Menghilang Semalam, Pekak 63 Tahun Ditemukan Tewas di Jurang
Di Desa Gitgit, Kecamatan Sukasada, Buleleng seorang kakek berusia 80 tahun juga ditemukan tewas nyangkut di rumpun bambu tebing jurang
Peristiwa maut di Bekas Galian C kawasan Desa Sukadana, Kecamatan Kubu, Karangasem
AMLAPURA, NusaBali
Sempat menghilang selama sehari semalam, seorang kakek, I Komang Rindi, 63, ditemukan tewas di dasar jurang bekas Galian C kawasan Banjar Lebah, Desa Sukadana, Kecamatan Kubu, Karangasem, Selasa (17/1) siang sekitar pukul 13.00 Wita. Diduga kuat, kakek berusua 63 tahun ini terpeleset jatuh ke jurang sedalam 15 meter yang berlokasi tak jauh dari rumahnya.
Korban Komang Rindi merupakan ayah kandung dari Kopka I Nyoman Kebon, anggota TNI yang berdinas di Koramil Kubu, Karangasem. Korban diperkirakan hilang dari rumahnya sejak Senin (16/1) malam, setelah salah seorang cucunya, Ni Kadek Murtini, pergi usai membuat canang.
Upaya pencarian dilakukan sejak Selasa pagi, setelah Ni Kadek Murtini tidak me-nemukan kakeknya di rumah sekitar pukul 06.00 Wita. Awalnya, Kadek Murtini melaporkan hilangnya sang kakek kepada pamannya, Kopka Nyoman Kebon (anak korban). Lalu, Kopka Nyoman Kebon bersama keluarga dan masyarakat bergerak melakukan pencarian.
Upaya pencarian dilakukan terpencar di bekas lokasi Galian C Banjar Lebah, Desa Sukadana. Selasa siang sekitar pukul 12.30 Wita, korban Nyoman Mandra ditemukan tergeletak tak bernyawa dalam kondisi terluka di dasar jurang 15 meter.
Adalah I Komang Yogi, 23, salah seorang warga setempat yang ikut dalam pencarian, yang menemukan korban Komang Rindi tergeletak di dasar jurang. Saksi Komang Yogi kemudian melaporkan temuannya itu kepada Kopka Nyoman Kebon, yang selanjutnya melapor ke Polsek Kubu melalui telepon.
Begitu mendapat laporan, petugas kepolisian yang dipimpin Kapolsek Kubu, AKP I Gede Sukadana, bersama petugas medis datang ke lokasi TKP, Selasa sore pukul 16.00 Wita. Petugas terjun melakukan olah TKP sembari mengevakuasi mayat korban. Dari hasil pemeriksaan, korban Komang Rindi tewas dengan luka robek sepanjang 8 cm di kepala belakang, luka lecet di kedua tangan dan kaki,k diduga akibat jatuh ke jurang.
Anak korban, Kopka Nyoman Kebon, mengakui ayahnya selama ini menderita pikun. Karena kurang ada yang menjaga saat keluar rumah, korban diduga terpeleset ke jurang hingga tewas.
Sementara itu, seorang kakek yang tinggal di Desa Gitgit, Kecamatan Sukasada, Buleleng, I Nyoman Mandra, 80, ditemukan tewas tersangkut di tebing sungai sedalam 30 meter, Rabu (18/1) pagi. Kematian tragis korban Nyoman Mandra pertama kali diketahui I Gede Aryawan, 36, salah seorang warga Desa Gitgit, Rabu pagi sekitar pukul 08.00 Wita.
Pagi itu, saksi Gede Ayawan bersama dua temannya yang tengah melintas di jalan di atas tebung sungai kawasan Banjar Pererenan Bunut, Desa Gitgit, yang berjarak sekitar 1 kilometer dari rumah korban.
Korban Nyoman Mandra ditemukan tersangkut di rumpun bambu di tebing jurang, dengan posisi kepala menghadap ke atas. Warga sekampung pun ramai-ramai terjun ke lokasi untuk mengevakuasi mayat korban ke frmah duka di Banjar Gitgit, Desa Pakraman Gitgit.
Tidak ada yang tahu persis, apa penyebab kematian Nyoman Mundra dan kenapa sampai berada di tebing jurang yang berjarak 1 kilometer dari rumahnya. Dari ke-saksian pihak keluarga, korban sebelumnya sempat selama sepekan dirawat di RSUD Buleleng di Singaraja, karena menderita kelainan jantung. Korban baru pulang dari rumah sakit, beberapa hari lalu.
Sepulang dari rumah sakit, korban diajak tinggal dirumah keluarganya yang berada di Banjar Pererenan Bunut, Desa Gitgit. Seperti biasa, korban tidur berasama istrinya, Ni Nyoman Suratmi, 70. “Sebelum ditemukan tewas nyangkut di rumpun bambu tebing jurang, korban diketahui istrinya sudah tidak ada di tempat tidur sejak dinihari pukul 03.00 Wita,” ungkap Kapolsek Sukasada, Kompol Gede Arya Wibawa.
