Security La Favela Belum Pernah Ikuti Pelatihan
Pengelola Kafe La Favela Penuhi Panggilan Pemkab Badung
MANGUPURA, NusaBali
Pengelola Kafe La Favela memenuhi panggilan Dinas Pariwisata Daerah (Disparda) Kabupaten Badung, Senin (16/1). Pengelola kafe yang diwakili Agus Darmawan dimintai penjelasan terkait insiden pengeroyokan oleh security terhadap salah seorang wisatawan, beberapa waktu lalu.
Pertemuan dengan pihak La Favela dipimpin Kepala Disparda Badung Cokorda Raka Darmawan di Puspem Badung di Kelurahan Sempidi, Kecamatan Mengwi. Hadir Kasatpol PP Badung Ketut Martha, pihak Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP), perwakilan Kecamatan Kuta serta perwakilan dari Kelurahan Seminyak (lokasi kafe tersebut, Red).
Raka Darmawan usai pertemuan menegaskan bahwa pihaknya sudah memberikan peringatan dan teguran keras kepada pihak La Favela. Pasalnya security bertindak di luar prosedur dengan memukul wisatawan asal Ukraina bernama Sarkisian Argam, 31, hingga babak belur. “Pengelola sudah kami panggil. Intinya kami minta penjelasan masalah wisatawan yang dianiaya security di sana,” ujar pejabat asal Ubud, Gianyar, tersebut.
Dikatakannya, pihak pengelola tidak membantah security-nya melakukan tindakan di luar prosedur. Karena itu, selain masalah ini memang sudah ditangani aparat kepolisian, pihaknya meminta agar pihak pengelola melakukan pendekatan ke korban. Dikhawatiri kejadian ini akan berimbas pada citra pariwisata Bali.
“Secara hukum kasusnya sudah ditangani Polresta Denpasar. Tapi kami juga minta pengelola melakukan pendekatan ke korban dan membiayai seluruh pengobatannya,” pinta Raka Darmawan.
Dan dari penuturan pihak pengelola La Favela, ungkap Raka Darmawan, korban saat ini sudah berangkat ke Jerman untuk berobat. Keberangkatan korban juga didampingi pihak La Favela.
Terkait pengeroyokan wisman ini, Raka Darmawan mengaku sudah membahas bersama instansi terkait. Hasilnya, pemerintah akan memberikan teguran keras kepada Kafe La Favela karena telah terjadi pemukulan atau pengeroyokan kepada wisatawan. Seharusnya apapun yang dilakukan wisatawan disikapi secara arif dan sesuai aturan oleh pengelola dan security, tidak boleh main hakim sendiri. Pihaknya pun mewarning usaha ini agar membina dan mendidik para petugas keamanannya agar bekerja secara pofesional.
Ketika disinggung soal sertifikat para petugas keamanan di usaha tersebut, Raka Darmawan menyatakan petugas keamanan di La Favela belum mendapat pelatihan sebagai security. “Sampai saat ini di sana memang belum melakukan pelatihan. Dalam pertemuan tadi kami sudah minta pengelola agar segera melakukan pelatihan.”
Apa ada rencana mencabut izin? Raka Darmawan menyatakan masih dalam tahap pemberian teguran. “Kalau sanksi pencabutan izin, belum. Sekarang kami beri teguran keras dulu,” tandasnya.
Seperti diketahui, tiga petugas security Kafe La Favela di Jalan Oberoi Seminyak, Kecamatan Kuta, ditangkap aparat kepolisian lantaran diduga mengeroyok wisatawan asal Ukraina bernama Sarkisian Argam, 31, hingga babak belur, Kamis (12/1). Ketiga security dimaksud adalah I Putu Gede Septian Heriwardana, 23, I Putu Eka Nurardiawan, 28, dan AA Ketut Agung Artawan. Insiden pemukulan terjadi pada Minggu (8/1) sekitar pukul 02.00 Wita. * asa
Pengelola Kafe La Favela memenuhi panggilan Dinas Pariwisata Daerah (Disparda) Kabupaten Badung, Senin (16/1). Pengelola kafe yang diwakili Agus Darmawan dimintai penjelasan terkait insiden pengeroyokan oleh security terhadap salah seorang wisatawan, beberapa waktu lalu.
Pertemuan dengan pihak La Favela dipimpin Kepala Disparda Badung Cokorda Raka Darmawan di Puspem Badung di Kelurahan Sempidi, Kecamatan Mengwi. Hadir Kasatpol PP Badung Ketut Martha, pihak Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP), perwakilan Kecamatan Kuta serta perwakilan dari Kelurahan Seminyak (lokasi kafe tersebut, Red).
Raka Darmawan usai pertemuan menegaskan bahwa pihaknya sudah memberikan peringatan dan teguran keras kepada pihak La Favela. Pasalnya security bertindak di luar prosedur dengan memukul wisatawan asal Ukraina bernama Sarkisian Argam, 31, hingga babak belur. “Pengelola sudah kami panggil. Intinya kami minta penjelasan masalah wisatawan yang dianiaya security di sana,” ujar pejabat asal Ubud, Gianyar, tersebut.
Dikatakannya, pihak pengelola tidak membantah security-nya melakukan tindakan di luar prosedur. Karena itu, selain masalah ini memang sudah ditangani aparat kepolisian, pihaknya meminta agar pihak pengelola melakukan pendekatan ke korban. Dikhawatiri kejadian ini akan berimbas pada citra pariwisata Bali.
“Secara hukum kasusnya sudah ditangani Polresta Denpasar. Tapi kami juga minta pengelola melakukan pendekatan ke korban dan membiayai seluruh pengobatannya,” pinta Raka Darmawan.
Dan dari penuturan pihak pengelola La Favela, ungkap Raka Darmawan, korban saat ini sudah berangkat ke Jerman untuk berobat. Keberangkatan korban juga didampingi pihak La Favela.
Terkait pengeroyokan wisman ini, Raka Darmawan mengaku sudah membahas bersama instansi terkait. Hasilnya, pemerintah akan memberikan teguran keras kepada Kafe La Favela karena telah terjadi pemukulan atau pengeroyokan kepada wisatawan. Seharusnya apapun yang dilakukan wisatawan disikapi secara arif dan sesuai aturan oleh pengelola dan security, tidak boleh main hakim sendiri. Pihaknya pun mewarning usaha ini agar membina dan mendidik para petugas keamanannya agar bekerja secara pofesional.
Ketika disinggung soal sertifikat para petugas keamanan di usaha tersebut, Raka Darmawan menyatakan petugas keamanan di La Favela belum mendapat pelatihan sebagai security. “Sampai saat ini di sana memang belum melakukan pelatihan. Dalam pertemuan tadi kami sudah minta pengelola agar segera melakukan pelatihan.”
Apa ada rencana mencabut izin? Raka Darmawan menyatakan masih dalam tahap pemberian teguran. “Kalau sanksi pencabutan izin, belum. Sekarang kami beri teguran keras dulu,” tandasnya.
Seperti diketahui, tiga petugas security Kafe La Favela di Jalan Oberoi Seminyak, Kecamatan Kuta, ditangkap aparat kepolisian lantaran diduga mengeroyok wisatawan asal Ukraina bernama Sarkisian Argam, 31, hingga babak belur, Kamis (12/1). Ketiga security dimaksud adalah I Putu Gede Septian Heriwardana, 23, I Putu Eka Nurardiawan, 28, dan AA Ketut Agung Artawan. Insiden pemukulan terjadi pada Minggu (8/1) sekitar pukul 02.00 Wita. * asa
1
Komentar