Demo Taksi Online Dinilai Ganggu Pariwisata Bali
Demo ratusan pelaku transportasi yang terdiri dari sopir taksi konvensional dan jasa angkutan pariwisata lokal di kawasan Kuta, beberapa waktu lalu ditanggapi Ketua Paguyuban Transport Online Bali (PTOB), Wayan Suata.
DENPASAR, NusaBali
Menurutnya, unjuk rasa itu tidak pada tempatnya dan menyebabkan tergangunya sektor pariwisata "Saya mengkritisi warga masyarakat yang melakukan demonstrasi sampai menganggu akses pelayanan umum dan pariwisata, seperti yang baru-baru ini terjadi di kawasan Patung Kuda (Patung Satria Gatot Kaca, Tuban, red) atau akses menuju Bandara Internasional Ngurah Rai," kata Suata yang juga Ketua Asosiasi Sopir Angkutan Pariwisata Freelance Bali (ASAPFB) kepada awak media di Denpasar, Kamis (12/1).
Ia mengatakan, tindakan unjuk rasa yang dilakukan para sopir di kawasan dekat Bandara Ngurah Rai tersebut mengakibatkan rasa terganggunya para wisatawan yang berkunjung di Bali. "Saya juga menyayangkan para pengunjuk rasa memaksa menyetop kendaraan taksi yang sedang mengangkut turis. Ini jelas menodai citra pariwisata Pulau Dewata," ujarnya.
Suata mengharapkan kepada aparat keamanan semestinya tidak membiarkan perilaku yang dilakukan para pendemo sampai menganggu arus lalu lintas. Begitu juga para pengunjuk rasa harus menyadari agar tidak sampai terganggu sektor pariwisata. "Saya berharap semua elemen masyarakat untuk menjaga Bali agar pariwisata tetap aman, termasuk juga melakukan unjuk rasa supaya tepat pada sasaran dan sesuai izin yang diajukan kepada aparat keamanan," ucap pengusaha asal Legian, Kuta.
Menurut dia, semua warga masyarakat secara bebas menyampaikan aspirasi kepada pemerintah maupun anggota DPRD, tetapi dalam negara demokrasi tentu harus mengacu pada aturan yang ada, termasuk lokasi penyampaian pendapat itu sehingga tidak mengganggu masyarakat apalagi para wisatawan yang menjadi andalan Bali. "Jika semua aspirasi warga dilakukan dengan unjuk rasa tidak pada tempat yang semestinya seperti di kawasan pariwisata, maka sektor pariwisata Bali pasti akan terganggu yang tentunya merugikan masyarakat Bali sendiri," ujarnya. * isu
Ia mengatakan, tindakan unjuk rasa yang dilakukan para sopir di kawasan dekat Bandara Ngurah Rai tersebut mengakibatkan rasa terganggunya para wisatawan yang berkunjung di Bali. "Saya juga menyayangkan para pengunjuk rasa memaksa menyetop kendaraan taksi yang sedang mengangkut turis. Ini jelas menodai citra pariwisata Pulau Dewata," ujarnya.
Suata mengharapkan kepada aparat keamanan semestinya tidak membiarkan perilaku yang dilakukan para pendemo sampai menganggu arus lalu lintas. Begitu juga para pengunjuk rasa harus menyadari agar tidak sampai terganggu sektor pariwisata. "Saya berharap semua elemen masyarakat untuk menjaga Bali agar pariwisata tetap aman, termasuk juga melakukan unjuk rasa supaya tepat pada sasaran dan sesuai izin yang diajukan kepada aparat keamanan," ucap pengusaha asal Legian, Kuta.
Menurut dia, semua warga masyarakat secara bebas menyampaikan aspirasi kepada pemerintah maupun anggota DPRD, tetapi dalam negara demokrasi tentu harus mengacu pada aturan yang ada, termasuk lokasi penyampaian pendapat itu sehingga tidak mengganggu masyarakat apalagi para wisatawan yang menjadi andalan Bali. "Jika semua aspirasi warga dilakukan dengan unjuk rasa tidak pada tempat yang semestinya seperti di kawasan pariwisata, maka sektor pariwisata Bali pasti akan terganggu yang tentunya merugikan masyarakat Bali sendiri," ujarnya. * isu
1
Komentar