Petani Tiga Subak di Seririt Pengeng
Para petani dipaksa menunggu peralatan berat dari pemilik galian C untuk mengeruk pendangkalan saluran irigasi.
Saluran Tertutup Material Galian C Tak Kunjung Dikeruk
SINGARAJA, NusaBali
Puluhan petani di Kecamatan Seririt yang mengandalkan irigasi subak Pangkung Kunyit, Desa Banjarasem tidak dapat berbuat banyak, sejak saluran irigasi mereka mengalami pendangkalan akibat material galian C yang ada di atasnya. Hingga saat ini mereka masih menunggu alat berat dari pemilik galian C untuk mengeruk pendangkalan saluran irigasi yang menaungi tiga subak tersebut.
Kelian Subak Pangkung Kunyit Putu Suwija yang ditemui di lokasi saluran irigasi, Rabu (11/1) keamrin menerangkan bahwa ia dan krama subak Pangkung Kunyit Banjar Asem, Subak Tegallenga, Desa Kalisada dan Subak Munduk Desa Tukad Sumaga, Kecamatan Seririt, masih tetap bersabar, kendati pemilik Galian C belum turun dengan alasan kerusakan alat beratnya.
Suwija yang didampingi Kelian Banjar Dajan Rurung Putu Arta, dan sejumlah krama subak langsung mendatangi lokasi untuk menanyakan kejelasan kapan akan dikeruk. Sejumlah komunikasi pun langsung dilakukan dengan pekerja galian C di Banjar Asem, agar segera melakukan pengerukan material mereka yang tergerus ke saluran irigasi setiap hujan deras.
“Karena dua hari lagi hari baik kami menaikkan air, dan pekan depan sudah mulai musim panen, kami harap agar bisa sama-sama jalan lah,” ujar Suwija. Pihaknya pun menjelaskan saat ini subaknya tidak berani mengalirkan air terlalu besar, karena pengendapan material galian C di dasar saluran irigasi masih sangat tebal sekitar 75 sentimeter.
Hal tersebut pun dikatakan olehnya membuat air tidak dapat mengalir maksimal, dan terjadi genangan di beberapa titik. Selain juga senderan irigasinya sempa jebol, karena tidak kuat menampung besarnya air dan material galian C di Desa Umaanyar dan Desa Banjarasem, yang terlalu banyak saat puncak hujan deras. Hingga saat ini pihaknya pun menegaskan jika saluran irigasi ini tidak segera ditindak lanjuti, maka kurang lebih 240 hektare sawah di tiga subak itu akan mengalami gagal tanam.
Sedangkan dari komunikasi yang dilakukan dengan pekerja galian C, menyanggupi akan melakukan pengerukan Kamis (12/1) ini. “Setiap hujan dan ada pendangkalan lagi kami selalu bantu bersihkan, namun saat ini karena mesin rusak harus menunggu,” ujar pekerja yang menolak menyebutkan namanya.
Sementara itu, ancaman gagal panen juga dialami oleh subak Kalisada, Desa Kalisada, Kecamatan Seririt Buleleng. Pasalnya dam di Sungai Banyuraras di Desa Banjar Asem juga jebol. Senderan dam dengan panjang kurang lebih lima puluh meter, lebar satu meter dan tinggi empat meter itu ambles diterjang air bah saat hujan deras pada pertengahan Desember 2015 lalu. Akibatnya air Sungai Banyuraras tidak dapat mengalir ke saluran irigasi. Bencana tersebut pun dikatakan sudah dilaporkan ke pihak berwenang, dan saat ini masih menunggu tindak lanjutnya. *k23
1
Komentar