Pantai Ciamik tanpa Sampah Plastik
DENPASAR, NusaBali.com –Sampah plastik bukan hanya mengancam keindahan pantai. Lebih dari itu ada dampak serius pada ekosistem laut.
Direktur Pendayagunaan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Ditjen Pengelolaan Ruang Laut, Muhammad Yusuf, menyatakan bahwa terdapat 10 besar jenis sampah yang biasanya ditemukan di pantai maupun laut. “Yang pertama ada puntung rokok, pembungkus makanan, botol minuman plastik, tutup botol plastik, kantong kresek, kantong plastik lainnya, sedotan dan pengaduk, wadah plastik, tutup minuman plastik, dan wadah styrofoam,” ujarnya pada webinar ‘Pantai Ciamik Tanpa Sampah Plastik' Jumat (24/9/2021) di kanal YouTube Ditjen IKP Kominfo.
Adanya pencemaran sampah di laut, terutama pencemaran sampah plastik, tidak hanya mengotori laut namun keberadaan sampah plastik juga turut mengancam keberadaan biota laut, bahkan hingga manusia. “Terdapat 28 persen ikan dan 55 persen spesies biota laut yang sudah terdeteksi atau terkontaminasi dengan microplastik, yang seperti diketahui pada akhirnya ikan tersebut bisa saja dikonsumsi oleh manusia, yang dalam jangka panjang akan menimbulkan dampak kesehatan yang serius,” jelasnya.
Pemerintah ditegaskan telah banyak menetapkan aturan untuk menjaga keberadaan pantai maupun laut yang ada di Indonesia, seperti salah satunya yakni peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 26 Tahun 2021 tentang Pencegahan Pencemaran, Pencegahan Kerusakan, Rehabilitasi dan Peningkatan Sumber Daya Ikan dan Lingkungannya.
Lebih lanjut Muhammad Yusuf menjelaskan bahwa terdapat beberapa strategi yang harus dilakukan dalam menanggulangi pencemaran sampah terutama sampah plastik yang ada di area pantai maupun laut. Seperti harus ada pengawasan dan sistem pelaporan terkait perilaku menyimpang seperti dengan sengaja membuang sampah sembarangan, lalu adanya sumber daya manusia, teknologi dan sarana dan prasarana pendukung dalam menanggulangi keberadaan sampah tersebut, serta koordinasi dan kerja sama seluruh lapisan masyarakat. “Tentunya kesadartahuan dan partisipasi masyarakat memegang peran penting untuk mencegah terjadinya pencemaran oleh sampah plastik,” ujarnya.
Sementara itu Ketua Trash Hero Indonesia Wayan Aksara yang turut menjadi narasumber pada webinar tersebut, menyatakan bahwa daur ulang sampah plastik bukan merupakan solusi yang tepat untuk menanggulangi keberadaan sampah plastik yang semakin mengkhawatirkan, terutama pencemaran yang terjadi di area pantai. “Untuk saat ini daur ulang itu memang diperlukan, tapi bukan solusi utama untuk penanggulangan sampah plastik yang ada,” ujarnya.
Keberadaan sampah plastik, kata Aksara, dapat terkendali apabila, masyarakat telah membiasakan pola hidup untuk mengurangi penggunaan sampah plastik, dimulai dari diri sendiri maupun lingkup keluarga. “Sederhana saja, coba mulai biasakan membawa tumbler (tempat minum) mulai dari sekarang. Perilaku tersebut berdampak akan sangat baik dalam mengurangi penggunaan botol plastik dalam jangka panjang,” ujarnya.
Lebih lanjut Wayan Aksara menyatakan bahwa upaya yang dilakukan oleh komunitas pencinta lingkungan seperti Trash Hero Indonesia akan kurang berarti apabila tidak diiringi dengan adanya kesadaran atau komitmen bersama, dalam memulai kebiasaan pola hidup mengurangi penggunaan plastik sekali pakai. “Selain itu disiplin membuang sampah pada tempatnya merupakan hal yang sangat penting, jangan sampai keberadaan pantai atau laut sebagai sumber penghasil ikan menjadi tercemar dan memberikan dampak yang sangat berbahaya dikemudian hari,” tegasnya.
Pemerintah Provinsi Bali juga telah turut berpartisipasi dalam upaya penanggulangan sampah plastik, dengan menerbitkan Pergub Nomor 97 Tahun 2018 tentang Pembatasan Timbulan Sampah Plastik Sekali Pakai. “Sangat bangga sekali pemerintah berhasil menerbitkan kebijakan tersebut. Sehingga sekarang baik mini market, supermarket, atau restoran cepat saji dan tempat lainnya tidak menyediakan kantong plastik dan sedotan lagi,” ujar Aksara.
Aktivis lingkungan yang juga seorang seniman ini pun berharap agar masyarakat memaksimalkan tekad dan niat untuk mulai membiasakan diri, serta ikut berpartisipasi dalam menyelamatkan pantai, laut bahkan bumi, dari pencemaran sampah plastik. *rma
Aktivis lingkungan yang juga seorang seniman ini pun berharap agar masyarakat memaksimalkan tekad dan niat untuk mulai membiasakan diri, serta ikut berpartisipasi dalam menyelamatkan pantai, laut bahkan bumi, dari pencemaran sampah plastik. *rma
1
Komentar