Menteri PPPA Gelontor Bantuan Untuk Keluarga Korban Covid-19
DENPASAR, NusaBali
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Gusti Ayu Bintang Darmawati menyerahkan bantuan kepada anak dan perempuan yang menjadi kepala keluarga akibat terpapar Covid-19. Program bantuan itu bekerjasama dengan Pemerintah Provinsi Bali, Forum Zakat, Kura-Kura Bali dan PT Indo Non Woven.
Dalam Acara Kunjungan dan Penyerahan Kebutuhan Spesifik bagi Anak Yatim, Piatu dan Yatim Piatu bertempat di Gedung Wiswa Sabha Utama, Kantor Gubernur Bali Niti Mandala Denpasar, Sabtu (11/9), Menteri PPPA I Gusti Ayu Bintang Darmawati, menyampaikan rasa duka yang mendalam untuk anak-anak yang harus kehilangan orangtua akibat terpapar Covid-19.
“Meskipun harus kehilangan salah satu bahkan kedua orangtua, tetaplah jangan berhenti berharap karena adik-adik akan tetap jadi anak-anaknya Indonesia yang jadi tanggung jawab kita semua,” katanya.
I Gusti Ayu Bintang Darmawati alias Bintang Puspayoga ini menyebutkan dampak pandemi saat ini sangat dirasakan perempuan dan anak sehingga sesuai dengan amanah undang-undang pemenuhan akan kebutuhannya harus dilakukan sesulit apapun.
“Untuk itu kami berperan aktif bersama kolaborasi pemerintah dan rekan-rekan swasta karena bantuan kita masih jauh dari cukup namun dapat sebagai langkah awal bagi anak-anak yang kurang beruntung ini,” katanya. Dia berharap nantinya mereka akan jadi anak yang beruntung di masa depan. Pendidikannya tidak boleh putus, hak-hak dasar harus diupayakan bersama.
Bintang Puspayoga juga akan berkoordinasi dan berkomunikasi intens dengan Kementerian/Lembaga terkait serta Dinas Sosial dan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak di daerah untuk menjamin pendidikan dan keberlangsungan hidup anak, termasuk dari sisi mental dan psikis anak bersangkutan.
“Kehadiran kami di sini untuk memastikan anak-anak yang kehilangan orang tua mendapatkan pendampingan psikis agar lebih kuat, serta memastikan hak pendidikan dan kebutuhan dasar mereka terpenuhi," katanya.
Dari data yang didapatkan setelah berkolaborasi dengan UNICEF, secara nasional di Indonesia 20.887 anak harus menjadi yatim, piatu bahkan yatim piatu selama masa pandemi Covid-19. Khusus di Bali ada 265 anak, namun untuk bantuan diberikan untuk 234 anak yang setelah diverifikasi merupakan anak yang kondisinya perlu bantuan secepatnya dan sisanya setelah dilihat kondisinya cukup memadai dari pengasuhan keluarga atau kerabat dekat. “Tetap dipastikan, anak-anak terutama yang yatim piatu harus di tangan yang tepat karena kita tidak mau ada penelantaran anak bahkan trafficking (perdagangan anak) nantinya. Untuk pengasuh pengganti, juga kita siapkan pusat pembelajaran keluarga," katanya.
Dalam penyaluran bantuan yang secara simbolis diserahkan kepada 5 orang anak serta 2 perempuan tersebut, secara rinci akan disalurkan bantuan 24 paket kebutuhan spesifik anak dan 8 paket bantuan untuk perempuan bagi Kota Denpasar.
Berikutnya, Gianyar ada 44 paket spesifik anak dan 25 paket bantuan perempuan, Kabupaten Jembrana 66 paket bantuan anak dan 43 paket bantuan perempuan, Tabanan 4 paket bantuan anak, Karangasem 38 paket bantuan anak dan 17 paket bantuan perempuan, dan Buleleng 2 paket bantuan anak dan 1 paket bantuan perempuan.
Sedangkan untuk Kabupaten Bangli disalurkan 28 paket bantuan anak dan 15 paket bantuan perempuan, disusul Kabupaten Badung berupa 5 paket bantuan anak dan 4 paket bantuan perempuan. Terakhir, Kabupaten Klungkung dengan 23 paket bantuan anak dan 8 paket bantuan perempuan.
