Babi Guling Putra Celagi, Pertahankan Resep Warisan Leluhur
BANGLI, NusaBali.com – Penggemar kuliner babi guling jika berada di Bangli jangan lupa mampir di warung Babi Guling Putra Celagi di Desa Apuan, Kecamatan Susut, Bangli.
Saking terkenalnya, kuliner babi guling Putra Celagi ini pun kerap diulas dan dijadikan konten dalam berbagai platform media sosial maupun YouTube. Warung Babi Guling ini selalu dipenuhi oleh pengunjung yang rela mengantre. “Rata-rata setiap hari ada 300 pengunjung,” kata I Wayan Pariasa, 26, pemilik usaha Babi Guling Putra Celagi ini, Minggu (19/9/2021).
Dalam sehari Babi Guling Putra Celagi dapat mengolah lima ekor babi, dengan rata-rata bobot per ekor babi 75 kilogram. “Kalau sebelum pandemi bisa 6 ekor babi dalam sehari, dengan bobot per ekor yang sama,” tutur Wayan Pariasa yang akrab disapa Paris ini.
Harga seporsi babi guling di sini beragam, dimulai dari harga Rp 15.000. “Bahkan jika ada warga sekitar sini ada yang beli Rp 7.000 pun saya kasih. Saya sangat fleksibel masalah harga,” terang Paris.
Babi Guling Putra Celagi buka dari pukul 07.00 hingga 16.00 Wita. Khusus pada cabang Babi Guling Putra Celagi yang berada di Desa Apuan dapat menampung 100 pengunjung. Selain makan di tempat, Babi Guling Putra Celagi juga menerima orderan nasi kotak, melayani pesanan babi guling utuh khusus untuk upacara.
Babi Guling Putra Celagi sendiri berdiri sejak 2012 dan kini memiliki lima cabang, yang berlokasi di Desa Apuan, Keramas, Serongga, Kemenuh, dan Bangli kota.
“Awalnya tahun 2012 cabang yang pertama di sini, di Apuan. Sebelum tahun 2012 saya masih aktif berjualan di acara tajen (sabung ayam, Red),” ujar Paris.
Tapi sejatinya kuliner babi guling yang dijalankannya adalah warisan dari generasi ke generasi sejak tahun 1960. Paris sendiri merupakan generasi ketiga yang mengelola Babi Guling Putra Celagi. “Sekitar tahun 1960an, nenek saya Ni Wayan Tumpu sudah berjualan kuliner babi guling, dulu sistem berjualannya yakni pada saat ada kegiatan tajen saja, jadi berjualan di acara tajen tersebut,” kisah Paris.
Adapun generasi kedua yang mewarisi usaha tersebut adalah ayahnya yang bernama I Nyoman Sadi. “Sekarang orangtua saya mempercayakan saya sebagai pengelola dan penerus usaha kuliner babi guling ini,” ujarnya.
Paris mengungkap rahasia Babi Guling Putra Celagi disukai adalah karena konsisten menjaga kualitas bahan baku yang digunakan. Resep yang digunakan pun tetap sama dengan yang diwariskan sang nenek. “Kalau babinya berasal dari Bangli dan Gianyar, saya cari yang dekat saja. Di samping itu juga untuk mendukung para peternak babi lokal yang ada di sini,” ujarnya.
Nama Babi Guling Putra Celagi sendiri, dijelaskan oleh Paris, berasal dari kata Putra yang menggambarkan dirinya sebagai seorang anak laki-laki. Sedangkan Celagi menjelaskan sebuah kawitan (leluhur).
Di balik pelanggan yang loyal, Paris mengakui ada masa-masa sulit yang harus dilalui. “Dulu satu ekor babi pun belum tentu habis dalam sehari, kadang hanya jualan untuk balik modal saja,” kenangnya.
Kini dengan adanya media sosial, Paris mengaku berdampak positif bagi usahanya. “Juga dibantu oleh pengunjung juga, terutama tour guide yang membawa wisatawan untuk makan di sini,” tutur Paris yang mengaku sejak 2012 hingga sekarang jualannya lancar.
Seiring dengan berkembangnya usaha, Paris memperkerjakan 35 orang karyawan untuk menjalankan usaja Babi Guling Putra Celagi miliknya.
Paris pun berharap agar usaha yang diwariskan kepadanya dapat berkembang, dan tetap diminati oleh masyarakat. “Saat ini banyak kuliner babi guling pendatang baru yang muncul permukaan, tapi saya tidak khawatir karena Babi Guling Putra Celagi sudah memiliki pelanggannya sendiri,” ujarnya.
Dirinya pun menyebutkan bahwa para pengunjung yang berdatangan bukan hanya dari Bangli saja, melainkan dari berbagai wilayah Kabupaten di Bali, seperti Denpasar, Mangupura, Singaraja, Karangasem, dan berbagai daerah lainnya. “Mudah-mudahan ke depannya dapat membuka cabang baru lagi, dan menambah kualitas pelayanan terhadap setiap pengunjung yang datang,” harap Paris. *rma
TONTON JUGA:
Iga Babi Bakar Permana |Bali Maknyus
Iga Babi Bakar Permana |Bali Maknyus
Komentar