Ditandai Ritual Magayot 200 Meter
Pewaris tahta Puri Agung Peliatan, Desa Peliatan, Kecamatan Ubud, Gianyar, Tjokorda Gde Putra Nindia alias Cok Nindia, 56, kembali akan melanbgsungkan pawiwahan (upacara perkawinan) untuk kedua kalinya pada Sukra Kliwon Watugunung, Jumat (20/1) depan.
Sempat 2 Tahun Menduda, Cok Nindia Kembali Menikah
GIANYAR, NusaBali
Mantan Sekda Gianyar yang sempat menduda selama 2 tahun ini mempersunting Sagung Ratu Sri Jaya Laksmi,SE Ak, 46, wanita pujaan hati asal Puri Gede Penebel, Desa/Ke-camatan Penebel, Tabanan. Pawiwahan Cok Nindia nanti akan ditandai tradisi Magayot sejauh 200 meter.
Tradisi Magayot adalah ritual penyucian kedua mempalai dengan cara menyunggi dari sebuah titik jalan raya menuju lokasi upacara pawiwahan di Puri Agung Peliatan. Titik lokasi itu akan diambil dari jalan raya depan Bale Banjar Tengah, Desa Peliatan, lanjut Magayot dengan Bale Pangayotan (Joli) sekitar 200 meter ke arah utara Puri Agung Peliatan.
Titik jalan raya dimaksud sebagai lokasi pertama turunnya kedua mempelai dari perjalanan saat menjemput mempelai istri, Sagung Ratu Sri Jaya Laksmi, di Puri Gede Penebel. Prossi menjemput mempelai istri itu akan dilaksanakan pada Anggara Pahing Watugunung, Selasa (17/1). Upacara ini akan melibatkan para panglingsir Puri Agung Peliatan dan Puri Agung Ubud, serta sameton (keluarga besar) pamucuk (tertua) Keturunan Dalem Sukawati (KDS) se-Gianyar.
Sebelum upacara ngambil (menjemput mempelai istri), akan digelar ritual Masadok (mempermaklumkan untuk menikahi perempuan) kepada keluarga besar Puri Gede Penebel pada Saniscara Wage Dukut, Sabtu (14/1) ini. Sedangkan puncak upacara yang sekaligus acara resepsi pawiwahan dilaksanakan pada Sukra Kliwon Watugunung, Jumat, Puri Agung Peliatan. Saat puncak upacara ini, Cok Nindia akan mengundang Raja-raja se-Nusantara.
Cok Nindia sendiri menikah lagi setelah istrinya, AA Istri Wirastuti, lebar (meninggal) pada 17 April 2015 lalu. Dari pernikahannya dengan AA istri Wirastuti, Cok Nindia dikaruniai dua anak perempuan. “Setelah ditinggal istri, saya merasakan ada yang soleh (aneh) saat ke menghadiri kegiatan adat dan keagamaan tanpa ada pendamping,” jelas Cok Nidia soal alasannya menikah lagi saat dikonfirmasi NusaBali, Jumat (13/1).
Alasan lainnya, Cok Nindia merasa secara psikis agak berat menjalani hidup sebagai panglingsir puri, tanpa didampingi istri. Menurut Cok Nindia, niatnya menikahi Sagung Ratu sering terlontar secara spontan kepada teman-temannya. Salah satunya, disampaikan secara spontan kepada Raja Puri Tabanan, Ida Cokorda Anglurah Tabanan, saat kundangan pawiwahan di Puri Agung Gianya, 29 Januari 2016 lalu.
“Saat itu, saya langsung katakan kepada Anglurah Tabanan, indiyang yen wenten nak istri, rerehang tiyang asiki (Tolong jika ada perempuan, carikan saya seorang, Red),’’ kenang Cok Nindia yang sempat maju sebagai Calon Bupati (Cabup) Gianyar dari Golkar di Pilkada 2013.
