Ramia Meninggal Mendadak, PDIP Berduka
Serangan Jantung, Politisi dan Tokoh Pariwisata Sempat 2 Jam Jalani Perawatan di RS Sanglah
Kemarin, Made Ramia Adnyana seharusnya jadi pembicara dalam pelatihan tentang vila dan home stay di Inna Grand Bali Beach Hotel Sanur
DENPASAR, NusaBali
PDIP Bali dan kalangan pariwisata kehilangan salah satu tokohnya. Ini menyusul meninggalnya Dr © I Made Ramia Adnyana SE MM CHA, 49, Wakil Ketua Bidang Pariwisata-Pemuda-Olahraga DPD PDIP Bali dan Wakil Ketua Umum Bidang Akomodasi & Promosi Pariwisata Kadin Bali secara mendadak, Kamis (23/9) siang, diduga akibat serangan jantung.
Wayan Ramia Adnyana, yang juga menjabat Wakil Ketua DPP Indonesian Hotel General Manager Asossiation (IHGMA), menghembuskan napas terakhir di RSUP Sanglah, Denpasar, Kamis siang pukul 11.00 Wita. Sebelum meninggal, Ramia Adnyana sempat sekitar 2 jam menjalani perawatan.
Ibu kandung almarhum, Ni Nengah Sumita, mengatakan Ramia Adnyana sempat begadang, Rabu (22/9) malam, kemudian batuk-batuk, hingga tidak enak badan. Keesokan harinya, Ramia Adnyana diantar sepupunya, I Nengah Mudita, ke RSUP Sanglah, Kamis pagi pukul 09.00 Wita. Ramia Adnyana diantar dari kediamannya di Perum Griya Tanjung Sari Residence Blok A-18 Banjar Tegeh Sari, Desa Padang-sambian Kaja, Kecamatan Denpasar Barat.
“Anak saya (Ramia Adnyana) katanya meninggal mendadak karena serangan jantung,” ungkap Nengah Sumiti saat ditemui NusaBali di rumah duka kawasan Banjar Tiyingtali Kelod, Desa Tiyingtali, Kecamatan Abang, Karangasem, Kamis malam.
Jenazah Ramia Adnyana sendiri sudah dipulangkan dari RSUP Sanglah ke rumah duka di Desa Abang, Kamis sore pukul 17.30 Wita. Pihak keluarga kemarin langsung menggelar paruman. Berdasarkan hasil paruman, diputuskan upacara makingsan ring gni jenazah almarhum akan dilakukan di Krematorium Punduk Dawa, Banjar Punduk Dawa, Desa Pesinggahan, Kecamatan Dawan, Klungkung pada Soma Umanis Tolu, Senin (27/9) pagi pukul 08.00 Wita.
Almarhum Ramia Adnyana berpulang buat selamanya dengan meninggalkan istri tercinta Puspa Arianti dan dua orang anak. Almarhum merupakan anak sulung dari dua bersaudara pasangan I Komang Lulut dan Ni Nengah Sumita. Hingga tadi malam, jenazah almarhum masih disemayamkan di rumah duka.
Ramia Adnyana termasuk salah satu kader terbaik PDIP, yang pegang banyak jabatan organisasi di dunia usaha dan kepariwisataan. Almarhum sempat maju tarung sebagai caleg DPRD Bali dari PDIP Dapil Karangasem di Pileg 2019, namun gagal lolos. Selama Pilkada Karangasem 2020, dia aktif kampanye untuk pasangan I Gede Dana-I Wayan Artha Dipa, yang diusung PDIP, hingga keluar sebagai peme-nang.
Terakhir, Ramia Adnyana dipercaya partainya sebagai Ketua Panitia Lomba Mixologi Arak Bali serangkaian HUT ke-48 PDIP, Mei 2021 lalu. Dua hari sebelum meninggval mendadak, Ramia Adnyana sempat mengikuti deklarasi soliditas partai dan dukungan kepada Gubernur Bali Wayan Koster, di Kantor DPD PDIP Bali, Jalan Banteng Baru Nomor 4 Niti Mandala Denpasar, Selasa (22/9) sore.
Kepala Sekretariat DPD PDIP Bali, Ida Bagus Kresnadana, saat acara deklarasi soliditas dan dukungan buat Gubernur Koster yang dikomandani Ketua Fraksi PDIP DPRD Bali Dewa Made Mahayadnya sore itu, Ramia Adnyana paling awal datang ke lokasi. “Saat meneriakkan yel-yel partai bersama pengurus partai dan Fraksi PDIP DPRD Bali, almarhum duduk di kursi belakang," jelas Kresnadana saat dihubungi NusaBali terpisah di Denpasar, tadi malam.
