Pasien Sembuh Justru Dilaporkan Meninggal
Satgas Penanganan Covid-19 Denpasar Sebut Salah Input Data Akibat Human Error
Ni Nengah JG dan suaminya, I Made KD, menjalani Isoter di Hotel Prime Biz Kuta sejak 26 Agustus dan dinyatakan sembuh per 4 September
DENPASAR, NusaBali
Seorang pasien Covid-19, Ni Ketut JG, 22, yang sudah dinyatakan sembuh oleh pihak medis, justru diinput meninggal dunia dalam sistem aplikasi New All Recodrs (NAR) Satgas Penanganan Covid-19 Kota Denpasar. Polisi pun turun tangan selidiki kasus ini.
Ni Ketut JG merupakan pasien Covid-19 asal Desa Pangkung Paruk, Kecamatan Seririt, Buleleng, yang tinggal di kawasan Desa Padangsambian, Kecamatan Denpasar Barat. Dia sempat dirawat di tempat Isolasi Terpusat (Isoter) Hotel Prime Biz Kuta, Badung, sejak 26 Agustus hingga 4 September 2021. Perempuan berusia 22 tahun ini menjalani Isoter di hotel tersebut bersama suaminya, I Made KD.
Sumber di kepolisian menyebutkan, sebelum terkonfirmasi positif Covid-19, awalnya Ni Ketut JG hendak menjalani operasi atas penyakitnya di RS BaliMed Denpasar. Sesuai prosedur, sebelum dioperasi, dia lebih dulu harus di-rapid test antigen, dengan hasil reaktif. Karena reaktif, perempuan yang bekerja di salah satu garmen kawasan Denpasar Barat ini pun mesti dites Swab PCR di RSUD Wangaya, Den-pasar. Hasilnya, positif Covid-19.
Sehari kemudian, 25 Agustus 2021, Ni Ketut JG menjalani isolasi mandiri. Selanjutnya, sang suami I Made KD juga dites Swab PCR, ternyata hasilnya positif Covid-19. Maka, Ni Ketut JG dan suaminya, I Made KD, dijemput oleh Satgas Penanganan Covid-19 Kota Denpasar untuk dibawa ke tempat Isoter di Hotel Prime Biz Kuta, 26 Agustus 2021.
"Setelah 9 hari menjalani isolasi terpusat di hotel tersebut, Ni Ketut JG bersama suaminya dinyatakan sembuh dan diizinkan pulang, 4 September 2021 siang," ungkap sumber tersebut di Denpasar, Senin (6/9).
Setelah dinyatakan sembuh dari Covid-19, pasutri asal Seririt ini keluar dari tempat Isoter di Hotel Prima Biz Kuta yang disediakan pemerintah, Sabtu (4/9) siang pukul 11.30 Wita, tanpa ada masalah apa pun. Saat ini, Ni Ketut JG tengah istirahat di kampung halamannya di Seririt.
Namun, dalam sistem aplikasi NAR Satgas Penanganan Covid-19 Kota Denpasar, Ni Ketut JG justru dilaporkan meninggal. Data kematiannya diinput ke Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI.
Terungkapnya kasus salah input data kematian Covid-19 ini berawal ketika petugas Polresta Denpasar menelepon Shelly, HRD di perusahaan garmen tempat Ni Ketut JG bekerja, Sabtu petang pukul 18.00 Wita. Saat itu, Shelly ditelepon untuk minta konfirmasi apakah betul Ni Ketut JG yang merupakan karyawannya, sudah meninggal dunia? Masalahnya, berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota Denpasar, Ni Ketut JG dilaporkan meninggal.
Menerima informasi dari kepolisian tersebut, Shelly kaget. Sebab, dia justru belum mendapatkan informasi dari keluarga Ni Ketut JG. Kemudian, informasi itu diteruskan oleh Shelly kepada keluarga Ni Ketut JG di Seririt. Ternyata, Ni Ketut JG dalam keadaan sehat dan sedang istirahat bersama sang suami, I Made KD, di kampungnya.
Meski demikian, Ni Ketut JG tetap diinput sebagai pasien Covid-19 meninggal di dalam sistem NAR, Sabtu malam pukul 20.00 Wita. Padahal, orangnya sehat. Bahkan, Ni Ketut JG sendiri berencana mulai bekerja lagi pada perusahaan garmen tematnya kerja, Selasa (7/9) ini.