"Efek pandemi juga menyebabkan banyak anak kehilangan orang tua dan juga para ibu kehilangan suami, sehingga harus mengasuh anak-anaknya. Kita fasilitasi anak-anak ini masuk Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (TPKS) karena anak-anak ini harus dibantu,” kata Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Bali Dewa Made Indra.
Pemprov Bali sangat berterima kasih kepada Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) I Gusti Ayu Bintang Darmawati, DPR RI hingga pihak swasta yang memberi perhatian luar biasa sehingga lebih serius lagi untuk ke depannya dalam melakukan kolaborasi pemerintah pusat, DPR, para donatur, lalu Pemprov dan Pemkab serta Pemkot untuk bergotong-royong menunjukkan bentuk kepedulian bersama.
Setelah melakukan penyerahan bantuan secara simbolis di Gedung Wiswa Sabha Utama, Kantor Gubernur Bali, Menteri Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak, I Gusti Ayu Bintang Darmawati atau yang biasa dipanggil Bintang Puspayoga melakukan kunjungan dan memberikan bantuan untuk tiga anak yatim dan ibunya yang kini menjadi kepala keluarga karena suaminya meninggal dunia akibat terpapar Covid-19 di Jalan Tukad Pancoran Gang XII C Banjar Bekul, Denpasar. Hal serupa juga dilakukan untuk keluarga korban terpapar Covid-19 di Lingkungan Gede, Kelurahan Subagan, Kecamatan/Kabupaten Karangasem.
Kedatangan Menteri Bintang Puspayoga ini didampingi Kadis Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Provinsi Bali I Dewa Gede Mahendra Putra, Bupati Karangasem I Gede Dana, Sekda Karangasem I Ketut Sedana Merta dan Kadis Kesehatan yang juga Plt Kadis PPPA I Gusti Bagus Putra Pertama.
Istri dari korban meninggal terpapar Covid-19 I Gusti Ngurah Made Nata, yakni Ni Putu Reliani didampingi tiga anaknya I Gusti Bagus Mahendra Danuartha siswa kelas XI MIPA 1 SMAN 2 Amlapura, I Gusti Ayu Kemala siswi kelas X IPS 1 SMAN 2 Amlapura dan I Gusti Ayu Sriska Pradnyatha siswi kelas VI SDN 4 Subagan, Kecamatan Karangasem, tampak terharu atas kedatangan Menteri Bintang Purpayoga.
Ni Putu Reliani pun menceritakan suaminya I Gusti Ngurah Made Nata memiliki penyakit bawaan saraf kejepit, kemudian penyakitnya kambuh setelah dirawat di rumah sakit lalu dinyatakan positif Covid-19 dan meninggal dunia bertepatan HUT RI, 17 Agustus 2021 lalu.
Karena teringat dengan nasib suaminya yang meninggal karena Covid-19, mata Ni Putu Reliani tampak berkaca-kaca, dari kedua bola matanya berlinang air mata. Selanjutnya Menteri Bintang Puspayoga memanggil ketiga anak dari Ni Putu Reliani untuk duduk berjejer di samping ibunya.
"Anak-anak harus tetap sekolah, ini ada pak Bupati Karangasem yang akan membantu, jangan khawatir," pinta Bintang Puspayoga. Selanjutnya putri bungsu Ni Putu Reliani, yakni I Gusti Ayu Sriska Pradnyatha mendekati Menteri Bintang Puspayoga, kemudian memeluk sang menteri sambil menangis. "Berhenti menangis ya, biar bapak senang di sana. Ah, malah menangis, ibu yakin nanti kamu akan jadi anak yang hebat," katanya.
Ni Putu Reliani usai dikunjungi Menteri PPPA mengaku telah dua tahun menumpang di rumah iparnya atau adik sang suami, I Gusti Lanang Suryawan. "Rumah sebelumnya telah dilelang bank, makanya kami sekeluarga menumpang di rumah ipar," jelas Putu Reliani, yang sehari-hari sebagai penjahit ini. Dia pun berharap agar mendapatkan bantuan untuk kelanjutan pendidikan anak-anaknya.