Menurut Kresnadana, saat itu Ramia Adnyana tampak biasa-biasa saja, tidak ada menunjukkan gejala sakit. "Cuma kan agak kelihatan capek. Pak Ramia Adnyana mengikuti kegiatan sampai selesai. Kita kaget tiba-tiba dengar berita duka ini. Kita sangat kehilangan atas meninggalnya Pak Ramia Adnyana," kenang ujar mantan Komisioner KPU Tabanan ini.
Sementara, di luar politik praktis, Ramia Adnyana juga pegang banyak jabatan. Jabatan penting yang dipegang tokoh kelahiran 2 Mei 1972 ini, mulai dari Ketua DPD Masyarakat Sadar Wisata (Masata) Provinsi Bali, Wakil Ketua Umum Akomodasi dan Pengembangan Pariwisata Kadin Bali, hingga Wakil Ketua Umum DPP IHGMA.
Sementara itu, Sekretaris DPD Masata Bali, I Ketut Swabawa, mengatakan almarhum Ramia Adnyana sempat menyatakan kurang enak badan sejak beberapa hari lalu. Menurut Swabawa, Ramia Adnyana mengaku sudah ke dokter dan disarankan istirahat. "Saya pun sempat menjenguknya hari Senin (20/9)," papar Swabawa, Kamis kemarin.
Ketika itu, kata Swabawa, almarhum Ramia Adnyana mengenakan jas lengkap di kamar rumahnya di Desa Padangsambian Kaja. "Almarhum kala itu sedang menguji tesis dua mahasiswa Poltekpar Bali secara daring," katanya.
Nah, Kamis kemarin, Ramia Adnyana rencananya akan menjadi pembicara dalam pelatihan tentang vila dan home stay di Inna The Grand Bali Beach Hotel Sanur, Denpasar Selatan yang dilaksanakan Dinas Pariwisata Provinsi Bali. Namun, setelah pelatihan dimulai, Ramia Adnyana tidak juga datang. Dihubungi oleh panitia per telepon, juga tidak nyambung.
Panitia akhirnya mengontak Swabawa selaku Sekretaris DPD Masata Bali. Swabawa yang kemarin pagi masih berada di Banjar Amed, Desa Purwekerti, Kecamatan Abang, Karangasem pun balik ke Denpasar. Swabawa kemudian menggantikan Ramia Adnyana sebagai pembicara dalam pelatihan tersebut. *nat,k16,k17
Wayan Ramia Adnyana, yang juga menjabat Wakil Ketua DPP Indonesian Hotel General Manager Asossiation (IHGMA), menghembuskan napas terakhir di RSUP Sanglah, Denpasar, Kamis siang pukul 11.00 Wita. Sebelum meninggal, Ramia Adnyana sempat sekitar 2 jam menjalani perawatan.
Ibu kandung almarhum, Ni Nengah Sumita, mengatakan Ramia Adnyana sempat begadang, Rabu (22/9) malam, kemudian batuk-batuk, hingga tidak enak badan. Keesokan harinya, Ramia Adnyana diantar sepupunya, I Nengah Mudita, ke RSUP Sanglah, Kamis pagi pukul 09.00 Wita. Ramia Adnyana diantar dari kediamannya di Perum Griya Tanjung Sari Residence Blok A-18 Banjar Tegeh Sari, Desa Padang-sambian Kaja, Kecamatan Denpasar Barat.
“Anak saya (Ramia Adnyana) katanya meninggal mendadak karena serangan jantung,” ungkap Nengah Sumiti saat ditemui NusaBali di rumah duka kawasan Banjar Tiyingtali Kelod, Desa Tiyingtali, Kecamatan Abang, Karangasem, Kamis malam.
Jenazah Ramia Adnyana sendiri sudah dipulangkan dari RSUP Sanglah ke rumah duka di Desa Abang, Kamis sore pukul 17.30 Wita. Pihak keluarga kemarin langsung menggelar paruman. Berdasarkan hasil paruman, diputuskan upacara makingsan ring gni jenazah almarhum akan dilakukan di Krematorium Punduk Dawa, Banjar Punduk Dawa, Desa Pesinggahan, Kecamatan Dawan, Klungkung pada Soma Umanis Tolu, Senin (27/9) pagi pukul 08.00 Wita.