Kasat Reskrim Polresta Denpasar, Kompol Mikael Hutabarat, mengatakan pihaknya masih melakukan penyidikan atas kasus salah input data kematian pasien Covid-19 ini. Menurut Kompol Hutabarat, ada beberapa pihak yang sudah dimintai keterangannya dalam kasus tersebut. "Saat ini, kami masih meminta keterangan dari beberapa pihak," tandas Kompol Hutabarat, Senin kemarin.
Sementara itu, Pemkot Denpasar mengakui terjadinya salah input data kematian Covid-19 oleh tim di Dinas Kesehatan Denpasar. Menurut Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Denpasar, I Dewa Gede Rai, kesalahan input data itu adalah human eror, kemungkinan terjadi karena petugas kelelahan.
Namun, kata Dewa Rai, setelah tahu terjadi salah input, sorenya langsung diperbaiki dan status pasien yang dinyatakan meninggal dirubah menjadi sembuh. "Setelah data diinformasikan ke Fasyankes (fasilitas pelayanan kesehatan) yang menangani yakni Puskesmas II Denpasar Barat, ditemukan ada kesalahan input data. Lalu, diin-formasikan kembali ke petugas input data bahwa pasien bersangkutan tidak meninggal, melainkan sudah sembuh," jelas Dewa Rai saat dikonfirmasi terpisah di Denpasar, Senin kemarin.
Dengan koreksi tersebut, kata Dewa Rai, tim input data langsung melakukan perbaikan, Sabtu sore. "Tetapi, karena sistem sudah ditutup oleh pusat, sehingga besoknya, Minggu (5/9) pagi baru dilakukan perbaikan kembali. Data sudah kembali normal," tegas Kabid Humas dan Protokol Setda Kota Denpasar ini.
Menurut Dewa Rai, atas kejadian salah input data ini, Koordinator Tim Data Satgas Penanganan Covid-19 Kota Denpasar, AA Ngurah Bagus Arianata, sudah memberikan klarifikasi ke Polresta Denpasar. “Kami akui ini murni human error dari tim input data. Apalagi, data yang narus diinput banyak, tim juga kadang-kadang sampai malam bekerja. Jadi, human error pasti saja pernah terjadi," katanya.
Dewa Rai menegaskan, keslahan input data ini sudah diselesaikan, sehingga data yang sekarang sudah tak ada masalah lagi. "Ini hanya kesalahan input, jangan dibesar-besarkan. Kami sudah semaksimal mungkin bekerja sejak 1,5 tahun ini. Jadi kesalahan pasti saja terjadi tanpa disengaja," tegas Dewa Rai. *pol,mis
Ni Ketut JG merupakan pasien Covid-19 asal Desa Pangkung Paruk, Kecamatan Seririt, Buleleng, yang tinggal di kawasan Desa Padangsambian, Kecamatan Denpasar Barat. Dia sempat dirawat di tempat Isolasi Terpusat (Isoter) Hotel Prime Biz Kuta, Badung, sejak 26 Agustus hingga 4 September 2021. Perempuan berusia 22 tahun ini menjalani Isoter di hotel tersebut bersama suaminya, I Made KD.
Sumber di kepolisian menyebutkan, sebelum terkonfirmasi positif Covid-19, awalnya Ni Ketut JG hendak menjalani operasi atas penyakitnya di RS BaliMed Denpasar. Sesuai prosedur, sebelum dioperasi, dia lebih dulu harus di-rapid test antigen, dengan hasil reaktif. Karena reaktif, perempuan yang bekerja di salah satu garmen kawasan Denpasar Barat ini pun mesti dites Swab PCR di RSUD Wangaya, Den-pasar. Hasilnya, positif Covid-19.
Sehari kemudian, 25 Agustus 2021, Ni Ketut JG menjalani isolasi mandiri. Selanjutnya, sang suami I Made KD juga dites Swab PCR, ternyata hasilnya positif Covid-19. Maka, Ni Ketut JG dan suaminya, I Made KD, dijemput oleh Satgas Penanganan Covid-19 Kota Denpasar untuk dibawa ke tempat Isoter di Hotel Prime Biz Kuta, 26 Agustus 2021.
"Setelah 9 hari menjalani isolasi terpusat di hotel tersebut, Ni Ketut JG bersama suaminya dinyatakan sembuh dan diizinkan pulang, 4 September 2021 siang," ungkap sumber tersebut di Denpasar, Senin (6/9).
