Payung 'Made In' Kapal Diminati Orang Asing
Unik Sebagai Peneduh dan Dekorasi
DENPASAR,NusaBali
Payung tradisional atau juga sering disebut tedung, tidak hanya indentik sebagai salah satu peralatan upacara di Bali, namun juga banyak disukai orang asing sebagai dekorasi sekaligus peneduh.
Contohnya payung tradisional buatan perajin di Desa Kapal, Kecamatan Mengwi- Badung. Sempat mandeg karena pandemi Covid-19 kini pemasaran, ekspor payung buatan perajin Desa Kapal menggeliat kembali.
“Astungkara niki payuk jakan (sumber pendapatan) sekarang sudah mulai ada pesanan,” ujar Ni Komang Kerti Artini, salah seorang perajin sekaligus eksportir asal Kapal, Selasa (24/8).
Dia menunjuk proses pengerjaan pesanan payung sebanyak 1.700 biji untuk ekspor yang sedang dilakukan pekerjanya.
Sebelum pandemi, ekspor payung tradisional terbilang ramai. Sejumlah negara Eropa, diantaranya Jerman, Prancis, Belanda menjadi tujuan ekspor payung tradisonal buatan perajin di di Desa Kapal. Sedang di kawasan Asia diantaranya Jepang dan Australia.
Pengerjaan yang secara manual dengan bahan baku dominan bahan alam, menjadikan payung dari Kapal ini disukai orang luar dari negara-negara tujuan ekspor itu.
“Biasanya untuk dekorasi, peneduh di pantai, hotel maupun tempat lainnya,” jelas Kerti Artini. Dikatakan Kerti Artini, biaya pengiriman yang meningkat akibat kelangkaan kargo atau kontainer menjadi salah satu kendala peningkatan ekspor payung.
“Itu juga menyebabkan pelanggan berpikir untuk memesan banyak- banyak,” ungkap Kerti Artini. Demikian juga bahan baku meningkat, akibat biaya transportasi.
I Komang Sukayadnya, salah seorang pekerja atau tukang payung mengiyakan pesanan payung sudah mulai ada dari luar negeri. Yang banyak diminta payung dengan ukuran diameter 2 meter.
“Sempat berapa waktu tidak ekspor, sekarang sudah mulai,” ujarnya sambil sibuk bekerja merakit payung. *K17
Komentar