nusabali

Bali Genjot Ekspor Komoditas Unggulan

  • www.nusabali.com-bali-genjot-ekspor-komoditas-unggulan

Serapan pariwisata masih rendah, pasar mancanegara jadi tumpuan

DENPASAR,NusaBali

Balai Karantina Pertanian Denpasar melakukan pendampingan terhadap petani, khususnya untuk komoditas unggulan. Pendampingan bertujuan meningkatkan kualitas produk untuk meningkatkan ekspor, di tengah lemahnya serapan sektor pariwisata  akibat pandemi Covid-19.

Hal tersebut disampaikan Balai Karantina Pertanian Denpasar dalam kegiatan simakrama dengan media, Kamis (30/9) di Kantor Balai Karantina Pertanian Denpasar, Jalan Pelabuhan Benoa, Denpasar.

“Pada saat-saat seperti ini kita tidak punya banyak harapan di pariwisata. Harapan kita adalah pertanian. Bagaimana kita mendampingi petani, bekerja bersama petani, sehingga apa  yang dikerjakan petani  tidak sia-sia,” ujar Humas Balai Karantina Denpasar Ni Kadek Astari dalam kegiatan yang dipimpin Sub Bagian Tata Usaha I Nyoman Sujantara.

Karantina lanjutnya  mendampingi dalam memenuhi persyaratan-persyaratan dan prosedur-prosedur apa yang dihasilkan petani untuk lebih berkualitas, agar masuk ke pasar manca negara.

“Karena jujur sekarang  produksi pertanian tidak bisa diserap kebutuhan pariwisata, khususnya di Bali. Kita hanya bisa berharap hasil produk pertanian bisa diserap pasar manca negara,” ujarnya.

Koordinator Karantina Tumbuhan Balai Karantina Agus Taufik menambahkan pendampingan dilakukan dengan terjun langsung ke kebun-kebun petani yang akan ekspor. Dia menyebut beberapa komoditas unggulan Bali, diantaranya manggis, kakao, vanili dan mangga dan  lainnya.

“Ekspor mangga Buleleng ke China dan Korea. Namun sekarang lagi turun pemasarannya,” ujar Agus Taufik.

Selain China, Uni Eropa juga pasar potensial komoditas pertanian Bali. “Yang lagi digalakan salak Karangasem ke China dan Jepang,” tambahnya.

Data dari Balai Karantina beberapa komoditas unggulan  yang telah ekspor diantaranya manggis. Pada tahun 2019 volume ekspor manggis mencapai 2007 ton dengan nilai ekspor Rp 140 miliar.

Kemudian tahun 2020 volumenya menurun  menjadi 914,9 ton dengan nilai Rp 67 miliar. Sedang tahun 2021  yang masih berjalan,  ekspor manggis baru 186,1 ton dengan nilai ekspor Rp 9 miliar.

Selanjutnya kopi. Ekspor kopi tahun 2019 sebanyak 60 ton dengan nilai Rp 4,4 miliar.  Tahun 2020 ekspor kopi naik menjadi 95 ton dengan nilai Rp 7,6. Kemudian tahun 2021 sampai dengan Agustus volume ekspor kopi 61,9 ton dengan nilai Rp 3,5 miliar.

Kemudian kakao .  Tahun 2019 ekspor kakao Bali 7,5 ton dengan nilai Rp 672 juta. Tahun 2000 naik menjadi 25 ton dengan nilai Rp 1,4 miliar. Sedang  tahun 2021 yang masih sedang jalan ini ekspor kakao 6,13 ton dengan nilai Rp 1,8 miliar. Vanili tahun 2019 ekspor sebanyak 33 ton dengan nilai Rp 69 miliar. Tahun 2020 masih tetap 33 ton, namun nilainya mengalami penurunan mengikuti pasar dunia meniadi Rp 48,3 miliar. Tahun 2021 hingga Agustus ekspor Bali  mencapai 47,9 ton dengan nilai Rp 47,6 miliar. *K17

Komentar