Antara Korban dan Pelaku Merupakan Tiga Sekawan
Bentrokan Bersenjata Tajam di Desa Sading
MANGUPURA, NusaBali
Tiga pria yang terlibat bentrokan bersejata tajam di sebuah gang kawasan Banjar Puseh, Desa Sading, Kecamatan Mengwi, Badung, Selasa (28/9) malam pukul 21.00 Wita, ternyata berteman akrab.
Mereka merupakan tiga sekawan yang tergabung dalam satu wadah Ormas besar di Bali dan nyaris setiap hari selalu bersama. Korban I Made Oka Suyasa, 35, yang sekarat dengan banyak luka bacokan hingga harus dirawat di rumah sakit, dikenal berwatak keras. Akibatnya, saat korban terlibat keributan dengan dua rekannya: I Wayan Ar alias Pak Ega, 51, dan I Komang B alias Mang Jagapati, 34, warga setempat takut mendekat. Apalagi, mereka berkelahi bersenjatakan benda tajam.
Kasi Humas Polres Badung, Iptu Ketut Sudana, dalam keterangan persnya, Rabu (29/9) siang, mengungkapkan usai peristiwa berdarah itu, hanya Pak Ega (asal Banjar Puseh Pengalaman, Desa Sading, Kecamatan Mengwi) yang ditahan di Mapolres Badung. Sedangkan Mang Jagapati (krama Banjar Sibang, Desa Jagapati, Kecamatan A biansemal, Badung) belum ditahan dan masih berstatus saksi.
Iptu Sudana membeberkan, pihak yang bermasalah sebenarnya antara Mang Jagapati vs Made Oka Suyasa. Mang Jagapati buat status di akun WhatsApp miliknya. Ternyata, status WA itu membuat Made Oka Suyasa tersinggung. Sebelum terjadi perkelahian, kata Iptu Sudana, korban Oka Suyasa menelepon dan kirim pesan via WA kepada Mang Jagapati untuk menanyakan apa maksud status di WA itu.
Setelah menerima pesan WA dan telepon itu, Mang Jagapati memberitahu Pak Ega. Menerima informasi itu, Pak Ega ingin menyelesaikan konflik kedua temannya ini secara baik-baik. Mang Jagapati dan Pak Ega pun memutuskan temui Made Oka Suyasa di rumahnya kawasan Banjar Puseh, Desa Sading untuk minta maaf.
"Saya belum tahu apa isi status WA yang membuat korban marah. Sampai saat ini masih dilakukan penyelidikan. Intinya, yang punya masalah adalah antara Mang Jagapati dengan Made Oka Suyasa," terang Iptu Sudana.
Nah, saat Pak Ega dan Mang Jagapati tiba di gang masuk menuju rumah Made Oka Suyasa, ternyata kurban sudah menunggunya. Saat itu, kata Iptu Sudana, korban sudah mempersenjatai diri dengan dua batang linggis. Korban Oka Suyasa yang terkenal sangar itu langsung menghajar tangan kanan Mang Jagapati dengan linggis.
Melihat Mang Jagapati diperlakukan kasar seperti itu, Pak Ega pulang ke rumahnya yang berjarak sekitar 100 meter arah selatan dari lokasi TKP untuk mengambil senjata pedang. Kemudian, Pak Ega balik lagi ke lokasi TKP. Tapi, Pak Ega langsung dihajar Oka Suyasa pakai linggis di bagian leher dan pelipis.
Pak Ega yang saat itu sudah bersenjata pedang pun balik melakukan penyerangan. Pak Ega menebas korban Oka Suyasa secara membabi-buta. Karena diserang, korban kabur ke arah selatan di Jalan Raya Sading. Setelah 50 meter dari gang TKP pertama, korban terjatuh di sebelah barat jalan tepatnya depan mulut gang menuju Pura Dalem Pengulu.
"Setelah korban terkapar di tanah, pelaku (Pak Ega) dan saksi (Mag Jagapati, Red) yang juga merupakan temannya balik melakukan pertolongan. Mereka mencari mobil untuk mengantar korban ke RS (RSD Mangusada di Kelurahan Kapal, Kecamatan Mengwi, Red)," papar Iptu Sudana. *pol
Komentar