Menurut Kapolsek Arya Wibawa, berdasarkan olah TKP dan keterangan saksi-saksi, kematian tragis korban Nyoman Mandra disimpulkan murni musibah. Hingga Rabu kemarin, jenazah pekak berusia 80 tahun ini masih disemayamkan di rumah duka sembaru menunggu dewasa ayu untuk penguburan. * k16,k23
AMLAPURA, NusaBali
Sempat menghilang selama sehari semalam, seorang kakek, I Komang Rindi, 63, ditemukan tewas di dasar jurang bekas Galian C kawasan Banjar Lebah, Desa Sukadana, Kecamatan Kubu, Karangasem, Selasa (17/1) siang sekitar pukul 13.00 Wita. Diduga kuat, kakek berusua 63 tahun ini terpeleset jatuh ke jurang sedalam 15 meter yang berlokasi tak jauh dari rumahnya.
Korban Komang Rindi merupakan ayah kandung dari Kopka I Nyoman Kebon, anggota TNI yang berdinas di Koramil Kubu, Karangasem. Korban diperkirakan hilang dari rumahnya sejak Senin (16/1) malam, setelah salah seorang cucunya, Ni Kadek Murtini, pergi usai membuat canang.
Upaya pencarian dilakukan sejak Selasa pagi, setelah Ni Kadek Murtini tidak me-nemukan kakeknya di rumah sekitar pukul 06.00 Wita. Awalnya, Kadek Murtini melaporkan hilangnya sang kakek kepada pamannya, Kopka Nyoman Kebon (anak korban). Lalu, Kopka Nyoman Kebon bersama keluarga dan masyarakat bergerak melakukan pencarian.
Upaya pencarian dilakukan terpencar di bekas lokasi Galian C Banjar Lebah, Desa Sukadana. Selasa siang sekitar pukul 12.30 Wita, korban Nyoman Mandra ditemukan tergeletak tak bernyawa dalam kondisi terluka di dasar jurang 15 meter.
Adalah I Komang Yogi, 23, salah seorang warga setempat yang ikut dalam pencarian, yang menemukan korban Komang Rindi tergeletak di dasar jurang. Saksi Komang Yogi kemudian melaporkan temuannya itu kepada Kopka Nyoman Kebon, yang selanjutnya melapor ke Polsek Kubu melalui telepon.
Begitu mendapat laporan, petugas kepolisian yang dipimpin Kapolsek Kubu, AKP I Gede Sukadana, bersama petugas medis datang ke lokasi TKP, Selasa sore pukul 16.00 Wita. Petugas terjun melakukan olah TKP sembari mengevakuasi mayat korban. Dari hasil pemeriksaan, korban Komang Rindi tewas dengan luka robek sepanjang 8 cm di kepala belakang, luka lecet di kedua tangan dan kaki,k diduga akibat jatuh ke jurang.
Anak korban, Kopka Nyoman Kebon, mengakui ayahnya selama ini menderita pikun. Karena kurang ada yang menjaga saat keluar rumah, korban diduga terpeleset ke jurang hingga tewas.
Sementara itu, seorang kakek yang tinggal di Desa Gitgit, Kecamatan Sukasada, Buleleng, I Nyoman Mandra, 80, ditemukan tewas tersangkut di tebing sungai sedalam 30 meter, Rabu (18/1) pagi. Kematian tragis korban Nyoman Mandra pertama kali diketahui I Gede Aryawan, 36, salah seorang warga Desa Gitgit, Rabu pagi sekitar pukul 08.00 Wita.
Pagi itu, saksi Gede Ayawan bersama dua temannya yang tengah melintas di jalan di atas tebung sungai kawasan Banjar Pererenan Bunut, Desa Gitgit, yang berjarak sekitar 1 kilometer dari rumah korban.
Korban Nyoman Mandra ditemukan tersangkut di rumpun bambu di tebing jurang, dengan posisi kepala menghadap ke atas. Warga sekampung pun ramai-ramai terjun ke lokasi untuk mengevakuasi mayat korban ke frmah duka di Banjar Gitgit, Desa Pakraman Gitgit.
Tidak ada yang tahu persis, apa penyebab kematian Nyoman Mundra dan kenapa sampai berada di tebing jurang yang berjarak 1 kilometer dari rumahnya. Dari ke-saksian pihak keluarga, korban sebelumnya sempat selama sepekan dirawat di RSUD Buleleng di Singaraja, karena menderita kelainan jantung. Korban baru pulang dari rumah sakit, beberapa hari lalu.
Sepulang dari rumah sakit, korban diajak tinggal dirumah keluarganya yang berada di Banjar Pererenan Bunut, Desa Gitgit. Seperti biasa, korban tidur berasama istrinya, Ni Nyoman Suratmi, 70. “Sebelum ditemukan tewas nyangkut di rumpun bambu tebing jurang, korban diketahui istrinya sudah tidak ada di tempat tidur sejak dinihari pukul 03.00 Wita,” ungkap Kapolsek Sukasada, Kompol Gede Arya Wibawa.
Menurut Kapolsek Arya Wibawa, berdasarkan olah TKP dan keterangan saksi-saksi, kematian tragis korban Nyoman Mandra disimpulkan murni musibah. Hingga Rabu kemarin, jenazah pekak berusia 80 tahun ini masih disemayamkan di rumah duka sembaru menunggu dewasa ayu untuk penguburan. * k16,k23
1
Komentar