Satgas Cek Kesiapan DTW
Jelang Dibukanya Border Internasional
Yang masih menjadi catatan dan evaluasi soal pemasangan titik QR Code PeduliLindungi yang wajib ada di masing-masing DTW.
SINGARAJA, NusaBali
Sejumlah Daya Tarik Wisata (DTW) di wilayah Kota Singaraja, dicek kesiapannya menyambut pembukaan border penerbangan internasional 14 Oktober 2021 mendatang. Pengecekan dilakukan Satgas Penanganan Covid-19, dipimpin langsung Sekretaris Satgas Gede Suyasa, Selasa (5/10).
Pemantauan kesiapan DTW dilakukan di Museum Buleleng dan Gedong Kirtya Buleleng, salah satu tujuan wisata City Tour di Buleleng. Kemudian rombongan Satgas bergerak ke DTW Pantai Penimbangan di wilayah perbatasan Desa Baktiseraga dan Pemaron, Kecamatan/Kecamatan Buleleng.
Gede Suyasa usai melakukan pengecekan siang kemarin mengatakan, untuk kesiapan pembukaan border, disebutnya sudah disiapkan pemerintah dan juga pelaku usaha pariwisata. Sejauh ini pemerintah kabupaten Buleleng pun mengaku masih melihat perkembangan. Mengingat sejauh ini Wisata Tirta belum juga dibuka oleh pusat. “Tidak hanya kesiapan dibukanya border, tetapi dari sisi Mendagri dan juga Kementerian Pariwisata juga. Kami dasarnya mengikuti instruksi pemerintah pusat,” ungkap Suyasa yang juga Sekda Buleleng ini.
Kesiapan 86 DTW yang ada di Buleleng, disebutnya sedang dalam proses persiapan dibuka kembali. Seluruh DTW sudah mengajukan diri untuk mendapatkan QR Code. Hanya saja hingga Selasa (5/10) kemarin baru 15 DTW yang sudah mengantongi QR Code. “DTW semua sudah mengajukan, tetapi yang sudah keluar QR Code baru beberapa, sisanya masih menunggu dari Kementerian Kominfo. Kalau belum ada, bisa manual membuka aplikasi di laptop dan memasukkan NIK. Sederhananya bisa meminta pengunjung menunjukkan kartu vaksin,” imbuh dia.
Selain itu dari pengecekan kemarin, yang masih menjadi catatan dan evaluasi soal pemasangan titik QR Code PeduliLindungi yang wajib ada di masing-masing DTW. Seperti QR Code di Museum Buleleng, belum dipasang di tempat yang strategis. Sehingga pengunjung yang datang dan ingin check in aplikasi, masih harus mencari tempat scan QR Code.
Penambahan QR Code juga disarankan di DTW Pantai Penimbangan. Mengingat pengelolaan DTW yang membentang cukup panjang di pinggir pantai wilayah Desa Baktiseraga dan Pemaron ini, dikelola oleh kelompok yang berbeda. “DTW Penimbangan jarak luas, masuknya ada di beberapa tempat dan pengelola berbeda-beda. Ada yang masuk lewat Pantai Indah, ada yang lewat Penimbangan dan Pemaron. Tidak bisa dijadikan satu. Jaraknya sangat jauh, sulit chek in. Kami sudah minta Dinas Kominfo menambah titik QR Code,” ungkap Suyasa yang juga Sekda Buleleng ini.
Dalam kesempatan yang sama, rombongan Satgas juga melakukan pengecekan di salah satu restoran di Kawasan Pantai Penimbangan. Satgas pun menegaskan kepada manajemen restoran, untuk tidak menerima pengunjung yang hasil scan QR Codenya menunjukkan warna merah dan hitam. “Kami juga mohon kepada manajemen ketika menemukan hasil scan merah dan hitam segera melaporkan ke call center Dinas Kesehatan, sehingga pengunjung yang bersangkutan dapat ditindaklanjuti dengan rapid test atau PCR, mencegah terjadinya klaster,” imbuh Suyasa. Menurutnya, Satgas masih menyiapkan satu isoter di Asrama Mahasiswa Kampus Undiksha Jinengdalem, untuk mengantisipasi terjadi kasus dalam relaksasi aktivitas masyarakat saat ini.
Sementara itu Operasional Supervisor Krisna Beach Street Vita Ratnasari usai mendapat kunjungan Satgas, mengatakan restorannya sudah dibuka pada bulan Agustus kemarin. Sejauh ini restoran di kawasan Pantai Penimbangan ini sudah memakai aplikasi PeduliLindungi dan belum ada yang ditemukan scan QR Codenya merah atau hitam. “Sejauh ini yang datang sih tidak ada yang sampai merah atau hitam. Paling banter kuning, karena baru sekali vaksin. Kami juga sudah menerapkan prokes seperti menyiapkan tempat cuci tangan, satu staf juga stand by di depan mengarahkan pengunjung scan QR Code, termasuk membatasi jumlah tempat duduk,” kata Vita.
