Lumut Serang Budidaya Rumput Laut
Karena usia 30 hari rumput laut sudah besar. Tapi sekarang 30 hari rumput masih kecil karena terserang lumut.
SEMARAPURA, NusaBali
Salah seorang petani rumput laut I Nyoman Muliastika asal Desa Lembongan, Kecamatan Nusa Penida, Klungkung menyebut hasil budidaya rumput laut di perairan setempat kini, tidak sebagus sebelumnya. Karena kini ada banyak lumut yang menyerang rumput laut.
Akibatnya, hasil panen sekarang tidak semaksimal sebelum pandemi Covid-19. "Dulu, sebelum pandemi, kami bisa panen rumput laut setiap 30 hari. Karena usia 30 hari rumput laut sudah besar. Tapi sekarang 30 hari rumput masih kecil karena terserang lumut," ujar Muliastika kepada Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta meninjau tempat budidaya rumput laut di Pantai Desa Lembongan, Kecamatan Nusa Penida, Klungkung, Senin (20/9) sore.
Muliastika menyebutkan harga rumput laut sekarang mengalami peningkatan dari sebelumnya Rp 14.000 menjadi Rp 16.000/kg. Bupati didampingi Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan Klungkung Dewa Ketut Sueta Negara, untuk menyemangati petani setempat.
Saat di lokasi, Bupati Suwirta terus memberikan semangat kepada para petani rumput laut agar terus bangkit dan mengembangkan budidaya rumput laut. Karena mata pencarian masyarakat di Nusa Penida sejak dulu sangat dikenal mencari rumput laut. Meskipun situasi masih di tengah Covid-19, budidaya rumput laut harus tetap dikembangkan jangan sampai punah. "Mari bersama-sama jaga semangat dan ingat selalu bersyukur, kelestarian rumput laut disini harus dijaga dan terus dikembangkan," harap Bupati Suwirta.
Seperti yang diketahui, Penularan pandemi Covid-19 khususnya di Bali sejak Maret 2020, hingga kini belum ada tanda-tanda akan putus. Di sisi lain, kehidupan warga dengan segala kebutuhan berjalan terus. Dampaknya, warga masyarakat, seperti di Kecamatan Nusa Penida, Klungkung, yang sempat menikmati manisnya pariwisata, kini terpaksa mengambil pekerjaan yang sebelumnya ditinggalkan, yakni bertani rumput laut.
Petani rumput laut yang sudah terdata sampai saat ini 581 orang. Sedikitnya di Nusa Penida ada 20 kelompok petani rumput laut. *wan
Akibatnya, hasil panen sekarang tidak semaksimal sebelum pandemi Covid-19. "Dulu, sebelum pandemi, kami bisa panen rumput laut setiap 30 hari. Karena usia 30 hari rumput laut sudah besar. Tapi sekarang 30 hari rumput masih kecil karena terserang lumut," ujar Muliastika kepada Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta meninjau tempat budidaya rumput laut di Pantai Desa Lembongan, Kecamatan Nusa Penida, Klungkung, Senin (20/9) sore.
Muliastika menyebutkan harga rumput laut sekarang mengalami peningkatan dari sebelumnya Rp 14.000 menjadi Rp 16.000/kg. Bupati didampingi Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan Klungkung Dewa Ketut Sueta Negara, untuk menyemangati petani setempat.
Saat di lokasi, Bupati Suwirta terus memberikan semangat kepada para petani rumput laut agar terus bangkit dan mengembangkan budidaya rumput laut. Karena mata pencarian masyarakat di Nusa Penida sejak dulu sangat dikenal mencari rumput laut. Meskipun situasi masih di tengah Covid-19, budidaya rumput laut harus tetap dikembangkan jangan sampai punah. "Mari bersama-sama jaga semangat dan ingat selalu bersyukur, kelestarian rumput laut disini harus dijaga dan terus dikembangkan," harap Bupati Suwirta.
Seperti yang diketahui, Penularan pandemi Covid-19 khususnya di Bali sejak Maret 2020, hingga kini belum ada tanda-tanda akan putus. Di sisi lain, kehidupan warga dengan segala kebutuhan berjalan terus. Dampaknya, warga masyarakat, seperti di Kecamatan Nusa Penida, Klungkung, yang sempat menikmati manisnya pariwisata, kini terpaksa mengambil pekerjaan yang sebelumnya ditinggalkan, yakni bertani rumput laut.
Petani rumput laut yang sudah terdata sampai saat ini 581 orang. Sedikitnya di Nusa Penida ada 20 kelompok petani rumput laut. *wan
Komentar