PTM Tanpa QR Code PeduliLindungi
Dari 1.015 siswa SMAN Amlapura, baru mengantongi izin PTM dari orang tua sebanyak 985 siswa.
AMLAPURA, NusaBali
Sejumlah SMA di Karangasem belum menempel QR Code aplikasi PeduliLindungi sehingga tidak terdeteksi daerah asal siswa dan guru apakah dari zona merah, zona oranye, zona kuning, atau zona hijau. Ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMA Karangasem, Wayan Sugiana, mengaku sudah siap menyelenggarakan pembelajaran tatap muka. Semua fasilitas sudah lengkap, kecuali QR Code aplikasi PeduliLindungi.
Wayan Sugiana mengaku sudah mengajukan permohonan QR Code PeduliLindungi hanya belum mendapat respon dari Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Karangasem. Menurut Kasek SMAN 2 Amlapura ini, QR Code aplikasi PeduliLindungi sangat penting untuk mengetahui pemetaan siswa dan asal guru. “Jangan sampai siswa dan guru yang mestinya menjalani isolasi terpusat, malah siswa ikut belajar dan guru mengajar di sekolah,” ungkap Wayan Sugiana, Selasa (28/9).
Wayan Sugiana menegaskan, aplikasi PeduliLindungi telah menjadi standar untuk melindungi siswa dan guru serta keluarga besar di sekolah. “Para siswa dan guru telah melengkapi aplikasi PeduliLindungi di HP masing-masing,” ungkap mantan Kasek SMAN 1 Amlapura ini. Pendidik asal Banjar Abiansoan, Desa Bungaya Kangin, Kecamatan Bebandem ini menambahhkan, dari 1.015 siswa sementara baru mengantongi izin dari orang tua sebanyak 985 siswa. Rencananya pembelajaran dibagi dua shift sehingga tiap kelas terisi 50 persen.
Belajar tatap muka digelar pada hari Senin, Rabu, dan Jumat. Tiap hari belajar tatap muka selama 30 menit untuk tiga mata pelajaran. Belajar tatap muka minggu berikutnya untuk mata pelajaran yang lain dengan jadwal Selasa, Kamis, dan Sabtu. “Jika tidak ada jadwal PTM, siswa belajar daring,” tambahnya. Bagi siswa yang tidak dapat izin orangtua wajib mengikuti pelajaran menggunakan zoom. “Guru menyiarkan langsung saat melaksanakan pembelajaran dari kelas, siswa yang tidak dapat izin orangtua wajib mengikuti dari rumahnya masing-masing,” tegas Wayan Sugiana.
Kasek SMAN 1 Amlapura, I Ketut Marta Ariana juga mengaku telah siap melaksanakan PTM walau tanpa QR Code aplikasi PeduliLindungi. Jadwalnya, Senin dengan 3 mata pelajaran, Rabu dengan 3 mata pelajaran, dan Jumat 2 mata pelajaran. Minggu berikutnya, Selasa dengan 3 mata pelajaran, Kamis dengan 3 mata pelajaran, dan Sabtu dengan 2 mata pelajaran. “Tatap muka selama 40 menit tanpa jam istirahat. Begitu selesai belajar, langsung pulang,” jelas Marta Ariana. Sementara Kadis Komunikasi dan Informatika Karangasem, I Gede Ngurah Yudiantara, mengatakan sekolah yang berkeinginan pasang QR Code aplikasi PeduliLindungi wajib mengisi format terlebih dahulu. “Kami siap mendukung, asalkan seluruh petunjuk yang ada di format diisi lengkap,” jelas Yudiantara. *k16
Wayan Sugiana mengaku sudah mengajukan permohonan QR Code PeduliLindungi hanya belum mendapat respon dari Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Karangasem. Menurut Kasek SMAN 2 Amlapura ini, QR Code aplikasi PeduliLindungi sangat penting untuk mengetahui pemetaan siswa dan asal guru. “Jangan sampai siswa dan guru yang mestinya menjalani isolasi terpusat, malah siswa ikut belajar dan guru mengajar di sekolah,” ungkap Wayan Sugiana, Selasa (28/9).
Wayan Sugiana menegaskan, aplikasi PeduliLindungi telah menjadi standar untuk melindungi siswa dan guru serta keluarga besar di sekolah. “Para siswa dan guru telah melengkapi aplikasi PeduliLindungi di HP masing-masing,” ungkap mantan Kasek SMAN 1 Amlapura ini. Pendidik asal Banjar Abiansoan, Desa Bungaya Kangin, Kecamatan Bebandem ini menambahhkan, dari 1.015 siswa sementara baru mengantongi izin dari orang tua sebanyak 985 siswa. Rencananya pembelajaran dibagi dua shift sehingga tiap kelas terisi 50 persen.
Belajar tatap muka digelar pada hari Senin, Rabu, dan Jumat. Tiap hari belajar tatap muka selama 30 menit untuk tiga mata pelajaran. Belajar tatap muka minggu berikutnya untuk mata pelajaran yang lain dengan jadwal Selasa, Kamis, dan Sabtu. “Jika tidak ada jadwal PTM, siswa belajar daring,” tambahnya. Bagi siswa yang tidak dapat izin orangtua wajib mengikuti pelajaran menggunakan zoom. “Guru menyiarkan langsung saat melaksanakan pembelajaran dari kelas, siswa yang tidak dapat izin orangtua wajib mengikuti dari rumahnya masing-masing,” tegas Wayan Sugiana.
Kasek SMAN 1 Amlapura, I Ketut Marta Ariana juga mengaku telah siap melaksanakan PTM walau tanpa QR Code aplikasi PeduliLindungi. Jadwalnya, Senin dengan 3 mata pelajaran, Rabu dengan 3 mata pelajaran, dan Jumat 2 mata pelajaran. Minggu berikutnya, Selasa dengan 3 mata pelajaran, Kamis dengan 3 mata pelajaran, dan Sabtu dengan 2 mata pelajaran. “Tatap muka selama 40 menit tanpa jam istirahat. Begitu selesai belajar, langsung pulang,” jelas Marta Ariana. Sementara Kadis Komunikasi dan Informatika Karangasem, I Gede Ngurah Yudiantara, mengatakan sekolah yang berkeinginan pasang QR Code aplikasi PeduliLindungi wajib mengisi format terlebih dahulu. “Kami siap mendukung, asalkan seluruh petunjuk yang ada di format diisi lengkap,” jelas Yudiantara. *k16
Komentar