Setelah dinyatakan sembuh dari Covid-19, pasutri asal Seririt ini keluar dari tempat Isoter di Hotel Prima Biz Kuta yang disediakan pemerintah, Sabtu (4/9) siang pukul 11.30 Wita, tanpa ada masalah apa pun. Saat ini, Ni Ketut JG tengah istirahat di kampung halamannya di Seririt.
Namun, dalam sistem aplikasi NAR Satgas Penanganan Covid-19 Kota Denpasar, Ni Ketut JG justru dilaporkan meninggal. Data kematiannya diinput ke Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI.
Terungkapnya kasus salah input data kematian Covid-19 ini berawal ketika petugas Polresta Denpasar menelepon Shelly, HRD di perusahaan garmen tempat Ni Ketut JG bekerja, Sabtu petang pukul 18.00 Wita. Saat itu, Shelly ditelepon untuk minta konfirmasi apakah betul Ni Ketut JG yang merupakan karyawannya, sudah meninggal dunia? Masalahnya, berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota Denpasar, Ni Ketut JG dilaporkan meninggal.
Menerima informasi dari kepolisian tersebut, Shelly kaget. Sebab, dia justru belum mendapatkan informasi dari keluarga Ni Ketut JG. Kemudian, informasi itu diteruskan oleh Shelly kepada keluarga Ni Ketut JG di Seririt. Ternyata, Ni Ketut JG dalam keadaan sehat dan sedang istirahat bersama sang suami, I Made KD, di kampungnya.
Meski demikian, Ni Ketut JG tetap diinput sebagai pasien Covid-19 meninggal di dalam sistem NAR, Sabtu malam pukul 20.00 Wita. Padahal, orangnya sehat. Bahkan, Ni Ketut JG sendiri berencana mulai bekerja lagi pada perusahaan garmen tematnya kerja, Selasa (7/9) ini.
Kasat Reskrim Polresta Denpasar, Kompol Mikael Hutabarat, mengatakan pihaknya masih melakukan penyidikan atas kasus salah input data kematian pasien Covid-19 ini. Menurut Kompol Hutabarat, ada beberapa pihak yang sudah dimintai keterangannya dalam kasus tersebut. "Saat ini, kami masih meminta keterangan dari beberapa pihak," tandas Kompol Hutabarat, Senin kemarin.
Sementara itu, Pemkot Denpasar mengakui terjadinya salah input data kematian Covid-19 oleh tim di Dinas Kesehatan Denpasar. Menurut Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Denpasar, I Dewa Gede Rai, kesalahan input data itu adalah human eror, kemungkinan terjadi karena petugas kelelahan.
Namun, kata Dewa Rai, setelah tahu terjadi salah input, sorenya langsung diperbaiki dan status pasien yang dinyatakan meninggal dirubah menjadi sembuh. "Setelah data diinformasikan ke Fasyankes (fasilitas pelayanan kesehatan) yang menangani yakni Puskesmas II Denpasar Barat, ditemukan ada kesalahan input data. Lalu, diin-formasikan kembali ke petugas input data bahwa pasien bersangkutan tidak meninggal, melainkan sudah sembuh," jelas Dewa Rai saat dikonfirmasi terpisah di Denpasar, Senin kemarin.
Dengan koreksi tersebut, kata Dewa Rai, tim input data langsung melakukan perbaikan, Sabtu sore. "Tetapi, karena sistem sudah ditutup oleh pusat, sehingga besoknya, Minggu (5/9) pagi baru dilakukan perbaikan kembali. Data sudah kembali normal," tegas Kabid Humas dan Protokol Setda Kota Denpasar ini.
Menurut Dewa Rai, atas kejadian salah input data ini, Koordinator Tim Data Satgas Penanganan Covid-19 Kota Denpasar, AA Ngurah Bagus Arianata, sudah memberikan klarifikasi ke Polresta Denpasar. “Kami akui ini murni human error dari tim input data. Apalagi, data yang narus diinput banyak, tim juga kadang-kadang sampai malam bekerja. Jadi, human error pasti saja pernah terjadi," katanya.
Dewa Rai menegaskan, keslahan input data ini sudah diselesaikan, sehingga data yang sekarang sudah tak ada masalah lagi. "Ini hanya kesalahan input, jangan dibesar-besarkan. Kami sudah semaksimal mungkin bekerja sejak 1,5 tahun ini. Jadi kesalahan pasti saja terjadi tanpa disengaja," tegas Dewa Rai. *pol,mis
Komentar