Universitas Mahasaraswati dan STMIK STIKOM Indonesia Dukung Eksistensi Perajin Dupa
DENPASAR, NusaBali.com – Guna mendukung eksistensi perajin dupa yang terdampak pada masa pandemi Covid-19, Universitas Mahasaraswati Denpasar dan STMIK STIKOM Indonesia melakukan pendampingan berupa program Pengabdian kepada Masyarakat (PkM).
Perajin dupa sebagai pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dinilai sebagai sektor yang harus didukung karena mengalami penurunan kapasitas produksi. “Terjadi penurunan sejak pandemi lebih setahun lalu,” ungkap IGN Kade Dwi Mahendra, perajin dupa dengan label ‘Dupa Man’ku’ ini.
Selain Dupa Man’ku, dupa yang diproduksi di Banjar Tengah, Desa Mendoyo Dangin Tukad, Kecamatan Mendoyo, Kabupaten Jembrana ini juga memiliki merek Dupa Taksu Kembar. Dua merek ini pun sebenarnya sudah dikenal bukan hanya di Bali, melainkan juga menembus Sulawesi dan Sumatera.
“Dupa tidak hanya berfungsi sebagai sarana persembahyangan namun juga digunakan sebagai salah satu aromaterapi,” sebut Ajik Ngurah, sapaan akrab IGN Kade Dwi Mahendra.
Namun produksi sejak setahun belakangan terdampak pandemi yang menyebabkan produksi juga ikut menurun. Berdasarkan permasalahan tersebut, Universitas Mahasaraswati Denpasar dan STMIK STIKOM Indonesia bekerjasama melaksanakan program Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) untuk menjaga eksistensi UMKM Dupa Man’ku.
Program pengabdian ini melibatkan tiga orang dosen, yaitu Dr Ni Wayan Rustiarini SE MSi Ak, Ni Putu Nita Anggraini SE MM, dan I Ketut Sassu Budi Satwam SKom MKom. Pelaksanaan program ini didanai oleh Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional.
Program pengabdian ini meliputi tiga aspek, yaitu produksi, pemasaran, dan manajemen. “Dari sisi produksi, tim pengabdi memberikan bantuan perlengkapan produksi. Dari sisi pemasaran, tim pengabdi dan pemilik UMKM Dupa Man’ku merancang kemasan dupa yang efisien dan ramah lingkungan, yaitu berbahan dasar bambu,” kata Dr Ni Wayan Rustiarini SE MSi Ak.
Dalam rangka memperluas jangkauan pemasaran, tim pengabdi merancang website usaha, akun media sosial, dan katalog produk sebagai strategi promosi produk. “Selain itu, tim pengabdi menyediakan akun marketplace sehingga UMKM dapat melakukan penjualan secara online,” papar I Ketut Sassu Budi Satwam SKom MKom.
Sementara itu dari sisi manajemen usaha, pihak kampus melakukan pelatihan penggunaan aplikasi akuntansi yang bertujuan membantu pemilik UMKM menyusun laporan keuangan sesuai Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro, Kecil dan Menengah (SAK EMKM).
“Dengan demikian, program kerja pengabdian ini diharapkan dapat meningkatkan penjualan dan menjaga eksistensi UMKM dalam masa pandemi Covid-19,” terang Ni Putu Nita Anggraini SE MM. *
TONTON JUGA:
STIKI Social Engagement 2021, Pengabdian Kepada Masyarakat di SD Negeri 7 Kesiman
Komentar