Lifter Asal Bali Sabet Medali Perak di Paralimpiade 2020
Nengah Widiasih Harap Pemerintah Penuhi Janji Bonus Rp 2,5 Miliar
JAKARTA, NusaBali
Lifter para powerlifting (angkat berat) asal Bali, Ni Nengah Widiasih, 29, mencatat prestasi gemilang dalam pesta olahraga multievent penyandang disabilitas Paralimpiade 2020, yang tengah berlangsung di Tokyo, Jepang, 24 Agustus-5 September 2021.
Nengah Widiasih berhasil mempersembahkan medali perak bagi kontingen Indonesia melalui kelas 41 kg putri. Bonus Rp 2,5 miliar pun menanti. Dalam laga final yang digelar di Tokyo International Forum, 26 Agustus 2021, Nengah Widiasih berhasil mengangkat barbel dengan angkatan 98 kilogram. Lifter kelahiran 12 Desember 1992 asal Banjar Bukti, Desa Sukadana, Kecamatan Kubu, Karangasem ini pun berhak atas medali perak. Angkatan Nengah Widiasih kalah dari lifter China, Guo Lingling, yang sabet medali emas dengan angkatan 108 kg. Sedangkan medali pe-runggu diraih lifter Venezauela, Fuentes Monasterio, dengan angkatan seberat 97 kg.
Angkatan Nengah Widiasih ini meningkat dibanding Paralimpiade 2016 di Rio de Janeiro, Brasil, ketika dia sabet medali perunggu dengan angkatan 95 kg. Anak kedua dari empat bersaudara pasangan I Gede Gambar dan Ni Luh Bingin ini pun bersyukur dengan capaian tersebut.
"Saya senang dan bangga memperoleh medali perak. Ini sesuai dengan target pribadi saya sebelum kesini. Apalagi, saya merupakan peringkat kedua dunia saat ini. Atlet China memang tangguh. Jadi, saya bersyukur karena hari ini (kemarin) Merah Putih berkibar dan saya berhasil memperbaiki angkatan serta prestasi," ujar Widiasih saat dikonfirmasi NusaBali seusai sabet medali perak, Kamis (26/8).
Widiasih praktis menjadi atlet Indonesia pertama yang sabet medali di ajang Paralimpade 2020 di Tokyo. Widiasih berharap keberhasilannya sabet medali perak bisa memotivasi atlet Paralimpiade Indonesia lainnya, sehingga bendera Merah Putih lebih sering berkibar di Paralimpiade 2020 ini.
Widiasih juga berharap kesuksesannya sabet medali perak dalam Paralimpiade 2020 di Tokyo ini dapat merambet ke ajang lainnya, seperti kejuaraan dunia. Widiasih pun mengucapkan terima kasih atas dukungan dan doa seluruh masyarakat Indonesia.
Atas prestasinya ini, Widiasih berharap pemerintah memenuhi janjinya dalam memberikan bonus kepada atlet Paralimpiade, dengan besaran yang sama dengan atlet Olimpiade 2020. Sesuai janji awal, pemerintah siapkan Rp 5,5 miliar bagi atlet peraih medali emas, Rp 2,5 miliar bagi peraih medali perak, dan Rp 1,5 miliar untuk peraih perunggu di Paralimpiade 2020.
"Pemerintah berjanji tidak ada perbedaan bonus (dengan atlet Olimpiade, Red), semoga begitu. Saat ini, pemerintah sudah luar biasa mensupport kami. Itu merupakan penghargaan luar biasa bagi kami. Semoga akan terus seperti itu," terang lifter para powerlifting dengan pendidikan terakhir di SMA Plus Pariwisata Dwijendra Nusa Dua, Kecamatan Kuta Selatan, Badung ini.
Sementara itu, keluarga Nengah Widiasih di Desa Sukadana, Kecamatan Kubu, Karangasem menyambut baik keberhasilan lifter berusia 29 tahun ini sabet medali perak Paralimpiade 2020. Menurut Widiasih, keluarganya semula berencana nonton bareng pertandingan di Tokyo, Kamis siang pukul 12.00 Wita. Sayangnya, pertandingan Widiasih tidak disiarkan langsung televisi maupun YouTube.
"Keluarga di Karangasem tegang juga menanti hasil pertandingan itu. Nah, setelah dikabari Widi dapat medali perak, keluarga senang sekali. Bapak dan ibu saya sampai menangis, karena prestasi Widi meningkat dari sebelumnhya meraih perunggu di Paralimpiade 2016 menjadi perak di Paralimpiade 2020," ungkap kakak kandung Widiasih, I Gede Suantaka, saat dihubungi NusaBali terpisah, Kamis kemarin.
Menurut Gede Suantaka, kabar Widiasih sabet medali perak muncul kemarin siang pukul 12.30 Wita. Sebagai bentuk syukur, keluarga di Karangasem pun langsung menggelar makan bersama dengan mengajak serta para tetangga. “Kami makan bersama di warung pilihan yang lokasinya tidak jauh dari rumah, sore ini pukul 17.00 Wita. Ada sekitar 15 orang yang ikut serta,” beber Suantaka.
Suantaka menyebutkan, Widiasih dijadwalkan pulang ke Bali, 15 September 2021 mendatang. Pasalnya, sepulang dari Tokyo, Widiasih harus ke Jakarta dulu pada 28 Agustus 2021 untuk selanjutnya menjalani karantina. Usai karantina selama dua pekan, barulah Widiasih dibolehkan pulang ke Bali.
Dikonfirmasi terpisah, Ketua NPC Indonesia, Senny Marbun, mengatakan keberhasilan Widiasih meraih perak dalam ajang Paralimpiade 2020 di Tokyo merupakan hasil terbaik yang diberikannya kepada bangsa dan negara. “Puji Tuhan, Widi berhasil raih medali perak bagi Indonesia. Inilah penampilan dan hasil terbaik yang diberikan Widi kepada bangsa dan negara,” ujar Senny Marbun.
Senny berharap keberhasilan Widiasih sabet medali perak dari cabang angkat berat bisa menjadi pembuka jalan dan memotivasi bagi atlet lain du Paralimpiade 2020 ini. Tak heran jika Duta Besar Republik Indonesia (Dubes RI) di Tokyo, Heri Akhmadi, sangat bangga dengan prestasi Widiasih. Kebetulan, sang Dubes kemarin menonton langsung penampilan Widiasih di Tokyo.
Nengah Widiasih sendiri merupakan salah satu atlet Indonesia yang selama ini langganan sabet medali dalam berbagai event internasional. Widiasih susdah berkali-kali sabet medali emas ASEAN Para Games tingkat Asia Tenggara sejak tahun 2011. Dia juga berkali-kali sabet medali emas dan perak tingkat Asia, termasuk Asian Para Games 2014 di Korea dan Asia Championship 2016 di Malaysia.
Pada ajang Paralimpiade 2016 di Brasil selevel Olimpiade bagi atlet normnal, Widiasih sabet medali perunggu. Dia juga sukses sabet medali perak World Cup 2019 di Dubai, kemudian medali emas World Cup 2019 di Hongaria. Terakhir, Widiasih sabet medalu emas World Cup 2021 di Thailand dan perunggu World Cup 2021 di Dubai. *k22
Komentar