Longsor Timpa 3 Palinggih
Senderan yang jebol dan menimpa palinggih baru dibangun sekitar dua bulan lalu. Sebelum kejadian, hujan lebat dari pagi hingga sore hari.
AMLAPURA, NusaBali
Longsor di Lingkungan Pendem, Kelurahan/Kecamatan Karangasem, menimpa tiga palinggih sanggah dan merusak bangunan tempat tinggal. BPBD Karangasem kesulitan menangani longsor tersebut karena keterbatasan alat.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Karangasem Ida Bagus Ketut Arimbawa, menyatakan, alasan belum melakukan penanganan di lokasi longsor yang menimpa tiga palinggih sanggah, karena masih perlu persiapan alat. Selain itu, longsor tersebut tidak menghambat kepentingan umum. Hal itu terungkap di sela-sela penyerahan bantuan kepada korban, Jumat (20/1).
Dampak longor di Lingkungan Pendem, antara lain senderan tembok dan tanah jebol menimpa palinggih sanggah milik dua kepala keluarga, I Ketut Sumantra, 47, dan I Ketut Darsana, 42. Sumantra menceritakan, longsor terjadi saat segenap keluarganya hendak tidur, Kamis (19/1) sekitar pukul 22.00 Wita. Sebelum longsor, sejak pagi hingga sore hujan lebat.
Mengingat senderan setinggi 6 meter dan panjang 20 meter yang berada di timur palinggih sanggah dan bale sakanem cukup tinggi, dan berat menahan air hujan, sehingga roboh ke arah barat menimpa tiga palinggih sanggah, yakni, rong tiga, rong dua, dan taksu, serta merobohkan bangunan sakanem. Selanjutnya bangunan sakanem menimpa bangunan tempat tinggal dan dapur.
Sejak robohnya senderan tersebut, dua KK semalaman tidak berani tidur, khawatir terjadi longsor susulan. Senderan yang longsor itu baru dibangun dua bulan lalu milik kakak Smantra, I Komang Mertana, 47.
“Ya, sejak senderan itu jebol dan menghanyutkan material menimpa bangunan, kami tidak bisa tidur,” kata Sumantra.
Walau senderan tersebut telah dilengkapi rangkaian besi, tetapi saat pemasangan pondasi tidak menggunakan sistem terasiring, sehingga mudah roboh.
Ni Nyoman Martini, pedagang keliling, istri dari Sumantra mengaku tidak bisa jualan gara-gara tempat tinggalnya tertimpa longsoran senderan. “Saya masih trauma untuk memasak di dapur, makanya tidak jualan sementara ini,” kata Martini.
Kepala Pelaksana BPBD Karangasem Ida Bagus Ketut Arimbawa, Jumat kemarin menyerahkan bantuan, antara lain berupa selimut, makanan siap saji, alat-alat dapur, matras, terpal, obat-obatan, dan lain-lain, senilai Rp 6 juta. “Nanti penanganannya Senin, sekaligus kami usulkan agar dapat bantuan pasca-bencana,” tutur IB Arimbawa.
Petugas juga akan mendata kerugian. Tetapi hasil dari pendataan sementara di lapangan, bale sakanem yang roboh dan tiga palinggih senilai Rp 70 juta.
IB Arimbawa mengingatkan agar tidak tinggal di bangunan yang tertimpa longsoran itu. Hadir pula Camat Karangasem Cok Alit Surya Prabawa. Dia merencanakan Minggu (22/1) bergotong royong bersama staf melakukan bersih-bersih di lokasi longsor.
Sementara itu, longsor yang menimbun badan jalan di Banjar Kunyit, Desa Besakih, Kecamatan Rendang, langsung mendapat penanganan dari BPBD, agar akses jalan tidak terganggu. * k16
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Karangasem Ida Bagus Ketut Arimbawa, menyatakan, alasan belum melakukan penanganan di lokasi longsor yang menimpa tiga palinggih sanggah, karena masih perlu persiapan alat. Selain itu, longsor tersebut tidak menghambat kepentingan umum. Hal itu terungkap di sela-sela penyerahan bantuan kepada korban, Jumat (20/1).
Dampak longor di Lingkungan Pendem, antara lain senderan tembok dan tanah jebol menimpa palinggih sanggah milik dua kepala keluarga, I Ketut Sumantra, 47, dan I Ketut Darsana, 42. Sumantra menceritakan, longsor terjadi saat segenap keluarganya hendak tidur, Kamis (19/1) sekitar pukul 22.00 Wita. Sebelum longsor, sejak pagi hingga sore hujan lebat.
Mengingat senderan setinggi 6 meter dan panjang 20 meter yang berada di timur palinggih sanggah dan bale sakanem cukup tinggi, dan berat menahan air hujan, sehingga roboh ke arah barat menimpa tiga palinggih sanggah, yakni, rong tiga, rong dua, dan taksu, serta merobohkan bangunan sakanem. Selanjutnya bangunan sakanem menimpa bangunan tempat tinggal dan dapur.
Sejak robohnya senderan tersebut, dua KK semalaman tidak berani tidur, khawatir terjadi longsor susulan. Senderan yang longsor itu baru dibangun dua bulan lalu milik kakak Smantra, I Komang Mertana, 47.
“Ya, sejak senderan itu jebol dan menghanyutkan material menimpa bangunan, kami tidak bisa tidur,” kata Sumantra.
Walau senderan tersebut telah dilengkapi rangkaian besi, tetapi saat pemasangan pondasi tidak menggunakan sistem terasiring, sehingga mudah roboh.
Ni Nyoman Martini, pedagang keliling, istri dari Sumantra mengaku tidak bisa jualan gara-gara tempat tinggalnya tertimpa longsoran senderan. “Saya masih trauma untuk memasak di dapur, makanya tidak jualan sementara ini,” kata Martini.
Kepala Pelaksana BPBD Karangasem Ida Bagus Ketut Arimbawa, Jumat kemarin menyerahkan bantuan, antara lain berupa selimut, makanan siap saji, alat-alat dapur, matras, terpal, obat-obatan, dan lain-lain, senilai Rp 6 juta. “Nanti penanganannya Senin, sekaligus kami usulkan agar dapat bantuan pasca-bencana,” tutur IB Arimbawa.
Petugas juga akan mendata kerugian. Tetapi hasil dari pendataan sementara di lapangan, bale sakanem yang roboh dan tiga palinggih senilai Rp 70 juta.
IB Arimbawa mengingatkan agar tidak tinggal di bangunan yang tertimpa longsoran itu. Hadir pula Camat Karangasem Cok Alit Surya Prabawa. Dia merencanakan Minggu (22/1) bergotong royong bersama staf melakukan bersih-bersih di lokasi longsor.
Sementara itu, longsor yang menimbun badan jalan di Banjar Kunyit, Desa Besakih, Kecamatan Rendang, langsung mendapat penanganan dari BPBD, agar akses jalan tidak terganggu. * k16
Komentar