Dari percakapan itu, ajung (ayah) dari Cokorda Istri Vera Nindia Putri, 21, dan Cokorda Istri Evita Nindia Putri, 18, ini mendapatkan nama calon istrinya, Sagung Ratu Sri Jaya Laksmi, asal Puri Gede Penebel. Sejak perkenalan di Denpasar, Cok Nindia dan Sagung Ratu intens berkomunikasi. Setelah merasa cocok dan nyambung dari hati ke hati, Cok Nindia kemudian memperkenalkan calon istrunya kepada dua putrinya yang masih gadis.
“Kedua putri saya ini setuju saya nikah lagi, asalkan calon istri saya punya sifat hampir sama dengan ibunya. Ya, mencintai keluarga di Puri Agung Peliatan dan setia mendampingi ajungnya turun ke masyarakat,” jelas tokoh puri kelahiran 6 Februari 1961 ini.
Jauh sebelum kenal dengan Sagung Ratu, Cok Nindia sudah nunas baos (mohon petunjuk) kepada Ida Pedanda Gde di Griya Gde, Desa Padangtegal, Kecamatan Ubud. Ida Pedanda memberikan petunjuk agar Cok Nindia mencari calon istri berstatus masih gadis, dari kalangan sesama puri, dan matang secara lahir-bathin. Syarat pokok ini karena Cok Nindia berstatus Panglingsir Puri Agung Peliatan.
Sementara itu, meski menyebar ribuan kartu undangan dan mengundang Raja-raja se-Nusantara, Cok Nindia tidak mau menyebut pernikahan keduanya ini sebuah pawiwahan agung (besar). ‘’Kami memang tidak memakai acara prewedding,’’ kata Cok Nindia.
Cok Nindia sendiri merupakan bantan birokrat yang lama menjabat Sekda Gianyar. Dia menjabat Sekda Gianyar sejak 25 Mei 2006 sampai Juni 2012. Cok Nidia pilih mundur dari jabatan Sekda, karena maju sebagai Cabup Gianyar ke Pilkada 2013, berpasangan dengan AA Ngurah Agung (tokoh Puri Agung Gianyar).
Dalam Pilkada Gianyar 2013, Cok Nindia-Ngurah Agung (Paket Ning) tarung head to head melawan pasangan AA Gde Agung Bharata-Made Agus Mahayastra (Paket Bagus) yang diusung PDIP. Agung Bharata merupakan tokoh Puri Agung Gianyar, kakak dari Ngurah Agung. Dalam tarung tersebut, Paket Bagus keluar sebagai pemenang Pilkada Gianyar 2013. * lsa
GIANYAR, NusaBali
Mantan Sekda Gianyar yang sempat menduda selama 2 tahun ini mempersunting Sagung Ratu Sri Jaya Laksmi,SE Ak, 46, wanita pujaan hati asal Puri Gede Penebel, Desa/Ke-camatan Penebel, Tabanan. Pawiwahan Cok Nindia nanti akan ditandai tradisi Magayot sejauh 200 meter.
Tradisi Magayot adalah ritual penyucian kedua mempalai dengan cara menyunggi dari sebuah titik jalan raya menuju lokasi upacara pawiwahan di Puri Agung Peliatan. Titik lokasi itu akan diambil dari jalan raya depan Bale Banjar Tengah, Desa Peliatan, lanjut Magayot dengan Bale Pangayotan (Joli) sekitar 200 meter ke arah utara Puri Agung Peliatan.
Titik jalan raya dimaksud sebagai lokasi pertama turunnya kedua mempelai dari perjalanan saat menjemput mempelai istri, Sagung Ratu Sri Jaya Laksmi, di Puri Gede Penebel. Prossi menjemput mempelai istri itu akan dilaksanakan pada Anggara Pahing Watugunung, Selasa (17/1). Upacara ini akan melibatkan para panglingsir Puri Agung Peliatan dan Puri Agung Ubud, serta sameton (keluarga besar) pamucuk (tertua) Keturunan Dalem Sukawati (KDS) se-Gianyar.
Sebelum upacara ngambil (menjemput mempelai istri), akan digelar ritual Masadok (mempermaklumkan untuk menikahi perempuan) kepada keluarga besar Puri Gede Penebel pada Saniscara Wage Dukut, Sabtu (14/1) ini. Sedangkan puncak upacara yang sekaligus acara resepsi pawiwahan dilaksanakan pada Sukra Kliwon Watugunung, Jumat, Puri Agung Peliatan. Saat puncak upacara ini, Cok Nindia akan mengundang Raja-raja se-Nusantara.
