, Menparekraf mengingatkan, Bali akan menjadi tuan rumah G20 pada November 2021 mendatang. Dalam waktu sekitar tiga bulan itu, program vaksinasi akan terus digenjot agar penyelenggaraannya tidak dilaksanakan secara hybrid. Melainkan offline agar dapat menggerakan produk ekonomi kreatif. *k22
Komentar