HET Gula Dipatok Rp 12.500 per Kilogram
Dengan memperpendek jalur distribusi dan kerja sama antara delapan produsen dan distributor disepakati harga eceran tertinggi gula pasir Rp 12.500 per kilogram.
JAKARTA, NusaBali
Kementerian Perdagangan (Kemendag) menginisiasi kerja sama antara 8 produsen dan distributor gula dalam rangka menjaga stabilitas harga gula di pasaran. Dari kerja sama ini disepakati harga eceran tertinggi (HET) gula sebesar Rp 12.500 per kg di tingkat konsumen.
"Sudah menjadi tugas pemerintah bersama badan usaha milik negara dan sektor swasta untuk menjaga ketersediaan dan stabilitas harga barang kebutuhan pokok dengan harga yang terjangkau," ujar Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita di Kantor Kemendag, Jakarta, Senin (16/1).
Enggartiasto Lukita mengatakan, harga gula sebesar Rp 12.500 per kg ini merupakan amanat dari Presiden Joko Widodo (Jokowi). Hal ini dijalankan melalui skema memperpendek jalur distribusi. Enggar menyatakan pemerataan harga tersebut bisa terjadi karena pemerintah memperpendek jalur distribusi dan memfasilitasi kemitraan antara produsen dan distributor gula. "Untuk mencapai target, kami memperpendek jalur distribusi dengan meningkatkan peran serta BUMN, badan usaha milik daerah, dan sektor swasta," ucapnya.
Enggartiasto mengungkapkan, untuk tahap awal, produsen gula tersebut akan mendapatkan pasokan 400 ribu ton gula mentah (raw sugar) untuk diolah menjadi gula kristal putih (GKP). Nantinya GKP ini yang akan didistribusikan ke pasar melalui distributor. "Tahap pertama 400 ribu ton, nanti yang akan disalurkan. Nanti kita lihat perkembangannya," kata dia.
Enggar menambahkan, hal ini dilakukan dengan sudah mempertimbangkan keuntungan yang harus didapat sektor usaha. “Bapak sekalian tidak rugi, hanya berkurang keuntungannya," kata Enggar.
Berdasarkan hasil temuan Kementerian, kata Enggar, ada pihak yang margin keuntungannya lebih dari 100 persen. Tidak hanya itu, ada pula pihak yang suka memainkan harga secara spekulatif. Namun dia menjamin akan melindungi para pengusaha selama mereka menjalani usaha dengan benar. “Kalau perlu sesuatu kasih tahu, kami bantu," tuturnya.
Menurut Enggar, penetapan HET gula menjadi Rp 12.500 ini bertujuan untuk memperoleh keseimbangan. Petani sejahtera, pedagang untung, dan konsumen dapat harga terjangkau. Harga tersebut berlaku hampir di seluruh Indonesia. “Kecuali untuk daerah jauh terpencil, itu masih ada toleransi," ujarnya.
Dalam kurun waktu empat tahun terakhir, tren harga gula menjelang Natal dan Tahun Baru (periode September-Desember) cenderung naik antara 0,02 persen-0,38 persen. Tren harga pada 2016 lebih baik dibanding tahun-tahun sebelumnya yaitu turun 2,06 persen.
Sedangkan harga rata-rata nasional gula pada Januari 2017 sebesar Rp 14.087 per kg atau turun 0,33 persen dibandingkan harga rata-rata Desember 2016 yang sebesar Rp 14.133 per kg. Di sejumlah pasar Denpasar, harga gula pasir per kilogram di Rp 13.500, sedangkan harga rata-rata gula di beberapa daerah pada kisaran Rp 12.933 per kg di Jogjakarta sampai yang tertinggi Rp 17 ribu per kg di Tanjung Pinang, Tanjung Selor dan Manokwari. *ant, mao
"Sudah menjadi tugas pemerintah bersama badan usaha milik negara dan sektor swasta untuk menjaga ketersediaan dan stabilitas harga barang kebutuhan pokok dengan harga yang terjangkau," ujar Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita di Kantor Kemendag, Jakarta, Senin (16/1).
Enggartiasto Lukita mengatakan, harga gula sebesar Rp 12.500 per kg ini merupakan amanat dari Presiden Joko Widodo (Jokowi). Hal ini dijalankan melalui skema memperpendek jalur distribusi. Enggar menyatakan pemerataan harga tersebut bisa terjadi karena pemerintah memperpendek jalur distribusi dan memfasilitasi kemitraan antara produsen dan distributor gula. "Untuk mencapai target, kami memperpendek jalur distribusi dengan meningkatkan peran serta BUMN, badan usaha milik daerah, dan sektor swasta," ucapnya.
Enggartiasto mengungkapkan, untuk tahap awal, produsen gula tersebut akan mendapatkan pasokan 400 ribu ton gula mentah (raw sugar) untuk diolah menjadi gula kristal putih (GKP). Nantinya GKP ini yang akan didistribusikan ke pasar melalui distributor. "Tahap pertama 400 ribu ton, nanti yang akan disalurkan. Nanti kita lihat perkembangannya," kata dia.
Enggar menambahkan, hal ini dilakukan dengan sudah mempertimbangkan keuntungan yang harus didapat sektor usaha. “Bapak sekalian tidak rugi, hanya berkurang keuntungannya," kata Enggar.
Berdasarkan hasil temuan Kementerian, kata Enggar, ada pihak yang margin keuntungannya lebih dari 100 persen. Tidak hanya itu, ada pula pihak yang suka memainkan harga secara spekulatif. Namun dia menjamin akan melindungi para pengusaha selama mereka menjalani usaha dengan benar. “Kalau perlu sesuatu kasih tahu, kami bantu," tuturnya.
Menurut Enggar, penetapan HET gula menjadi Rp 12.500 ini bertujuan untuk memperoleh keseimbangan. Petani sejahtera, pedagang untung, dan konsumen dapat harga terjangkau. Harga tersebut berlaku hampir di seluruh Indonesia. “Kecuali untuk daerah jauh terpencil, itu masih ada toleransi," ujarnya.
Dalam kurun waktu empat tahun terakhir, tren harga gula menjelang Natal dan Tahun Baru (periode September-Desember) cenderung naik antara 0,02 persen-0,38 persen. Tren harga pada 2016 lebih baik dibanding tahun-tahun sebelumnya yaitu turun 2,06 persen.
Sedangkan harga rata-rata nasional gula pada Januari 2017 sebesar Rp 14.087 per kg atau turun 0,33 persen dibandingkan harga rata-rata Desember 2016 yang sebesar Rp 14.133 per kg. Di sejumlah pasar Denpasar, harga gula pasir per kilogram di Rp 13.500, sedangkan harga rata-rata gula di beberapa daerah pada kisaran Rp 12.933 per kg di Jogjakarta sampai yang tertinggi Rp 17 ribu per kg di Tanjung Pinang, Tanjung Selor dan Manokwari. *ant, mao
Komentar