Sementara Bupati Karangasem I Gede Dana berjanji membantu anak-anak yatim, anak piatu atau anak yatim piatu yang orangtuanya meninggal karena Covid-19. "Kami siap membantu, nanti kalau ada masalah, sampaikan saja melalui lurah," pinta I Gede Dana. *k16, mis, ant
“Meskipun harus kehilangan salah satu bahkan kedua orangtua, tetaplah jangan berhenti berharap karena adik-adik akan tetap jadi anak-anaknya Indonesia yang jadi tanggung jawab kita semua,” katanya.
I Gusti Ayu Bintang Darmawati alias Bintang Puspayoga ini menyebutkan dampak pandemi saat ini sangat dirasakan perempuan dan anak sehingga sesuai dengan amanah undang-undang pemenuhan akan kebutuhannya harus dilakukan sesulit apapun.
“Untuk itu kami berperan aktif bersama kolaborasi pemerintah dan rekan-rekan swasta karena bantuan kita masih jauh dari cukup namun dapat sebagai langkah awal bagi anak-anak yang kurang beruntung ini,” katanya. Dia berharap nantinya mereka akan jadi anak yang beruntung di masa depan. Pendidikannya tidak boleh putus, hak-hak dasar harus diupayakan bersama.
Bintang Puspayoga juga akan berkoordinasi dan berkomunikasi intens dengan Kementerian/Lembaga terkait serta Dinas Sosial dan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak di daerah untuk menjamin pendidikan dan keberlangsungan hidup anak, termasuk dari sisi mental dan psikis anak bersangkutan.
“Kehadiran kami di sini untuk memastikan anak-anak yang kehilangan orang tua mendapatkan pendampingan psikis agar lebih kuat, serta memastikan hak pendidikan dan kebutuhan dasar mereka terpenuhi," katanya.
Dari data yang didapatkan setelah berkolaborasi dengan UNICEF, secara nasional di Indonesia 20.887 anak harus menjadi yatim, piatu bahkan yatim piatu selama masa pandemi Covid-19. Khusus di Bali ada 265 anak, namun untuk bantuan diberikan untuk 234 anak yang setelah diverifikasi merupakan anak yang kondisinya perlu bantuan secepatnya dan sisanya setelah dilihat kondisinya cukup memadai dari pengasuhan keluarga atau kerabat dekat. “Tetap dipastikan, anak-anak terutama yang yatim piatu harus di tangan yang tepat karena kita tidak mau ada penelantaran anak bahkan trafficking (perdagangan anak) nantinya. Untuk pengasuh pengganti, juga kita siapkan pusat pembelajaran keluarga," katanya.
Dalam penyaluran bantuan yang secara simbolis diserahkan kepada 5 orang anak serta 2 perempuan tersebut, secara rinci akan disalurkan bantuan 24 paket kebutuhan spesifik anak dan 8 paket bantuan untuk perempuan bagi Kota Denpasar.
Berikutnya, Gianyar ada 44 paket spesifik anak dan 25 paket bantuan perempuan, Kabupaten Jembrana 66 paket bantuan anak dan 43 paket bantuan perempuan, Tabanan 4 paket bantuan anak, Karangasem 38 paket bantuan anak dan 17 paket bantuan perempuan, dan Buleleng 2 paket bantuan anak dan 1 paket bantuan perempuan.
Sedangkan untuk Kabupaten Bangli disalurkan 28 paket bantuan anak dan 15 paket bantuan perempuan, disusul Kabupaten Badung berupa 5 paket bantuan anak dan 4 paket bantuan perempuan. Terakhir, Kabupaten Klungkung dengan 23 paket bantuan anak dan 8 paket bantuan perempuan.
"Efek pandemi juga menyebabkan banyak anak kehilangan orang tua dan juga para ibu kehilangan suami, sehingga harus mengasuh anak-anaknya. Kita fasilitasi anak-anak ini masuk Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (TPKS) karena anak-anak ini harus dibantu,” kata Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Bali Dewa Made Indra.
