Pasametonan Sira Arya Gajah Para Melayat ke Rumah Duka Ramia Adnyana
AMLAPURA, NusaBali
Pasca meninggal, Kamis (23/9) siang, rumah almarhum Dr (C) I Made Ramia Adnyana SE MM CHA,49, terus didatangi para pelayat dari palbagai komponen.
Di antaranya, Sabtu (25/9), rombongan pengurus Pasametonan Sira Arya Gajah Para lan Bretara Sira Arya Getas Provinsi Bali, dipimpin ketuanya, I Ketut Suadnyana, melayat ke rumah duka di Banjar Tiyingtali Kelod, Desa Tiyingtali, Kecamatan Abang, Karangasem.
Rombongan diterima Panglingsir Sira Arya Gajah Para lan Bretara Sira Arya Getas Desa Tiyingtali Guru Komang Putu, ibu almarhum Ni Nengah Sumita, beserta keluarga duka. Suadnyana menyampaikan bela sungkawa mendalam atas kepergian almarhum. Dia mewakili pasemetonan, menyatakan sangat kehilangan atas kepergian almarhum untuk selama-lamanya. Menurutnya, almarhum adalah salah seorang putra terbaik Pasemetonan Sira Arya Gajah Para lan Bretara Sira Arya Getas Provinsi Bali. Karena elan kreaktivitasnya, terutama dalam merintis karier bidang pariwisata dan politik. Sejumlah jabatan strategis pun diemban almarhum. Antara lain, Wakil Ketua Umum Bidang Akomodasi & Promosi Pariwisata Kadin Bali, Wakil Ketua DPP Indonesian Hotel General Manager Asossiation (IHGMA), Ketua DPD Masyarakat Sadar Wisata (Masata) Provinsi Bali, Wakil Ketua Bidang Pariwisata-Pemuda-Olahraga DPD PDIP Bali, dan lainnya. Dalam kepengurusan Pasametonan Sira Arya Gajah Para lan Bretara Sira Arya Getas Provinsi Bali, almarhum dipercaya menjabat Bendahara Umum.
Satahu Suadnyana, almarhum juga sosok humanis dan cerlang untuk berbagi pengalaman dan pengetahuan. Itu lantaran almarhum aktif ‘mengisi diri’. Di tengah kesibukan yang sedemikian padat mengelola hotel dan berorganisasi, almarhum menyempatkan diri menimba ilmu di Pascasarjana Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana. Beberapa waktu lalu, telah menjalani ujian tertutup desertasi untuk capaian gelar doktor bidang Ekonomi Managemen.
‘’Kami di pasemetonan sangat terkagum dengan gagasan cerdas almarhum. Itu kentara saat rapat-rapat di panitia jelang Mahasabaha Pasametonan Sira Arya Gajah Para lan Bretara Sira Arya Getas Provinsi Bali, di Balai Budaya Ida Dewa Agung Istri Kanya, Klungkung, Sabtu (12/2) lalu,’’ jelas tokoh pasemetonan Sira Arya Gajah Para lan Bretara Sira Arya Getas asal Desa Antiga, Kecamatan Manggis, Karangasem ini.
Panglingsir Sira Arya Gajah Para lan Bretara Sira Arya Getas Desa Tiyingtali, Guru Komang Putu menyampaikan terima kasih atas uratian (perhatian) para pangurus pasemetonan Sira Arya Gajah Para lan Bretara Sira Arya Getas se Provinsi Bali yang telah meluangkan waktu untuk mendoakan agar almarhum tenang menuju alam niskala. Guru Komang Putu juga memohonkan maaf, jika selama hidup dan selama ngayah di pasemetonan, almarhum sempat bersalah baik sengaja atau tak sengaja. ‘’Tiyang atas nama keluarga besar driki (disini), nunas pangampura banget (mohon maaf yang mendalam,Red),’’ jelasnya.
Guru Komang Putu menambahkan, berdasarkan hasil paruman keluarga, diputuskan upacara untuk jenazah almarhum hanya Makingsan Ring Gni melalui Krematorium di Banjar Punduk Dawa, Desa Pesinggahan, Kecamatan Dawan, Klungkung, Soma Umanis Tolu, Senin (27/9) pagi pukul 08.00 Wita. Upacara ini dipilih karena manut (sesuai) dresta di Desa Adat Tiyingtali, bahwa dilarang mengubur jenazah secara beruntun dengan jenazah se desa adat. Dilarang juga membakar jenasah karena sedang ada pembangunan atau rehab palinggih di Pura Dalem Desa Adat Tiyingtali. ‘’Sehingga Makingsan Ring Gni melalui kremasi jadi pilihan terbaik,’’ jelas pecinta sastra dan budaya Bali ini.
Pantauan di depan rumah almarhum, puluhan karangan bunga ucapan duka cita berjejer di pinggir jalan setempat. Karangan bunga tersebut dikirim oleh sejawat almarhum dari sejumlah organisasi. Sebagaimana diketahui, Made Ramia Adnyana menghembuskan napas terakhir karena serangan jantung di RSUP Sanglah, Denpasar, Kamis siang pukul 11.00 Wita. Dia sempat sekitar 2 jam menjalani perawatan. Ramia Adnyana tinggal di Perum Griya Tanjung Sari Residence Blok A-18 Banjar Tegeh Sari, Desa Padangsambian Kaja, Kecamatan Denpasar Barat. Jenazah almarhum sudah dipulangkan dari RSUP Sanglah ke rumah duka di Desa Tiyingtali. Almarhum meninggalkan istri tercinta Puspa Arianti dan dua anak. Almarhum adalah anak sulung dari dua bersaudara, pasangan I Komang Lulut (almarhum) dan Ni Nengah Sumita. *lsa
Komentar