Menuju Desa Wisata, Tim Verifikasi Potensial Batuan
GIANYAR, NusaBali
Tim Verifikasi Desa Wisata Kabupaten Gianyar menilai kesiapan Desa Batuan, Kecamatan Sukawati, untuk menyandang status sebagai Desa Wisata, Rabu (29/9).
Verifikasi berlangsung di kantor desa setempat, dipimpin langsung Kepala Dinas Pariwisata Gianyar AA Gde Putrawan. Perbekel Batuan Ari Anggara mengharapkan penetapan Desa Wisata diharapkan bisa terwujud saat momentum Saharsa Warsa atau Seribu Tahun Desa Batuan pada 26 Desember 2022. Dia mengungkapkan selama ini situs cagar budaya Pura Desa lan Puseh Desa Adat Batuan telah menjadi daya tarik wisata. Bahkan kunjungan wisatawan mancanegara sebelum pandemi Covid-19 berkisar antara 2.000 - 2.500 orang per hari. Sayangnya, wisatawan yang datang hanya untuk berfoto kemudian makan dan menginap di tempat lain. Dengan menyandang status Desa Wisata, Ari Anggara optimis ada mengintegrasikan antara daya tarik wisata, atraksi budaya, kuliner hingga akomodasi wisata di desa. Sehingga berdampak pada peningkatan perekonomian lokal masyarakat. "Secara de jure memang belum berstatus Desa Wisata. Tapi secara de facto, daya tarik wisata Desa Batuan sudah sejak lama diakui oleh dunia," ungkap perbekel lajang ini.
Dia mengakui, banyak maestro-maestro seni kelahiran Desa Batuan mengharumkan seni budaya Bali di kancah nasional maupun internasional. Termasuk ragam seni yang ada, seperti seni lukis gaya Batuan yang menjadi warisan budaya tak benda. Dengan basis ini, kata alumni UGM Jogjakarta ini, potensi wisata Desa Batuan terdiri dari 17 banjar ini sepenuh budaya. "Masing-masing banjar memiliki ciri khas tersendiri. Dari 8.474 jiwa penduduk kami, 70 persen bekerja di sektor pariwisata dan turunannya," jelasnya.
Desa Batuan juga sudah menyiapkan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) diketuai I Wayan Diana. Tugasnya, membangun kesadaran masyarakat tentang desa wisata. "Sampai tahun 2026 nanti, kami memiliki sembilan program pokok. Mulai dari pengelolaan sampah, pendidikan dasar, pengembangan desa kreatif berbasis budaya, desa digital, hingga pariwisata inklusif dan terbarukan. Sudah masuk RPJMD," jelasnya.
Desa Batuan juga berkomitmen mengalokasikan anggaran untuk perbaikan infrastruktur penunjang pariwisata, sarana olahraga, dan ruang budaya. Potensi wisata budaya Desa Batuan, kata Ari Anggara, juga berupa alam desa. Seperti, Tukad Bisil, Air Terjun Bembengan, Hutan Alas Arum, persawahan lahan basah, Tukad Wos dan Tukad Petanu. "Untuk atraksi budaya, ada banyak. Tiga yang fenomenal endemik asli Batuan yakni Gambuh, Rejang Sutri dan Mesabat Api," jelasnya.
Dalam hal kesiapan akomodasi wisata, di desa seluas 4,1 hektare ini memiliki sekitar 20 home stay, 3 restoran, 68 sanggar seni, 1 hotel, 30 tempat pementasan, sarana olahraga, objek wisata fundamental dan money changer. "Potensi produk, kami punya tenun Cagcag Jati di Banjar Dentiyis, arsitektur, tropi, lukis telur, kerajinan pandil, papan catur, perak, topeng barong dan lainnya. Di semua banjar ada produk unggulan yang bisa dikembangkan," jelasnya.
Menyambut Saharsa Warsa sejalan dengan persiapan menuju Desa Wisata pula, beragam produk unggulan ini mulai dipamerkan di lobi kantor Desa Batuan. Pameran ini memanfaatkan ruang tamu atau lobi Kantor Desa Batuan. Sehingga tamu yang berkunjung otomatis dapat melihat langsung potensi UMKM lokal Desa Batuan.
Ketua Tim Verifikasi Desa Wisata Gianyar Anak Agung Gde Rai mengatakan sudah memantau keberadaan Desa Batuan dalam persiapan menuju Desa Wisata ini. "Yang saya kagumi, Batuan tidak pernah kering ketokohan. Di Desa Batuan, tersimpan pengetahuan terselubung atau hidden knowledge sehingga banyak peneliti tahun 1930an menetap disini," ungkapnya. Menurut pemilik Agung Rai Museum of Art (Arma) ini, hidden knowledge ini yang menjadikan seni pertunjukan maupun seni sastra di Desa Batuan dikagumi. "Batuan adalah pusat dari segala pusat seni," ujarnya. Kepada generasi muda Batuan, Agung Rai berpesan agar seni budaya yang ada dan berkembang saat ini dijaga dan dilestarikan.
Ditemui di sela Verifikasi, Kepala Dinas Pariwisata Gianyar Anak Agung Gde Putrawan mengatakan dalam proses penetapan Desa wisata harus taat asas, proses, regulasi. "Ada parameter dan indikator yang dinilai. Desa wisata adalah Pariwisata mini yang terkonektivitas. Antara daya tarik wisata, atraksi, akomodasi, kuliner dan ekonomi kreatif," jelasnya.
Dijelaskan, tim verifikasi terdiri dari praktisi dan akademisi yakni Anak Agung Gde Rai, Wakil Dekan Fakultas Pariwisata Unud DR Sukma Arida, Ketua Pokdarwis Kabupaten Gianyar Jro Mangku Kandia, praktisi landscape dan tata ruang Ir I Made Saduarsa, Forkom Desa Wisata Nyoman Bhuana. *nvi
1
Komentar