SLB C Dipindah, Ortu Murid Protes
“Mungkin kalau orangtua siswa melihat langsung kenyamanan sekolahnya itu (SLB B Negeri Jimbaran, red) dimana tempat anaknya akan belajar, pasti tidak akan ada penolakan lagi” (Disdik Provinsi Bali, TIA Kusuma Wardhani)
DENPASAR, NusaBali
Sekolah Luar Biasa (SLB) C dan C1 yang berada di Jalan Ahmad Yani, Denpasar Barat rencananya akan dipindah atau digabung ke SLB B Negeri Jimbaran. Namun rencana tersebut diprotes oleh sejumlah orangtua (ortu) murid lantaran jaraknya yang dianggap terlalu jauh. Sebagai bentuk protes, para orangtua ada yang berasal dari Tabanan, Gianyar, Karangasem, dan Klungkung ini sempat mendatangi Dinas Pendidikan Provinsi Bali.
"Kami ini dari jauh, jika dipindah ke Jimbaran maka akan lebih jauh lagi kita jemputnya, bagaiamana kita gak protes seperti ini," ujar salah satu orangtua siswa, kemarin.
Bahkan, orangtua murid ini mengancam akan melakukan demo ke DPRD Kota Denpasar dan DPRD Provinsi Bali, Senin (16/1). "Kami akan melakukan demo, soalnya ini kebijakannya terlalu jauh, kami sudah dekat di sini tambah ke Jimbaran. Kami ingin menuntut ini ke DPRD," katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Bali Tjokorda Istri Agung (TIA) Kusuma Wardhani saat dikonfirmasi, kemarin, membenarkan adanya rencana kepindahan atau relokasi SLB C tersebut. Diungkapkan sejak awal Gubernur Made Mangku Pastika menjabat, rencana pemindahan sudah digagas, lantaran sekolah SLB C di Jalan Ahmad Yani, Denpasar itu dianggap tidak layak baik dari segi akses jalan maupun tempat dan fasilitasnya.
TIA mengatakan, SLB C ini sempat akan dipindah atau direlokasi ke Jalan WR Supratman, Kesiman, Denpasar Timur (di lahan bekas Balitex, Tohpati), namun ditolak warga setempat, sehingga gagal direlokasi.
Namun rencana terus dilakukan hingga akhirnya memutuskan digabung dengan SLB B Negeri Jimbaran. Alasannya, karena sarana dan prasarana lebih luas, termasuk adanya asrama dan SDM pengelola dan pengajar yang mencukupi. Apalagi SLB Jimbaran ini merupakan SLB rujukan di Indonesia.
"Kemarin memang Kabag saya sudah bertemu dengan orangtua siswa, mungkin mereka (para orangtua murid) belum melihat langsung situasi di SLB B Jimbaran. Jika sudah, pasti tidak akan ada penolakan karena SLB itu merupakan sekolah percontohan di Indonesia. Bisa dilihat dari kemandirian anak jauh bisa lebih cepat. Pemerintah ingin memberikan pelayanan yang lebih baik,” kata TIA seraya menyebut keseluruhan lahan di SLB B Jimbaran itu mencapai 5,6 hektare. "Mungkin kalau orangtua siswa melihat langsung kenyamanan sekolahnya itu dimana tempat anaknya akan belajar, pasti tidak akan ada penolakan lagi. Yang pasti, fasilitas belajar dan kenyamanan belajar murid dan lain sebagainya lebih jauh lebih baik dari yang sekarang (SLB C di Jalan Ahmad Yani, red)," tandasnya.
Sementara itu, Kepala Sekolah SLB C I Made Gintil Muliartha enggan berkomentar banyak terkait kepindahan sekolah yang dipimpinnya ini. Pihaknya tidak mempermasalahkan apa yang diagendakan pemerintah. "Kami setuju-setuju saja tidak ada masalah, termasuk tenaga pengajar," ujarnya singkat. * cr63
"Kami ini dari jauh, jika dipindah ke Jimbaran maka akan lebih jauh lagi kita jemputnya, bagaiamana kita gak protes seperti ini," ujar salah satu orangtua siswa, kemarin.
Bahkan, orangtua murid ini mengancam akan melakukan demo ke DPRD Kota Denpasar dan DPRD Provinsi Bali, Senin (16/1). "Kami akan melakukan demo, soalnya ini kebijakannya terlalu jauh, kami sudah dekat di sini tambah ke Jimbaran. Kami ingin menuntut ini ke DPRD," katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Bali Tjokorda Istri Agung (TIA) Kusuma Wardhani saat dikonfirmasi, kemarin, membenarkan adanya rencana kepindahan atau relokasi SLB C tersebut. Diungkapkan sejak awal Gubernur Made Mangku Pastika menjabat, rencana pemindahan sudah digagas, lantaran sekolah SLB C di Jalan Ahmad Yani, Denpasar itu dianggap tidak layak baik dari segi akses jalan maupun tempat dan fasilitasnya.
TIA mengatakan, SLB C ini sempat akan dipindah atau direlokasi ke Jalan WR Supratman, Kesiman, Denpasar Timur (di lahan bekas Balitex, Tohpati), namun ditolak warga setempat, sehingga gagal direlokasi.
Namun rencana terus dilakukan hingga akhirnya memutuskan digabung dengan SLB B Negeri Jimbaran. Alasannya, karena sarana dan prasarana lebih luas, termasuk adanya asrama dan SDM pengelola dan pengajar yang mencukupi. Apalagi SLB Jimbaran ini merupakan SLB rujukan di Indonesia.
"Kemarin memang Kabag saya sudah bertemu dengan orangtua siswa, mungkin mereka (para orangtua murid) belum melihat langsung situasi di SLB B Jimbaran. Jika sudah, pasti tidak akan ada penolakan karena SLB itu merupakan sekolah percontohan di Indonesia. Bisa dilihat dari kemandirian anak jauh bisa lebih cepat. Pemerintah ingin memberikan pelayanan yang lebih baik,” kata TIA seraya menyebut keseluruhan lahan di SLB B Jimbaran itu mencapai 5,6 hektare. "Mungkin kalau orangtua siswa melihat langsung kenyamanan sekolahnya itu dimana tempat anaknya akan belajar, pasti tidak akan ada penolakan lagi. Yang pasti, fasilitas belajar dan kenyamanan belajar murid dan lain sebagainya lebih jauh lebih baik dari yang sekarang (SLB C di Jalan Ahmad Yani, red)," tandasnya.
Sementara itu, Kepala Sekolah SLB C I Made Gintil Muliartha enggan berkomentar banyak terkait kepindahan sekolah yang dipimpinnya ini. Pihaknya tidak mempermasalahkan apa yang diagendakan pemerintah. "Kami setuju-setuju saja tidak ada masalah, termasuk tenaga pengajar," ujarnya singkat. * cr63
Komentar