Fraksi PDIP DPRD Jembrana Polisikan Pemilik Akun De Parta
Jajaran Fraksi PDIP DPRD Jembrana laporkan pemilik akun Facebook (FB) De Parta ke Mapolda Bali, Jalan WR Supratman Denpasar, Rabu (18/1).
Karena Postingan Berita Hoax Soal Dewan Selingkuh
NEGARA, NusaBali
Masalahnya, akun De Parta ini diduga memposting sebuah berita hoax lewat media sosial FB terkait anggota DPRD Jembrana bersama teman wanitanya yang digerebek polisi di sebuah hotel melati pada malam tahun baru, 31 Desember 2016.
Dalam postingan akun pribadi De Parta itu bertuliskan 'Sebarkan!!! Memalukan..!! Anggota DPRD Partai PDIP Jembrana Tertangkap Sedang Indehoy di Kamar Hotel'. Padahal, faktanya yang sempat diamankan polisi berduaan bersama waita di sebuah hotel kelas melati kawasan Kota Negara, Sabtu (31/1) malam, adalah anggota DPRD Jembrana dari Fraksi Hanura.
Laporan ke Polda Bali terkait berita hoax, Rabu siang sekitar pukul 13.30 Wita, dilakukan langsung Ketua Fraksi PDIP DPRD Jembrana, I Ketut Sudiasa, didampingi Sekretaris Fraksi Nyoman Renteb. Laporan mereka diterima petugas Dit Reskrimsus Polda Bali.
Dalam laporannya, Fraksi PDIP DPRD Jembrana juga menyertakan lampiran print out postingan hoax akun De Parta dan hasil analisa praktisi IT DPC PDIP Jembrana. Terungkap, berita hoax tersebut diposting akun De Parta hari Sabtu, 14 Januari 2016 pukul 16.12 Wita.
Dalam diskripsi postingan tersebut, turut terpampang gambar seorang pria dan wanita setengah bugil dengan wajah disensor, disertai embos CNN Indonesia yang bukan asli dari CNN Indonesia. Dalam tautan itu, juga tertera link CNNINDONESIA. INFO yang ketika berusaha diklik, tidak terintegrasi sama sekali dengan situs mana pun.
Seusai membuat laporan ke Polda Bali, Rabu siang, Ketut Sudiasa mengatakan ke-beradaan postingan hoax di akun De Parta itu pertama kali diketahui salah seorang Staf Sekretariat DPC DDIP Jembrana. Begitu ditahui, postingan tertanggal 14 Januari 2017 itu pun dianalisa oleh tim IT DPC PDIP Jembrana. Dari analisa tersebut, dipastikan postingan bersangkutan adalah hoax.
Postingan hoax ini selain bersifat provokatif, juga dianggap mencoreng nama Fraksi PDIP DPRD Jembrana. Karenanya, setelah sempat dibahas di rapat internal, Fraksi PDIP dan DPC PDIP Jembrana sepakat untuk melaporkan berita hoax tersebut ke Polda Bali. Laporan diajukan atas seizin Ketua DPC PDIP Jembrana, I Made Kembang Hartawan.
"Kami sangat menyesalkan postingan hoax seperti ini. Kami ingin agar diusut pemilik akun bersangkutan dan apa maksud serta tujuannya. Pihak Polda Bali berjanji menindaklanjuti laporan kami," papar Ketut Sudiasa yang jug Bendahara DPC PDIP Jembrana.
Sudiasa mnenyebutkan, pihaknya terpaksa melapor ke Polda Bali, karena tidak ada itikad baik dari pemilik akun De Parta, yang dalam deskripsi pribadinya tercantum bekerja di BreadLife Bakery, pernah belajar di SMAN 2 Tejakula (Buleleng), tinggal di Kota Denpasar, dan berasal dari Singaraja. Sejak berita hoax dimuat, Sabtu (14/1) sampai Rabu kemarin, yang bersangkutan tidak kunjung menghapus ataupun mengkoreksi postingan hoax itu. Hingga Rabu kemarin, postingan hoax yang telah terpampang selama 4 hari tersebut diketahui mendapat 8 like dan 2 kali dibagikan.
Sementara itu, Ketua DPC PDIP Jembrana Made Kembang Hartawan mengatakan, pelaporan atas penyeberan berita hoax itu dilakukan sebagai upaya bersama memerangi hoax, sesuai arahan Presiden RI dan Kepolisian. Pasalnya, berita hoax berdampak sangat besar bagi disintegrasi bangsa, kekacuan informasi, dan lainnya.
Kembang Hartawan sangat berharap laporan penyeberan hoax melalui media sosial ini dapat diusut secara tuntas oleh polisi, untuk edukasi kepada masyarakat. "Supaya tidak terbiasa menyebar berita tidak asli dan menciptakan teror di masyarakat. Karena dampaknya sangat luar biasa. Bangsa menjadi rentan konflik, bisa kehilangan rasa saling percaya, dan ini menjadi hantu menakutkan buat bangsa," tandas politisi PDIP asal Pekutatan juga Wakil Bupati Jembrana dua kali periode (2010-2015, 2016-2021) ini.
Apalagi, menurut Kembang, tidak dapat dipungkiri belakangan sudah semakin marak bertebaran berita palsu atau hoax di media sosial. Anak-anak sebagai generasi penerus bangsa dikhawatirkan akan terjerumus dengan penyebaran hoax. “Karena itu, masyarakat diharapkan agar dapat lebih bijak dalam memanfaatkan perkembangan IT maupun media sosial,” harap Kembang. * ode
1
Komentar