Pengunjung Pantai Kuta Dibatasi
Kapasitas Maksimal 8.000 Orang Plus Para Pedagang
Jika batas kapasitas terpenuhi, pengunjung tidak diperbolehkan masuk.
MANGUPURA, NusaBali
Desa Adat Kuta menerapkan aturan ketat selama masa uji coba pembukaan Pantai Kuta. Pengunjung pun dibatasi maksimal 8.000 plus para pedagang yang berjualan di kawasan tersebut. Untuk mengatur keluar masuknya pengunjung, QR Code PeduliLindungi telah terpasang di 8 pintu masuk. Sementara 20 pintu masuk lainnya ditutup permanen.
Kebijakan ini disampaikan Bendesa Adat Kuta I Wayan Wasista, di sela-sela pemasangan QR Code PeduliLindungi di Gapura Pintu masuk Pantai Kuta Minggu (26/9) pukul 16.30 Wita. “Dengan adanya baracode ini, kami tahu keseluruhan yang ada di Pantai Kuta. Untuk saat ini, kapasitas sesuai aturan itu hanya 8.000 wisatawan plus pedagang saja,” kata Wasista.
Menurutnya, pemasangan QR Code PeduliLindungi di 8 pintu masuk Pantai Kuta sudah berdasarkan kajian, sehingga bisa mengakomodir wisatawan maupun pedagang yang hendak masuk ke kawasan pantai. “Berhubung akses masuk cukup banyak, yaitu 28 titik, maka kami baru menyediakan 8 barcode diakses masuk saja,” kata Wasista.
Setiap pintu masuk, lanjut Wasista, dijaga oleh orang petugas. Nantinya petugas akan mengarahkan pengunjung melakukan scan barcode dan hanya yang sudah memiliki vaksin lengkap yang bisa masuk. Kalau belum, petugas tidak membiarkan pengunjung masuk ke area pantai. Begitu juga jika batas kapasitas terpenuhi, pengunjung tidak diperbolehkan masuk. “Masing-masing barcode kuotanya 1.000 orang, kalau total ada 8 barcode, berarti 8.000 pengunjung. Jadi, kalau melebihi kuota itu, aplikasi tidak merespon lagi. Nah, dengan otomatis pengunjung tidak bisa masuk,” tegas Wasista.
Terkait akses masuk yang belum dipasangi barcode, pihaknya akan melakukan penutupan secara permanen. Meski saat ini belum secara resmi ditutup, sudah berkoordinasi dengan sejumlah pihak untuk menutup menggunakan batu bata. Langkah penutupan permanen ini agar tidak ada wisatawan atau pengunjung yang masuk di luar dari kuota yang telah tersedia. Dengan demikian, bisa mencegah kerumunan saat berada di dalam kawasan Pantai Kuta.
“Kami sudah cari pemborong yang mengerjakan. Dalam waktu dekat akan ditutup permanen. Biarkan hanya 8 akses masuk saja yang dibuka untuk wisatawan,” kata Wasista.
Sementara, salah seorang wisatawan asal Jakarta, Indri, menyambut baik upaya pengelola Pantai Kuta dalam menggunakan QR Code PeduliLindungi di akses masuk. Wisatawan yang bekerja di Kementerian Informasi RI ini merasa aman saat berkunjung. “Tentu ini upaya yang baik dalam menekan penyebaran Covid-19 di objek wisata. Saya sangat bersyukur setelah semuanya dipasangi seperti ini, karena kami yang berkunjung akhirnya merasa aman dan tidak ada keragu-raguan lagi masuk ke Pantai Kuta,” kata Indi didampingi rekannya bernama Ina. *dar
Kebijakan ini disampaikan Bendesa Adat Kuta I Wayan Wasista, di sela-sela pemasangan QR Code PeduliLindungi di Gapura Pintu masuk Pantai Kuta Minggu (26/9) pukul 16.30 Wita. “Dengan adanya baracode ini, kami tahu keseluruhan yang ada di Pantai Kuta. Untuk saat ini, kapasitas sesuai aturan itu hanya 8.000 wisatawan plus pedagang saja,” kata Wasista.
Menurutnya, pemasangan QR Code PeduliLindungi di 8 pintu masuk Pantai Kuta sudah berdasarkan kajian, sehingga bisa mengakomodir wisatawan maupun pedagang yang hendak masuk ke kawasan pantai. “Berhubung akses masuk cukup banyak, yaitu 28 titik, maka kami baru menyediakan 8 barcode diakses masuk saja,” kata Wasista.
Setiap pintu masuk, lanjut Wasista, dijaga oleh orang petugas. Nantinya petugas akan mengarahkan pengunjung melakukan scan barcode dan hanya yang sudah memiliki vaksin lengkap yang bisa masuk. Kalau belum, petugas tidak membiarkan pengunjung masuk ke area pantai. Begitu juga jika batas kapasitas terpenuhi, pengunjung tidak diperbolehkan masuk. “Masing-masing barcode kuotanya 1.000 orang, kalau total ada 8 barcode, berarti 8.000 pengunjung. Jadi, kalau melebihi kuota itu, aplikasi tidak merespon lagi. Nah, dengan otomatis pengunjung tidak bisa masuk,” tegas Wasista.
Terkait akses masuk yang belum dipasangi barcode, pihaknya akan melakukan penutupan secara permanen. Meski saat ini belum secara resmi ditutup, sudah berkoordinasi dengan sejumlah pihak untuk menutup menggunakan batu bata. Langkah penutupan permanen ini agar tidak ada wisatawan atau pengunjung yang masuk di luar dari kuota yang telah tersedia. Dengan demikian, bisa mencegah kerumunan saat berada di dalam kawasan Pantai Kuta.
“Kami sudah cari pemborong yang mengerjakan. Dalam waktu dekat akan ditutup permanen. Biarkan hanya 8 akses masuk saja yang dibuka untuk wisatawan,” kata Wasista.
Sementara, salah seorang wisatawan asal Jakarta, Indri, menyambut baik upaya pengelola Pantai Kuta dalam menggunakan QR Code PeduliLindungi di akses masuk. Wisatawan yang bekerja di Kementerian Informasi RI ini merasa aman saat berkunjung. “Tentu ini upaya yang baik dalam menekan penyebaran Covid-19 di objek wisata. Saya sangat bersyukur setelah semuanya dipasangi seperti ini, karena kami yang berkunjung akhirnya merasa aman dan tidak ada keragu-raguan lagi masuk ke Pantai Kuta,” kata Indi didampingi rekannya bernama Ina. *dar
Komentar