Pemprov Bali sangat berterima kasih kepada Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) I Gusti Ayu Bintang Darmawati, DPR RI hingga pihak swasta yang memberi perhatian luar biasa sehingga lebih serius lagi untuk ke depannya dalam melakukan kolaborasi pemerintah pusat, DPR, para donatur, lalu Pemprov dan Pemkab serta Pemkot untuk bergotong-royong menunjukkan bentuk kepedulian bersama.
Setelah melakukan penyerahan bantuan secara simbolis di Gedung Wiswa Sabha Utama, Kantor Gubernur Bali, Menteri Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak, I Gusti Ayu Bintang Darmawati atau yang biasa dipanggil Bintang Puspayoga melakukan kunjungan dan memberikan bantuan untuk tiga anak yatim dan ibunya yang kini menjadi kepala keluarga karena suaminya meninggal dunia akibat terpapar Covid-19 di Jalan Tukad Pancoran Gang XII C Banjar Bekul, Denpasar. Hal serupa juga dilakukan untuk keluarga korban terpapar Covid-19 di Lingkungan Gede, Kelurahan Subagan, Kecamatan/Kabupaten Karangasem.
Kedatangan Menteri Bintang Puspayoga ini didampingi Kadis Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Provinsi Bali I Dewa Gede Mahendra Putra, Bupati Karangasem I Gede Dana, Sekda Karangasem I Ketut Sedana Merta dan Kadis Kesehatan yang juga Plt Kadis PPPA I Gusti Bagus Putra Pertama.
Istri dari korban meninggal terpapar Covid-19 I Gusti Ngurah Made Nata, yakni Ni Putu Reliani didampingi tiga anaknya I Gusti Bagus Mahendra Danuartha siswa kelas XI MIPA 1 SMAN 2 Amlapura, I Gusti Ayu Kemala siswi kelas X IPS 1 SMAN 2 Amlapura dan I Gusti Ayu Sriska Pradnyatha siswi kelas VI SDN 4 Subagan, Kecamatan Karangasem, tampak terharu atas kedatangan Menteri Bintang Purpayoga.
Ni Putu Reliani pun menceritakan suaminya I Gusti Ngurah Made Nata memiliki penyakit bawaan saraf kejepit, kemudian penyakitnya kambuh setelah dirawat di rumah sakit lalu dinyatakan positif Covid-19 dan meninggal dunia bertepatan HUT RI, 17 Agustus 2021 lalu.
Karena teringat dengan nasib suaminya yang meninggal karena Covid-19, mata Ni Putu Reliani tampak berkaca-kaca, dari kedua bola matanya berlinang air mata. Selanjutnya Menteri Bintang Puspayoga memanggil ketiga anak dari Ni Putu Reliani untuk duduk berjejer di samping ibunya.
"Anak-anak harus tetap sekolah, ini ada pak Bupati Karangasem yang akan membantu, jangan khawatir," pinta Bintang Puspayoga. Selanjutnya putri bungsu Ni Putu Reliani, yakni I Gusti Ayu Sriska Pradnyatha mendekati Menteri Bintang Puspayoga, kemudian memeluk sang menteri sambil menangis. "Berhenti menangis ya, biar bapak senang di sana. Ah, malah menangis, ibu yakin nanti kamu akan jadi anak yang hebat," katanya.
Ni Putu Reliani usai dikunjungi Menteri PPPA mengaku telah dua tahun menumpang di rumah iparnya atau adik sang suami, I Gusti Lanang Suryawan. "Rumah sebelumnya telah dilelang bank, makanya kami sekeluarga menumpang di rumah ipar," jelas Putu Reliani, yang sehari-hari sebagai penjahit ini. Dia pun berharap agar mendapatkan bantuan untuk kelanjutan pendidikan anak-anaknya.
Sementara Bupati Karangasem I Gede Dana berjanji membantu anak-anak yatim, anak piatu atau anak yatim piatu yang orangtuanya meninggal karena Covid-19. "Kami siap membantu, nanti kalau ada masalah, sampaikan saja melalui lurah," pinta I Gede Dana. *k16, mis, ant
Komentar