Cok Nindia sendiri menikah lagi setelah istrinya, AA Istri Wirastuti, lebar (meninggal) pada 17 April 2015 lalu. Dari pernikahannya dengan AA istri Wirastuti, Cok Nindia dikaruniai dua anak perempuan. “Setelah ditinggal istri, saya merasakan ada yang soleh (aneh) saat ke menghadiri kegiatan adat dan keagamaan tanpa ada pendamping,” jelas Cok Nidia soal alasannya menikah lagi saat dikonfirmasi NusaBali, Jumat (13/1).
Alasan lainnya, Cok Nindia merasa secara psikis agak berat menjalani hidup sebagai panglingsir puri, tanpa didampingi istri. Menurut Cok Nindia, niatnya menikahi Sagung Ratu sering terlontar secara spontan kepada teman-temannya. Salah satunya, disampaikan secara spontan kepada Raja Puri Tabanan, Ida Cokorda Anglurah Tabanan, saat kundangan pawiwahan di Puri Agung Gianya, 29 Januari 2016 lalu.
“Saat itu, saya langsung katakan kepada Anglurah Tabanan, indiyang yen wenten nak istri, rerehang tiyang asiki (Tolong jika ada perempuan, carikan saya seorang, Red),’’ kenang Cok Nindia yang sempat maju sebagai Calon Bupati (Cabup) Gianyar dari Golkar di Pilkada 2013.
Dari percakapan itu, ajung (ayah) dari Cokorda Istri Vera Nindia Putri, 21, dan Cokorda Istri Evita Nindia Putri, 18, ini mendapatkan nama calon istrinya, Sagung Ratu Sri Jaya Laksmi, asal Puri Gede Penebel. Sejak perkenalan di Denpasar, Cok Nindia dan Sagung Ratu intens berkomunikasi. Setelah merasa cocok dan nyambung dari hati ke hati, Cok Nindia kemudian memperkenalkan calon istrunya kepada dua putrinya yang masih gadis.
“Kedua putri saya ini setuju saya nikah lagi, asalkan calon istri saya punya sifat hampir sama dengan ibunya. Ya, mencintai keluarga di Puri Agung Peliatan dan setia mendampingi ajungnya turun ke masyarakat,” jelas tokoh puri kelahiran 6 Februari 1961 ini.
Jauh sebelum kenal dengan Sagung Ratu, Cok Nindia sudah nunas baos (mohon petunjuk) kepada Ida Pedanda Gde di Griya Gde, Desa Padangtegal, Kecamatan Ubud. Ida Pedanda memberikan petunjuk agar Cok Nindia mencari calon istri berstatus masih gadis, dari kalangan sesama puri, dan matang secara lahir-bathin. Syarat pokok ini karena Cok Nindia berstatus Panglingsir Puri Agung Peliatan.
Sementara itu, meski menyebar ribuan kartu undangan dan mengundang Raja-raja se-Nusantara, Cok Nindia tidak mau menyebut pernikahan keduanya ini sebuah pawiwahan agung (besar). ‘’Kami memang tidak memakai acara prewedding,’’ kata Cok Nindia.
Cok Nindia sendiri merupakan bantan birokrat yang lama menjabat Sekda Gianyar. Dia menjabat Sekda Gianyar sejak 25 Mei 2006 sampai Juni 2012. Cok Nidia pilih mundur dari jabatan Sekda, karena maju sebagai Cabup Gianyar ke Pilkada 2013, berpasangan dengan AA Ngurah Agung (tokoh Puri Agung Gianyar).
Dalam Pilkada Gianyar 2013, Cok Nindia-Ngurah Agung (Paket Ning) tarung head to head melawan pasangan AA Gde Agung Bharata-Made Agus Mahayastra (Paket Bagus) yang diusung PDIP. Agung Bharata merupakan tokoh Puri Agung Gianyar, kakak dari Ngurah Agung. Dalam tarung tersebut, Paket Bagus keluar sebagai pemenang Pilkada Gianyar 2013. * lsa
1
Komentar