Temui Perbekel, Plt Kadis Koperasi Sebut Miskomunikasi
Soal Kisruh Penyaluran BPUM di Desa Tegal Harum, Denbar
DENPASAR, NusaBali
Plt Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Kota Denpasar I Made Saryawan menemui Perbekel Tegal Harum I Komang Adi, Senin (13/9) untuk menyikapi kisruh penyaluran Bantuan Produktif Usaha Mikro (BPUM).
Menurutnya ini hanya masalah miskomunikasi warga dengan perangkat desa. Saryawan mengatakan dalam penyaluran BPUM ini, Desa dan Dinas Koperasi Kota hanya mendata masyarakat yang mengajukan bantuan, lalu mengusulkan ke Provinsi yang diteruskan ke pusat. “Nanti semuanya ditentukan pusat,” ujar Saryawan di ruang Perbekel Tegal Harum, Senin lalu.
Terkait data penerima BPUM yang beredar di masyarakat disebut dikeluarkan dari pusat. Data tersebut merupakan data keseluruhan dari penyaluran BPUM I, II hingga III. Dari nama tersebut nantinya bisa dicek ke bank yang ditentukan melalui e form/link yang sudah disediakan atau datang langsung ke bank. “Kemungkinan yang tidak dapat kemarin itu sudah dapat bantuan sebelumnya,” lanjut Perbekel Komang Adi.
Seperti diketahui, penyaluran Bantuan Produktif Usaha Mikro (BPUM) di DesaTegal Harum, Denpasar Barat, menuai keluhan. Sejumlah ibu-ibu yang sudah terdata sebagai penerima bahkan sampai menangis karena tidak bisa mencairkan bantuan di bank yang sudah ditunjuk pemerintah. Alasan bank, nama puluhan penerima tersebut tidak terdaftar sebagai penerima BPUM sebesar Rp 1.200.000.
Seorang warga di Jalan Patuha, Banjar Sangga Langit, Desa Tegal Harum, mengatakan awalnya mendapatkan WhatsApp dari Perbekel yang diteruskan oleh Kepala Dusun kepada warga yang akan menerima BPUM pada Kamis (9/9). Selain undangan untuk mencairkan bantuan, juga dikirim data penerima BPUM yang berhak mencairkan di bank yang sudah ditunjuk. “Nama istri saya dan beberapa penerima lainnya masuk dalam data penerima BPUM yang dikirimkan Desa Tegal Harum melalui Kadus. Ada sekitar 27.000 penerima se-Denpasar dalam data itu. Istri saya masuk sebagai salah satu penerima,” jelas warga yang enggan disebutkan namanya ini.
Selanjutnya pada Jumat (10/9) pukul 05.00 Wita, istrinya dan sejumlah penerima lainnya yang sebagian besar ibu-ibu sudah mengantre di depan bank yang sudah ditunjuk. Saat mendapatkan nomor antrean untuk mencairkan bantuan, beberapa penerima yang sebagian besar ibu-ibu ternyata dinyatakan tidak dapat mencairkan bantuan karena namanya tidak terdaftar di bank. *rez
1
Komentar