Terminal Kereneng-Wangaya akan Difungsikan Lagi
Sudah Lama Beralih Fungsi Jadi Pasar
DENPASAR, NusaBali
Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Denpasar kembali mengoptimalkan fungsi dua terminal, yakni Terminal Kereneng di Jalan Rijasa, Desa Sumerta Kauh, Denpasar Timur dan Terminal Wangaya di Jalan Kartini Denpasar yang sebelumnya beralih fungsi menjadi pasar.
Dua terminal tersebut asetnya milik Kota Denpasar yang akan kembali dijadikan terminal untuk Angkutan Kota. Hal itu diungkapkan Kepala Dinas Perhubungan Kota Denpasar, I Ketut Sriawan saat diwawancarai, Selasa (21/9). Menurut dia, dua terminal ini sudah seharusnya dikembalikan sesuai fungsi awal sebagai tempat angkutan umum.
Dari dua tempat tersebut, Terminal Kereneng sampai saat ini masih berfungsi sebagai terminal, namun setengahnya lebih sudah dijadikan pasar. Pengoptimalan tersebut sesuai dengan Peraturan Menteri Perhubungan (Permenhub) Nomor : 132 tahun 2015 tentang penyelenggaraan penumpang angkutan jalan, di dalamnya mengatur tentang terminal tipe C. Sementara, untuk terminal Wangaya saat ini total dijadikan pasar. Padahal, sampai saat ini peruntukan tempat tersebut belum beralih. Sehingga, dua tempat itu akan kembali dioptimalkan.
"Akan dioptimalkan tetap jadi terminal. Ini sekarang kan sebagian Terminal Kereneng dijadikan tempat berjualan. Jadi, sekarang tidak akan ada lagi berjualan di tempat itu. Khusus tempat angkot saja karena ke depan akan menjadi simpul pendukung Dermaga Sanur," jelasnya.
Saat ini, terminal yang semula kapasitasnya bisa mencapai 50 angkutan umum, saat ini masih tersisa 13-16 mobil setiap harinya. Jika dioptimalkan lagi sekarang kemungkinan akan lebih banyak lagi angkot yang kembali beroperasi. Sementara saat ini rata-rata per harinya mereka bisa mengangkut sampai 36 orang.
"Itu artinya masih berfungsi dengan baik," imbuhnya. Sedangkan Terminal Wangaya yang saat ini total dijadikan pasar akan dioptimalkan untuk menampung angkot yang selama ini ngetem di kawasan Gajah Mada. Dengan mengoptimalkan kembali kedua terminal itu, kendaraan umum yang sebelumnya sempat hampir hilang bisa dibangkitkan lagi. "Kami juga akan lengkapi fasilitas penunjang agar benar-benar kembali jadi terminal. Seperti ruang tunggu dan fasilitas lainnya," ujar Sriawan.
Mantan Kabid Dalops Dishub Kota Denpasar ini menambahkan untuk pedagang yang sempat menempati terminal, Dishub sudah berkomunkasi dengan pihak terkait. Karena terminal memiliki fasilitas utama dan penunjang, pedagang yang memungkinkan untuk berjualan di tempat tersebut akan masuk dalam fasilitas penunjang.
Seperti menempati ruko yang ada sesuai dengan kebutuhan terminal itu sendiri. Namun, untuk saat ini Sriawan mengatakan, pihaknya masih menata aset dan membenahi legalitas dari dua terminal tersebut.
Sementara suasana Terminal Kereneng, Selasa kemarin tampak sudah mulai lengang, sebab semua pedagang yang berjualan di lokasi tersebut diminta tutup hingga batas waktu yang belum ditentukan. Para pedagang harus tutup dengan alasan masih akan dilakukan penataan.
Salah seorang pedagang kacamata dan jam tangan di Terminal Kereneng, Eko Prasetyo mengaku pasrah dengan kebijakan ini. Dia mengaku baru diberikan informasi terkait penutupan ini, Senin (20/9) malam dan pada Selasa pagi kemarin dirinya mencoba berjualan.
“Sekarang sudah tidak dikasih tapi saya mencoba jualan, dan mulai besok saya tutup. Tidak tahu ke mana lagi saya ini. Kalau lama belum ada kejelasan mending saya pulang kampung,” kata lelaki asal Madura yang sudah berjualan 20 tahun di kawasan ini.
Menurut informasi yang dia dapatkan, Terminal Kereneng akan ditata kembali. Namun dirinya belum mendapat kejelasan sampai kapan tak boleh berjualan. Pedagang lain, Mohni, juga pasrah dengan kondisi ini. “Cuma dikasih surat tadi malam, katanya sementara ditutup alasannya mau ditata ulang. Mungkin harus ada kartu resminya bagi yang berjualan di sini. Selama ini kan dikelola perseorangan, mungkin sekarang dikelola Pemda sendiri,” kata lelaki yang berjualan aksesoris ini.
Dia pun bingun mencari tempat berjualan, karena selama ini hanya mengandalkan dari berjualan di tempat ini. “Sudah 15 tahun saya hidup dari sini, dan saya nyerep sebenarnya di sini. Kalau ada kosong saya minta izin untuk ganti,” katanya. *mis
Komentar