Desa Pakraman Kubu Tata Setra Jadi Taman
Desa Pakraman Kubu, Kelurahan Kubu, Kecamatan Bangli sedang menata setra untuk dijadikan taman.
BANGLI, NusaBali
Setra Desa Pakraman Kubu seluas 86x42 meter yang di sisi pusara ditumbuhi semak belukar menjadi indah dengan aneka tanaman hias. Taman di areal kuburan ini rencananya dilengkapi toilet.
Kelian Suka Duka Desa Pakraman Kubu I Nengah Mudanta menjelaskan, penataan setra bertujuan menghapus kesan menyeramkan menjadi tempat yang nyaman dan asri. “Jika sudah asri, orang tidak akan merasa takut lagi ke setra,” jelas Mudanta, Senin (16/1). Selain itu, warga akan lebih nyaman dan aman jika setra telah ditata menjadi taman. Dikatakan, jika setra bet (penuh semak) membahayakan krama. Karena itulah krama Desa Pakraman Kubu sepakat mempercantik setra.
Dikatakan, tak hanya faktor seram dan semak-semak yang menjadi pemicu krama Kubu sepakat menata setra. Namun ada faktor penghormatan kepada krama atau mereka yang telah meninggal. Pemahaman tersebut sama dengan penghormatan kepada pahlawan yang dimakamkan di taman makam pahlawan. Mudanta mengatakan, penataan setra terinspirasi dari Desa Pakraman Sala, Desa Abuan, Kecamatan Susut, Bangli. Mudanta pernah bekerja di Desa Pakraman Sala melihat penataan setra menjadi indah.
Hal itu disampaikan kepada Bendesa Pakraman Kubu I Wayan Sugiawan. Setelah beberapa kali paruman (rapat), sekitar 900 kepala keluarga (KK) adat sepakat menata setra menjadi taman setra. Pantauan di Setra Pakraman Kubu, sejumlah pekerja terlihat sibuk. Mereka di antaranya membangun Bale Lantang (bangunan yang akan digunakan sebagai tempat keklentangan atau gamelan) dan tempat banten upacara. Salah seorang pekerja, I Wayan Mawan menyebut akan membangun Bale Panjang, Bale Patok (tempat sulinggih mapuja), Pemuun Massal atau tempat pembakaran jenazah dan Pemuun Agung untuk tempat pembakaran pinandita atau pamangku.
Areal taman setra Kubu rencananya dilengkapi toilet. “Ini rumah terakhir, siapa pun akan ke sini sehingga wajib ditata indah,” tambah Dewa Kramas yang juga konsultan bangunan yang akan didirikan di setra setempat. Meski siap ditata jadi taman, sejumlah pohon tua yang menjadi ciri kuburan tetap dipertahankan. Pohon tersebut di antaranya pohon Pule sebanyak 3 batang, meriam (sebutan beringin yang tumbuh di kuburan), dan pohon Jelema. “Ada pohon Kepuh yang sudah seratusan tahun,” ucap Dewa Kramas. * k17
Kelian Suka Duka Desa Pakraman Kubu I Nengah Mudanta menjelaskan, penataan setra bertujuan menghapus kesan menyeramkan menjadi tempat yang nyaman dan asri. “Jika sudah asri, orang tidak akan merasa takut lagi ke setra,” jelas Mudanta, Senin (16/1). Selain itu, warga akan lebih nyaman dan aman jika setra telah ditata menjadi taman. Dikatakan, jika setra bet (penuh semak) membahayakan krama. Karena itulah krama Desa Pakraman Kubu sepakat mempercantik setra.
Dikatakan, tak hanya faktor seram dan semak-semak yang menjadi pemicu krama Kubu sepakat menata setra. Namun ada faktor penghormatan kepada krama atau mereka yang telah meninggal. Pemahaman tersebut sama dengan penghormatan kepada pahlawan yang dimakamkan di taman makam pahlawan. Mudanta mengatakan, penataan setra terinspirasi dari Desa Pakraman Sala, Desa Abuan, Kecamatan Susut, Bangli. Mudanta pernah bekerja di Desa Pakraman Sala melihat penataan setra menjadi indah.
Hal itu disampaikan kepada Bendesa Pakraman Kubu I Wayan Sugiawan. Setelah beberapa kali paruman (rapat), sekitar 900 kepala keluarga (KK) adat sepakat menata setra menjadi taman setra. Pantauan di Setra Pakraman Kubu, sejumlah pekerja terlihat sibuk. Mereka di antaranya membangun Bale Lantang (bangunan yang akan digunakan sebagai tempat keklentangan atau gamelan) dan tempat banten upacara. Salah seorang pekerja, I Wayan Mawan menyebut akan membangun Bale Panjang, Bale Patok (tempat sulinggih mapuja), Pemuun Massal atau tempat pembakaran jenazah dan Pemuun Agung untuk tempat pembakaran pinandita atau pamangku.
Areal taman setra Kubu rencananya dilengkapi toilet. “Ini rumah terakhir, siapa pun akan ke sini sehingga wajib ditata indah,” tambah Dewa Kramas yang juga konsultan bangunan yang akan didirikan di setra setempat. Meski siap ditata jadi taman, sejumlah pohon tua yang menjadi ciri kuburan tetap dipertahankan. Pohon tersebut di antaranya pohon Pule sebanyak 3 batang, meriam (sebutan beringin yang tumbuh di kuburan), dan pohon Jelema. “Ada pohon Kepuh yang sudah seratusan tahun,” ucap Dewa Kramas. * k17
1
Komentar