Rahasia di Balik Gurihnya Tahu Bandung: Direndam Perasan Kunyit
DENPASAR, NusaBali.com – Tahu Bandung dengan warna khas kuning, gurihnya terasa saat dicicipi. Warna kuning itu pun bukan sekadar warna, melainkan membuat gurih kudapan ini.
Keberadaan Tahu Bandung di Bali mungkin belum banyak yang mencicipinya. Wajar saja masyarakat Bali umumnya lebih mengenal dua jenis tahu, Tahu Jawa dan Tahu Lombok. Tahu Bandung yang beredar di pasaran kebanyakan berwarna kuning yang didapat dari pewarna alami perasan kunyit.
Salah seorang perajin Tahu Bandung, Marvel, mengungkapkan beda Tahu Bandung dan tahu yang banyak beredar di Bali adalah dari segi tampilan dan rasa. “Dari bentuknya saja sudah beda, kalau Tahu Bandung itu disebutnya tahu takus, jadi ada topinya (mengembang di atasnya). Jadi tidak usah dibumbu lagi, soalnya sudah ada rasa gurih,” ujar Marvel ditemui di tempat usahanya, seputaran Sidakarya, Denpasar Selatan, Minggu (5/9/2021).
Rasa gurih, ujar Marvel, berasal dari perasan kunyit yang sudah dicampur dengan garam. Dijelaskan, tahu yang sudah jadi kemudian dipotong-potong selanjutnya dicelupkan ke dalam air perasan kunyit yang sudah dicampur dengan garam. Saking gurihnya, Tahu Bandung yang masih mentah pun terasa nikmat jika langsung disantap, asal masih dalam keadaan panas setelah dibuat.
Tahu Bandung biasanya disajikan dengan cara digoreng sebelumnya. Cocok digunakan sebagai kudapan dengan ditambah bumbu cocol ataupun disantap dengan cabai mentah.
Dikatakan Marvel, jika Tahu Bandung memang berkembang di daerah Bandung tepatnya daerah Cibuntu. Ia menuturkan, terdapat satu wilayah (gang) di Cibuntu yang kesemua warganya mengambil pekerjaan sebagai perajin tahu. Di sana, ujar Marvel, perusahaan tahu bekerja hampir 24 jam dalam sehari.
Marvel pun sebelum memutuskan menggeluti bisnis Tahu Bandung belajar banyak dari para perajin tahu di sana.
Jika berbicara tahu yang berkembang di daerah Jawa Barat, sebenarnya ada juga tahu yang dikenal berasal dari Bumi Sangkuriang, yakni Tahu Sumedang. Namun, ujar Marvel, Tahu Sumedang berbeda dengan Tahu Bandung meski sama-sama berkembang di Jawa Barat.
“Tahu Sumedang sama seperti tahu lainnya (kotak tidak mengembang di atasnya), juga tidak pakai kunyit (berwarna putih),” terang Marvel.
Tahu Bandung yang diproduksi Marvel sejak tujuh bulan yang lalu sudah beredar di beberapa pasar di Kota Denpasar seperti Pasar Badung, Pasar Kumbasari, Pasar Kereneng, Pasar Batu Kandik. Ia juga sedang memperkenalkan Tahu Bandung di luar Kota Denpasar melalui beberapa resellernya.
Marvel sendiri berharap masyarakat Bali lebih mengenal kelebihan dari Tahu Bandung sebagai salah satu alternatif menikmati olahan berbahan dasar kedelai tersebut. “Semoga saya bisa menambah produksi dan masyarakat Bali menjadi lebih mengenal Tahu Bandung,” tandas pemuda 19 tahun asal Bandung, Jawa Barat ini. *adi
Komentar