PPKM, Pelayanan KB Tersendat
SINGARAJA, NusaBali
Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Jawa-Bali, termasuk di Buleleng, menyebabkan akses program Keluarga Berencana (KB) tersendat.
Sudah hampir satu bulan lebih semenjak PPKM diterapkan, Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak (P2KBP3A) Buleleng, meniadakan sementara pelayanan KB secara langsung ke masyarakat.
Sementara, pendistribusian alat kontrasepsi untuk program KB masih disalurkan melalui pos-pos kader KB dan masing-masing fasilitas kesehatan Puskeswan yang tersebar di 9 kecamatan di Buleleng yang kemudian diambil peserta program. Berdasarkan data Dinas P2KBP3A Buleleng, yang mengikuti program KB ada sebanyak sekitar 136 ribu orang.
Kepala Dinas P2KBP3A, Made Arya Sukerta, menyampaikan, dari jumlah tersebut tidak semuanya terlayani lagi karena ada yang sudah tidak lagi dalam kategori masa subur atau sudah tidak masuk dalam kategori produktif. "Yang termasuk masa subur sekitar 92 ribu orang," ujar Arya Sukerta, dikonfirmasi Minggu (5/9) siang.
Dari jumlah 92 ribu orang yang ditargetkan, sampai bulan Juli 2021 yang terealisasi di fasilitas kesehatan (faskes) sekitar 1.973 orang. Sedangkan untuk pelayanan mandiri dari Dinas P2KBP3A sekitar 2.486 orang. "Jadi total yang telah menerima sekitar 4.000 orang lebih, masih jauh dari target," aku Arya Sukerta.
Arya Sukerta mengakui, masih minimnya jumlah peserta program yang terlayani ini lantaran terkendala pandemi Covid-19 dan PPKM. Kegiatan pendistribusian alat kontrasepsi secara langsung ke masyarakat masih tersendat lantaran imbauan untuk tidak melakukan kegiatan yang menimbulkan kerumunan. "Capaian ini dikarenakan adanya pandemi dan PPKM, jadi kita sudah hampir satu bulan tidak melayani ke masyarakat," imbuhnya
Di sisi lain, untuk mengantisipasi terjadinya ledakan jumlah kelahiran di tahun 2021 ini, berbagai kebijakan dilakukan Dinas P2KBP3A. Pihaknya melakukan cara lain dengan menghimbau masyarakat menggunakan pil KB serta menggunakan alat kontrasepsi.
"Kami ubah agar caranya berbeda. Yang kemarin menggunakan KB jangka panjang kami sarankan menggunakan pil dan kondom, dengan begitu mereka tak perlu ke faskes, tinggal kita suplai nanti ke masyarakat," pungkas Arya Sukerta. *mz
1
Komentar