Desa Munduk Siap Sambut Wisatawan
Terapkan prokes ketat dan pasang barcode Pedulilindungi
DENPASAR,NusaBali
Puluhan vila yang tergabung dalam wadah Asosiasi Akomodasi Desa Munduk di Desa Munduk Kecamatan Banjar Buleleng siap menerima wisatawan untuk menginap ataupun tinggal.
Persiapan tersebut mulai dari penataan akomodasi dan lingkunganya. Selain itu tentu saja penerapan protokol kesehatan/ CHSE dan pemasangan barcode aplikasi Pedulindungi.
Ketua Asosiasi Akomodasi Desa Munduk I Nyoman Witama mengatakan karyawan yang sebelumnya sempat dirumahkan karena wisatawan sepi, sudah ada yang mulai bekerja.
"Sedang dalam pemeliharaan properti. Staf -staf juga sudah mulai bergerak," ujar Witama, Minggu(19/9).
Juga ada pelatihan-pelatihan persiapan secara mandiri. Hal itu dilaksanakan karena sebelumnya aktivitas pariwisata sempat henti menyusul pandemi Covid-19, sejak Maret 2020. "Karena kita sempat vakum skill kan juga ikut menurun," lanjut Witama.
Melalui pelatihan skill dari staf maupun karyawan pulih kembali. Sehingga pada saatnya nanti, ketika pariwisata Bali dibuka normal dan wisatawan berdatangan ke Munduk, pelaku pariwisata setempat sudah siap.
Khusus terkait penerapan CHSE dan aplikasi pedulindungi, Witama juga mengatakan sudah siap. Hal itu karena koordinasi yang terjalin baik dengan Dinas Pariwisata Buleleng dan stakeholder.
"Kami selalu menerima informasi yang terbaru," ungkapnya. Termasuk penggunaan aplikasi pedulilindungi yang wajib digunakan sebagai akses ke fasilitas pariwisata atau daya tarik wisata(DTW).
"Koordinasi kami bagus dengan Dispar (Dinas Pariwisata), sehingga tak pernah lewat informasi," ujarnya.
Tidak kurang dari 60 akomodasi di Desa Munduk yang tergabung dalam wadah Asosiasi Akomodasi Desa Munduk.
Sekarang ini satu dua orang wisatawan sudah ada yang menginap dan tinggal di Munduk. Mereka diantaranya ekspatriat yang bekerja dari Bali atau work from Bali (WFB). "Ya sudah ada itu yang WFB dari Munduk,".kata Witama.
Sebelum pandemi Covid-19, tingkat hunian vila maupun akomodasi di Munduk rata-rata 60 persen. Menurut Witama, wisatawan Eropa, diantaranya dari Prancis yang suka berwisata dan menginap di Munduk. Selain itu ada juga wisatawan domestik. *K17.
Persiapan tersebut mulai dari penataan akomodasi dan lingkunganya. Selain itu tentu saja penerapan protokol kesehatan/ CHSE dan pemasangan barcode aplikasi Pedulindungi.
Ketua Asosiasi Akomodasi Desa Munduk I Nyoman Witama mengatakan karyawan yang sebelumnya sempat dirumahkan karena wisatawan sepi, sudah ada yang mulai bekerja.
"Sedang dalam pemeliharaan properti. Staf -staf juga sudah mulai bergerak," ujar Witama, Minggu(19/9).
Juga ada pelatihan-pelatihan persiapan secara mandiri. Hal itu dilaksanakan karena sebelumnya aktivitas pariwisata sempat henti menyusul pandemi Covid-19, sejak Maret 2020. "Karena kita sempat vakum skill kan juga ikut menurun," lanjut Witama.
Melalui pelatihan skill dari staf maupun karyawan pulih kembali. Sehingga pada saatnya nanti, ketika pariwisata Bali dibuka normal dan wisatawan berdatangan ke Munduk, pelaku pariwisata setempat sudah siap.
Khusus terkait penerapan CHSE dan aplikasi pedulindungi, Witama juga mengatakan sudah siap. Hal itu karena koordinasi yang terjalin baik dengan Dinas Pariwisata Buleleng dan stakeholder.
"Kami selalu menerima informasi yang terbaru," ungkapnya. Termasuk penggunaan aplikasi pedulilindungi yang wajib digunakan sebagai akses ke fasilitas pariwisata atau daya tarik wisata(DTW).
"Koordinasi kami bagus dengan Dispar (Dinas Pariwisata), sehingga tak pernah lewat informasi," ujarnya.
Tidak kurang dari 60 akomodasi di Desa Munduk yang tergabung dalam wadah Asosiasi Akomodasi Desa Munduk.
Sekarang ini satu dua orang wisatawan sudah ada yang menginap dan tinggal di Munduk. Mereka diantaranya ekspatriat yang bekerja dari Bali atau work from Bali (WFB). "Ya sudah ada itu yang WFB dari Munduk,".kata Witama.
Sebelum pandemi Covid-19, tingkat hunian vila maupun akomodasi di Munduk rata-rata 60 persen. Menurut Witama, wisatawan Eropa, diantaranya dari Prancis yang suka berwisata dan menginap di Munduk. Selain itu ada juga wisatawan domestik. *K17.
Komentar