Almarhum Ramia Adnyana berpulang buat selamanya dengan meninggalkan istri tercinta Puspa Arianti dan dua orang anak. Almarhum merupakan anak sulung dari dua bersaudara pasangan I Komang Lulut dan Ni Nengah Sumita. Hingga tadi malam, jenazah almarhum masih disemayamkan di rumah duka.
Ramia Adnyana termasuk salah satu kader terbaik PDIP, yang pegang banyak jabatan organisasi di dunia usaha dan kepariwisataan. Almarhum sempat maju tarung sebagai caleg DPRD Bali dari PDIP Dapil Karangasem di Pileg 2019, namun gagal lolos. Selama Pilkada Karangasem 2020, dia aktif kampanye untuk pasangan I Gede Dana-I Wayan Artha Dipa, yang diusung PDIP, hingga keluar sebagai peme-nang.
Terakhir, Ramia Adnyana dipercaya partainya sebagai Ketua Panitia Lomba Mixologi Arak Bali serangkaian HUT ke-48 PDIP, Mei 2021 lalu. Dua hari sebelum meninggval mendadak, Ramia Adnyana sempat mengikuti deklarasi soliditas partai dan dukungan kepada Gubernur Bali Wayan Koster, di Kantor DPD PDIP Bali, Jalan Banteng Baru Nomor 4 Niti Mandala Denpasar, Selasa (22/9) sore.
Kepala Sekretariat DPD PDIP Bali, Ida Bagus Kresnadana, saat acara deklarasi soliditas dan dukungan buat Gubernur Koster yang dikomandani Ketua Fraksi PDIP DPRD Bali Dewa Made Mahayadnya sore itu, Ramia Adnyana paling awal datang ke lokasi. “Saat meneriakkan yel-yel partai bersama pengurus partai dan Fraksi PDIP DPRD Bali, almarhum duduk di kursi belakang," jelas Kresnadana saat dihubungi NusaBali terpisah di Denpasar, tadi malam.
Menurut Kresnadana, saat itu Ramia Adnyana tampak biasa-biasa saja, tidak ada menunjukkan gejala sakit. "Cuma kan agak kelihatan capek. Pak Ramia Adnyana mengikuti kegiatan sampai selesai. Kita kaget tiba-tiba dengar berita duka ini. Kita sangat kehilangan atas meninggalnya Pak Ramia Adnyana," kenang ujar mantan Komisioner KPU Tabanan ini.
Sementara, di luar politik praktis, Ramia Adnyana juga pegang banyak jabatan. Jabatan penting yang dipegang tokoh kelahiran 2 Mei 1972 ini, mulai dari Ketua DPD Masyarakat Sadar Wisata (Masata) Provinsi Bali, Wakil Ketua Umum Akomodasi dan Pengembangan Pariwisata Kadin Bali, hingga Wakil Ketua Umum DPP IHGMA.
Sementara itu, Sekretaris DPD Masata Bali, I Ketut Swabawa, mengatakan almarhum Ramia Adnyana sempat menyatakan kurang enak badan sejak beberapa hari lalu. Menurut Swabawa, Ramia Adnyana mengaku sudah ke dokter dan disarankan istirahat. "Saya pun sempat menjenguknya hari Senin (20/9)," papar Swabawa, Kamis kemarin.
Ketika itu, kata Swabawa, almarhum Ramia Adnyana mengenakan jas lengkap di kamar rumahnya di Desa Padangsambian Kaja. "Almarhum kala itu sedang menguji tesis dua mahasiswa Poltekpar Bali secara daring," katanya.
Nah, Kamis kemarin, Ramia Adnyana rencananya akan menjadi pembicara dalam pelatihan tentang vila dan home stay di Inna The Grand Bali Beach Hotel Sanur, Denpasar Selatan yang dilaksanakan Dinas Pariwisata Provinsi Bali. Namun, setelah pelatihan dimulai, Ramia Adnyana tidak juga datang. Dihubungi oleh panitia per telepon, juga tidak nyambung.
Panitia akhirnya mengontak Swabawa selaku Sekretaris DPD Masata Bali. Swabawa yang kemarin pagi masih berada di Banjar Amed, Desa Purwekerti, Kecamatan Abang, Karangasem pun balik ke Denpasar. Swabawa kemudian menggantikan Ramia Adnyana sebagai pembicara dalam pelatihan tersebut. *nat,k16,k17
1
Komentar