Jembrana Dipilih Jadi Lokasi Syuting Film 'Harmoni'
NEGARA, NusaBali
Sebuah film semi dokumenter berjudul Harmoni diproduseri Masayu Chairani (ibu dari aktris dan penyanyi, Claudia Annisa alias Dea Annisa), memilih Kabupaten Jembrana sebagai lokasi syuting.
Film bertema sejarah masuknya Islam di Bali ini, akan mengangkat tentang kemajemukan masyarakat Jembrana yang dikenal akan toleransi dan harmonisasi antar umat beragama. Masayu Chairani mengatakan, Kabupaten Jembrana dipilih karena keberagaman unsur budaya dan kerukunan antar umatnya yang terjalin baik. Dia mengaku, sebelum syuting ini sempat berkeliling ke 96 kampung untuk menentukan lokasi yang cocok, dan akhirnya memilih lokasi di Jembrana. “Setelah ada di Jembrana ini saya melihat masyarakatnya sangat bertoleransi. Masyarakat antar umat itu saling menghormati. Bahkan dalam toleransi itu ada tradisi unik yang disebut ngejot, berbagi antar umat. Toleransi itu yang kita tonjolkan pada film Harmoni ini,” ujar Masayu saat jumpa pers di Rumah Jabatan Bupati Jembrana, Minggu (12/9).
Masayu menceritakan, ketertarikannya dengan Jembrana berawal saat dirinya sempat datang ke salah satu masjid di Jembrana. Saat itu, dirinya tidak sengaja mendengar percakapan masyarakat menggunakan bahasa Melayu, tetapi kental dengan logat Bali. Hal itu dianggapnya unik, di samping tingkat harmonisasi atau kerukunan antar umatnya yang tinggi. “Itu juga kenapa kita produksi film semi dokumenter ini di Jembrana,” ucapnya.
Menurut Masayu, sebenarnya banyak hal-hal mengenai toleransi antar umat beragama yang bisa diangkat menjadi film di Kabupaten Jembrana. Film semi dokumenter ‘Harmoni’ yang tengah digarap di Jembrana ini, hanya sebagai permulaan. “Film semi dokumenter hanya sebagai awal dulu. Karena skupnya kecil dan berdurasi sekitar 30 menit. Namun setelah ini, kami juga berencana membuat film layar lebar,” ucapnya.
Bupati Jembrana I Nengah Tamba mengatakan, Kabupaten Jembrana ini memang sejak dulu dikenal akan toleransi antar umat beragamanya yang tinggi hingga sekarang. Menurutnya, hal itu tentu memiliki nilai seni yang luar biasa. “Kami berharap dengan dibuatnya film semi dokumenter ini di Jembrana, akan membawa dampak positif terhadap Jembrana ke depannya. Sehingga Jembrana bisa dikenal se-Indonesia, bahkan dunia,” ucapnya.
Di samping itu, Bupati Tamba juga berharap kehadiran film Harmoni, bisa semakin memperkokoh kerukunan antar umat beragama di Jembrana. Terutama mengingatkan kepada generasi-generasi penerus di Jembrana agar tetap menjaga harmonisasi antar umat beragama. “Saya juga berharap film yang mengangkat harmonisasi kerukunan antar umat ini bisa lebih memperkuat toleransi umat di Jembrana, bahkan Indonesia. Sesuai dengan semboyan kita Bhineka Tunggal Ika,” ujarnya.
Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Bali Ida Penglingsir Agung Putra Sukahet yang hadir dalam jumpa pers tersebut, mengaku juga sangat mendukung produksi film yang menggambarkan kerukunan umat beragama di Jembrana. “Film ini tentu akan semakin memperkuat keyakinan kita akan toleransi antar umat. Negara kita dikenal akan keberagamannya. Melalui media film dokumenter ini, kita harapkan mampu menjembatani kita untuk lebih harmonis dan berkerukunan antar sesama,” ucapnya.
Dalam kesempatan jumpa pers di rumah jabatan Bupati Jembrana itu, juga dihadiri Ketua MUI Bali Mahrusun Hadiono, Sekda Jembrana I Made Budiasa, dan para tokoh FKUB Jembrana. Usai jumpa pers tersebut, rombongan yang dipimpin Bupati Tamba juga ikut terlibat di dalam film tersebut, dan langsung menuju lokasi syuting. Adapun titik lokasi syuting untuk film dokumenter itu, di antaranya Puri Agung Negara, Kelurahan Banjar Tengah, Kecamatan Negara, di Pantai Perancak, Desa Perancak, Kecamatan Jembrana, dan Masjid Agung Baitul Qadim di Kelurahan Loloan Timur, Kecamatan Negara. *ode
Komentar