Potensi Pasar Digital RI Capai Rp1.700 T
Penggunaan e-commerce yang tertinggi di Asia Tenggara adalah Indonesia
JAKARTA, NusaBali
Deputi UKM Kementerian Koperasi dan UKM Hanung Harimba Rachman mengatakan potensi pasar digital Indonesia tahun 2025 mencapai 124 miliar dolar AS atau sekitar Rp1.700 triliun.
“Jadi cukup besar pasarnya, dan penggunaan e-commerce yang tertinggi di Asia Tenggara adalah Indonesia,” jelas Hanung di Jakarta, seperti dilansir Antara, Kamis.
Berdasarkan data dari Kementerian Perdagangan tahun 2021, jumlah transaksi e-commerce di tahun 2020 mencapai Rp266 triliun. Sedangkan, hingga triwulan II tahun 2021, jumlah transaksi e-commerce telah mencapai 186,8 triliun atau meningkat 63,4 persen.
“Kami perkirakan, tahun 2021 pertumbuhannya bisa di atas Rp400 triliun,” sebutnya. Jumlah Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang on-boarding dalam ekosistem digital juga disebut telah mencapai 15,3 juta atau 23,9 persen dari jumlah UMKM, naik 7,3 juta selama pandemi COVID-10
Selain itu, dia memaparkan beberapa tantangan ke depan adalah persaingan usaha yang tak sehat, keamanan siber, literasi digital, dan industri teknologi informasi komunikasi yang masih didominasi produk impor.
Karenanya, Kemenkop-UKM dikatakan berupaya mendorong para pelaku UMKM agar dapat masuk ke dalam sistem ekosistem digital melalui penguatan kapasitas dan daya saing Koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (KUMKM), seperti EDUKUKM atau semacam e-learning, webinar sparc campus, kakak asuh UMKM, pendampingan Gerakan Indonesia Bersama (GEBER) UMKM dan Inkubator Usaha.
Pihaknya juga menyiapkan SMESCO sebagai Center Of Excellence UMKM dengan beberapa strategi, yaitu Smesco Labo sebagai laboratorium eksplorasi serta riset UMKM masa depan, kurasi produk melalui Sparc Trade, akses dan pendampingan UKM ekspor di BNI Xpora, pendampingan melalui Kakak Asuh UMKM, Sparc Campus, hingga kolaborasi dengan asosiasi pendamping UMKM.
Selain itu inovasi dukungan logistik melalui fulfillment center (konsolidasi pemrosesan logistik produk UMKM), factory sharing melalui cloud kitchen, dan Siren.id.
“Melalui Center Of Excellence UMKM SMESCO diharapkan dapat menjawab beberapa permasalahan seperti perluasan pasar, bahan baku, sumber daya manusia, analisis data, dan logistik. Saya berharap sinergi dan kolaborasi terus dilakukan antara kementerian/lembaga, SMESCO, pemerintah daerah, BUMN, swasta dan seluruh stakeholder sehingga dapat melahirkan UMKM unggul di masa depan,” kata dia.
Direktur Utama Smesco Indonesia Leonard Theosabrata menyatakan pihaknya memetakan pertumbuhan platform digital seperti e-commerce, ride hailing, dan pembayaran digital, telah membawa Indonesia menjadi negara dengan ekonomi digital terbesar dan tercepat di ASEAN kurun dua tahun ini.
Lebih lanjut, dijelaskan bahwa SMESCO telah menuntaskan lima pilar pendekatan percepatan pemulihan ekonomi mikro, yakni platform digital menjangkau pelanggan, menjangkau pemasok, back office, analitic data, dan untuk logistik. *
Deputi UKM Kementerian Koperasi dan UKM Hanung Harimba Rachman mengatakan potensi pasar digital Indonesia tahun 2025 mencapai 124 miliar dolar AS atau sekitar Rp1.700 triliun.
“Jadi cukup besar pasarnya, dan penggunaan e-commerce yang tertinggi di Asia Tenggara adalah Indonesia,” jelas Hanung di Jakarta, seperti dilansir Antara, Kamis.
Berdasarkan data dari Kementerian Perdagangan tahun 2021, jumlah transaksi e-commerce di tahun 2020 mencapai Rp266 triliun. Sedangkan, hingga triwulan II tahun 2021, jumlah transaksi e-commerce telah mencapai 186,8 triliun atau meningkat 63,4 persen.
“Kami perkirakan, tahun 2021 pertumbuhannya bisa di atas Rp400 triliun,” sebutnya. Jumlah Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang on-boarding dalam ekosistem digital juga disebut telah mencapai 15,3 juta atau 23,9 persen dari jumlah UMKM, naik 7,3 juta selama pandemi COVID-10
Selain itu, dia memaparkan beberapa tantangan ke depan adalah persaingan usaha yang tak sehat, keamanan siber, literasi digital, dan industri teknologi informasi komunikasi yang masih didominasi produk impor.
Karenanya, Kemenkop-UKM dikatakan berupaya mendorong para pelaku UMKM agar dapat masuk ke dalam sistem ekosistem digital melalui penguatan kapasitas dan daya saing Koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (KUMKM), seperti EDUKUKM atau semacam e-learning, webinar sparc campus, kakak asuh UMKM, pendampingan Gerakan Indonesia Bersama (GEBER) UMKM dan Inkubator Usaha.
Pihaknya juga menyiapkan SMESCO sebagai Center Of Excellence UMKM dengan beberapa strategi, yaitu Smesco Labo sebagai laboratorium eksplorasi serta riset UMKM masa depan, kurasi produk melalui Sparc Trade, akses dan pendampingan UKM ekspor di BNI Xpora, pendampingan melalui Kakak Asuh UMKM, Sparc Campus, hingga kolaborasi dengan asosiasi pendamping UMKM.
Selain itu inovasi dukungan logistik melalui fulfillment center (konsolidasi pemrosesan logistik produk UMKM), factory sharing melalui cloud kitchen, dan Siren.id.
“Melalui Center Of Excellence UMKM SMESCO diharapkan dapat menjawab beberapa permasalahan seperti perluasan pasar, bahan baku, sumber daya manusia, analisis data, dan logistik. Saya berharap sinergi dan kolaborasi terus dilakukan antara kementerian/lembaga, SMESCO, pemerintah daerah, BUMN, swasta dan seluruh stakeholder sehingga dapat melahirkan UMKM unggul di masa depan,” kata dia.
Direktur Utama Smesco Indonesia Leonard Theosabrata menyatakan pihaknya memetakan pertumbuhan platform digital seperti e-commerce, ride hailing, dan pembayaran digital, telah membawa Indonesia menjadi negara dengan ekonomi digital terbesar dan tercepat di ASEAN kurun dua tahun ini.
Lebih lanjut, dijelaskan bahwa SMESCO telah menuntaskan lima pilar pendekatan percepatan pemulihan ekonomi mikro, yakni platform digital menjangkau pelanggan, menjangkau pemasok, back office, analitic data, dan untuk logistik. *
Komentar