Lahan Kering Dimanfaatkan Untuk Edukasi Pertanian
SINGARAJA, NusaBali
Kelompok tani di Banjar Dinas Batulumbang, Desa Penuktukan, Kecamatan Tejakula, Buleleng, memanfaatkan lahan kering untuk dijadikan kebun sayuran.
Mereka bertani di lahan yang minim air serta tidak produktif sejak bertahun-tahun lamanya. Selain dimanfaatkan untuk menanam tanaman pangan, kebun tersebut juga dijadikan sarana edukasi pertanian.
Mereka adalah Kelompok Tani Organik Persadha yang dipelopori Nyoman Suartika, 48, Gede Wiriandana, 49, dan Ketut Murtawan, 26,. Kelompok ini memanfaatkan lahan kering seluas sekitar 93 are. Lahan yang sebelumnya tidak produktif ini kini ditanami jenis tanaman yang memiliki nilai jual dengan waktu panen singkat seperti Cabai, Terong, Kol, dengan memakai konsep bertani tumpang sari.
Di lahan tersebut, sudah ditanami bibit Cabai Besar sebanyak 400, bibit Terong sebanyak 200, bibit Kol 100, dan Cabai Kriting sekitar 2.000. Tanaman itu terus akan dikembangkan sebagai sarana edukasi sekaligus pilot project untuk beberapa jenis tanaman lainnya. Ke depan akan dikembangkan di lahan milik warga lainnya yang juga telah lama kurang produktif.
Hingga saat ini biaya yang sudah dikeluarkan untuk membuka lahan pertanian tersebut telah mencapai Rp 3 juta. Dalam pembukaan lahan, pembibitan, hingga perawatan, kelompok ini mengerjakan dengan gotong royong. Namun, jika ada pihak-pihak yang ingin membantu kelompok ini tetap menyambut baik untuk menggeliatkan pertanian di Desa Penuktukan.
"Kalau biaya baru sekitar Rp 3 juta untuk bibit dan penanganannya sisanya kami kerjakan dengan iklas. Sementara untuk hasil dari penjualan, nantinya kami berencana gunakan untuk pembelian bibit sekaligus pengembangan agar bisa lebih dipeluas lagi," ujar salah satu penggagas Kelompok Tani Organik Persadha, Suartika, dikonfirmasi Minggu (12/9) siang.
Kelompok yang dibentuk sejak Februari lalu ini juga memanfaatkan lahan kering sekaligus mengedukasi warga yang datang untuk belajar bertani serta berbagi pengalaman pengembangan pertanian. "Ini murni kami lakukan untuk memancing atau mengedukasi warga lainnya. Kami juga siap datang ke tempat mereka mendampingi selama proses penanaman hingga berhasil," jelas Suartika.
Kata Suartika, kelompoknya terus membuka kesempatan untuk warga atau siapapun yang ingin belajar tentang pertanian. Apalagi di tengah pandemi Covid-19 agar masyarakat bisa tetap produktif. "Kami persilakan untuk datang dan tidak dipungut biaya apapun, sekaligus siap hadir ke tempat warga untuk sharing dan praktik langsung di lahan yang akan dijadikan tempat menanam," sebut Suartika.
"Harapannya dengan adanya pilot project pertanian yang kami lakukan ini, nantinya masyarakat bisa mencontoh untuk memanfaatkan lahan yang mereka miliki agar bisa diaktifkan untuk pertanian," harap Suartika.*mz
1
Komentar