Mal Berpotensi Kehilangan Rp 5 T Per Bulan
JAKARTA, NusaBali
Ketua Umum Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Alphonzus Widjaja mengungkapkan bahwa pusat perbelanjaan berpotensi kehilangan pendapatan hingga Rp 5 triliun per bulan selama pembatasan mobilitas.
"Selama ditutup sementara, maka pusat perbelanjaan (anggota APPBI di seluruh Indonesia ) berpotensi kehilangan pendapatan sekitar Rp 5 triliun setiap bulan," ujar Alphonzus seperti dilansir Kompas.com, Minggu (5/9).
Meski begitu, ia melihat saat ini sudah terjadi peningkatan pengunjung ke pusat perbelanjaan di Jakarta setelah diizinkan beroperasi kembali pada pertengahan Agustus 2021.
"Tingkat kunjungan ke pusat perbelanjaan meningkat secara bertahap sejak diberlakukan pelonggaran, namun memang peningkatannya cenderung lambat," ujarnya.
Saat ini, pusat perbelanjaan boleh beroperasi dengan pembatasan kapasitas pengunjung sebanyak 50 persen.
Hal ini, menurut Alphonzus, tetap belum bisa menutup biaya operasional yang cukup tinggi dari pusat perbelanjaan.
"Saat ini pusat perbelanjaan hanya diperbolehkan untuk beroperasional dengan kapasitas maksimal 50 persen saja yang mana tidak bisa mencukupi untuk menutupi biaya operasional," ungkapnya.
Alphonzus berharap tren peningkatan kunjungan ke pusat perbelanjaan akan terus meningkat seiring dengan adanya berbagai pelonggaran yang diberlakukan oleh pemerintah.
Dengan begitu, jika kondisi yang cukup baik ini bisa terus dipertahankan maka paling tidak bisa mengembalikan keterpurukan kondisi usaha yang terjadi pada bulan Juli dan Agustus akibat penutupan pusat perbelanjaan.
Dirinya mengatakan aplikasi Peduli Lindungi berharap bisa menjadi roda bisnis di pusat perbelanjaan mal bisa segera menggeliat di tengah pandemi Covid-19 seiring pelonggaran PPKM dan ketatnya penerapan protokol kesehatan oleh pengelola pusat perbelanjaan. *
Komentar