Perajin Gula Dawan Terancam Punah
Harga gula merah di wilayah Desa Besan, Kecamatan Dawan, Klungkung, anjlok sejak empat bulan terakhir.
SEMARAPURA, NusaBali
Penyebabnya, diduga membanjirnya peredaran gula oplosan di Bali. Perajin ini pun terancam punah. Di Klungkung, gula merah lebih dikenal dengan nama gula dawan. Kini harganya kisaran Rp 18.000 -20.000/kg, sekitar empat bulan sebelumnya kisaran Rp 25.000 - Rp 30.000/kg. Karena menjadi sumber mata pencaharian sejak puluhan tahun, perajin gula ini masih bertahan dengan harga murah.
Ketua Kelompok Wanita Tani Sari Kelapa Desa Dawan, yang bergerak di bidang perajin gula merah, Luh Wirasmini mengeluhkan gula oplosan tersebut. Karena dinilai merugikan perajin gula merah, pasalnya harga gula oplosan yang menyerupai gula dawan ini, kisaran Rp 18.000. “Sejak gula oplosan ini beredar harga gula di sini (Besan) anjlok,” ujarnya, kepada NusaBali, Selasa (17/1).
Wirasmini menceritakan, dia mengetahui gula oplosan tersebut dari para pedagang di pasaran banyak yang komplin. Pasalnya, gula yang didatangkan dari luar Bali itu rasanya kurang gurih dan lebih keras. Setelah dicroscek gula oplosan bahan bakunya datang dari Jawa, kemudian dalam pengolahannya dicampur dengan tuak dari Dawan. “Bentuknya memang sama, tapi rasanya berbeda,” katanya.
Oleh karena itu, pihaknya pun meminta bantuan kepada Dinas Pertanian Klungkung mengatasi persoalan tersebut, beberapa Minggu lalu. Jika dibiarkan tanpa penindakan, maka bisa mengancam mata pencaharian para perajin gula merah. “Katanya dari Dinas Pertanaian akan berkoordinasi dengan Dinas Perdagangan,” katanya.
Perajin gula merah lainnya di Desa Besan, Ni Nengah Suarni menambahkan, saat ini jumlah perajin gula terus terkikis. Karena generasi muda di desa ini enggan mengambil pekerjaan ini. “Untuk anggota kelompok Wanita Tani Sari Kelapa Desa Dawan, hanya 20 orang,” katanya.
Dikonfirmasi terpisah, Plt Kepala Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah dan Perdagangan, Klungkung Ida Bagus Jumpung Oka Wedhana mengaku belum menerima laporan tersebut. Namun pihaknya berjanji akan segera mengecek ke lapangan. “Saya akan turun bersama kabid yang membidangi masalah tersebut,” ujar pejabat yang baru menjabat beberapa Minggu ini. * wa
Penyebabnya, diduga membanjirnya peredaran gula oplosan di Bali. Perajin ini pun terancam punah. Di Klungkung, gula merah lebih dikenal dengan nama gula dawan. Kini harganya kisaran Rp 18.000 -20.000/kg, sekitar empat bulan sebelumnya kisaran Rp 25.000 - Rp 30.000/kg. Karena menjadi sumber mata pencaharian sejak puluhan tahun, perajin gula ini masih bertahan dengan harga murah.
Ketua Kelompok Wanita Tani Sari Kelapa Desa Dawan, yang bergerak di bidang perajin gula merah, Luh Wirasmini mengeluhkan gula oplosan tersebut. Karena dinilai merugikan perajin gula merah, pasalnya harga gula oplosan yang menyerupai gula dawan ini, kisaran Rp 18.000. “Sejak gula oplosan ini beredar harga gula di sini (Besan) anjlok,” ujarnya, kepada NusaBali, Selasa (17/1).
Wirasmini menceritakan, dia mengetahui gula oplosan tersebut dari para pedagang di pasaran banyak yang komplin. Pasalnya, gula yang didatangkan dari luar Bali itu rasanya kurang gurih dan lebih keras. Setelah dicroscek gula oplosan bahan bakunya datang dari Jawa, kemudian dalam pengolahannya dicampur dengan tuak dari Dawan. “Bentuknya memang sama, tapi rasanya berbeda,” katanya.
Oleh karena itu, pihaknya pun meminta bantuan kepada Dinas Pertanian Klungkung mengatasi persoalan tersebut, beberapa Minggu lalu. Jika dibiarkan tanpa penindakan, maka bisa mengancam mata pencaharian para perajin gula merah. “Katanya dari Dinas Pertanaian akan berkoordinasi dengan Dinas Perdagangan,” katanya.
Perajin gula merah lainnya di Desa Besan, Ni Nengah Suarni menambahkan, saat ini jumlah perajin gula terus terkikis. Karena generasi muda di desa ini enggan mengambil pekerjaan ini. “Untuk anggota kelompok Wanita Tani Sari Kelapa Desa Dawan, hanya 20 orang,” katanya.
Dikonfirmasi terpisah, Plt Kepala Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah dan Perdagangan, Klungkung Ida Bagus Jumpung Oka Wedhana mengaku belum menerima laporan tersebut. Namun pihaknya berjanji akan segera mengecek ke lapangan. “Saya akan turun bersama kabid yang membidangi masalah tersebut,” ujar pejabat yang baru menjabat beberapa Minggu ini. * wa
1
Komentar