Dia juga mengatakan bersyukur dengan relaksasi yang diberikan oleh pemerintah, untuk dapat membuka usahanya. Sehingga sejak penurunan level PPKM kemarin, tingkat kunjungan sudah mulai ada pergerakan. *k23
Pemantauan kesiapan DTW dilakukan di Museum Buleleng dan Gedong Kirtya Buleleng, salah satu tujuan wisata City Tour di Buleleng. Kemudian rombongan Satgas bergerak ke DTW Pantai Penimbangan di wilayah perbatasan Desa Baktiseraga dan Pemaron, Kecamatan/Kecamatan Buleleng.
Gede Suyasa usai melakukan pengecekan siang kemarin mengatakan, untuk kesiapan pembukaan border, disebutnya sudah disiapkan pemerintah dan juga pelaku usaha pariwisata. Sejauh ini pemerintah kabupaten Buleleng pun mengaku masih melihat perkembangan. Mengingat sejauh ini Wisata Tirta belum juga dibuka oleh pusat. “Tidak hanya kesiapan dibukanya border, tetapi dari sisi Mendagri dan juga Kementerian Pariwisata juga. Kami dasarnya mengikuti instruksi pemerintah pusat,” ungkap Suyasa yang juga Sekda Buleleng ini.
Kesiapan 86 DTW yang ada di Buleleng, disebutnya sedang dalam proses persiapan dibuka kembali. Seluruh DTW sudah mengajukan diri untuk mendapatkan QR Code. Hanya saja hingga Selasa (5/10) kemarin baru 15 DTW yang sudah mengantongi QR Code. “DTW semua sudah mengajukan, tetapi yang sudah keluar QR Code baru beberapa, sisanya masih menunggu dari Kementerian Kominfo. Kalau belum ada, bisa manual membuka aplikasi di laptop dan memasukkan NIK. Sederhananya bisa meminta pengunjung menunjukkan kartu vaksin,” imbuh dia.
Selain itu dari pengecekan kemarin, yang masih menjadi catatan dan evaluasi soal pemasangan titik QR Code PeduliLindungi yang wajib ada di masing-masing DTW. Seperti QR Code di Museum Buleleng, belum dipasang di tempat yang strategis. Sehingga pengunjung yang datang dan ingin check in aplikasi, masih harus mencari tempat scan QR Code.
Penambahan QR Code juga disarankan di DTW Pantai Penimbangan. Mengingat pengelolaan DTW yang membentang cukup panjang di pinggir pantai wilayah Desa Baktiseraga dan Pemaron ini, dikelola oleh kelompok yang berbeda. “DTW Penimbangan jarak luas, masuknya ada di beberapa tempat dan pengelola berbeda-beda. Ada yang masuk lewat Pantai Indah, ada yang lewat Penimbangan dan Pemaron. Tidak bisa dijadikan satu. Jaraknya sangat jauh, sulit chek in. Kami sudah minta Dinas Kominfo menambah titik QR Code,” ungkap Suyasa yang juga Sekda Buleleng ini.
Dalam kesempatan yang sama, rombongan Satgas juga melakukan pengecekan di salah satu restoran di Kawasan Pantai Penimbangan. Satgas pun menegaskan kepada manajemen restoran, untuk tidak menerima pengunjung yang hasil scan QR Codenya menunjukkan warna merah dan hitam. “Kami juga mohon kepada manajemen ketika menemukan hasil scan merah dan hitam segera melaporkan ke call center Dinas Kesehatan, sehingga pengunjung yang bersangkutan dapat ditindaklanjuti dengan rapid test atau PCR, mencegah terjadinya klaster,” imbuh Suyasa. Menurutnya, Satgas masih menyiapkan satu isoter di Asrama Mahasiswa Kampus Undiksha Jinengdalem, untuk mengantisipasi terjadi kasus dalam relaksasi aktivitas masyarakat saat ini.
Sementara itu Operasional Supervisor Krisna Beach Street Vita Ratnasari usai mendapat kunjungan Satgas, mengatakan restorannya sudah dibuka pada bulan Agustus kemarin. Sejauh ini restoran di kawasan Pantai Penimbangan ini sudah memakai aplikasi PeduliLindungi dan belum ada yang ditemukan scan QR Codenya merah atau hitam. “Sejauh ini yang datang sih tidak ada yang sampai merah atau hitam. Paling banter kuning, karena baru sekali vaksin. Kami juga sudah menerapkan prokes seperti menyiapkan tempat cuci tangan, satu staf juga stand by di depan mengarahkan pengunjung scan QR Code, termasuk membatasi jumlah tempat duduk,” kata Vita.
Dia juga mengatakan bersyukur dengan relaksasi yang diberikan oleh pemerintah, untuk dapat membuka usahanya. Sehingga sejak penurunan level PPKM kemarin, tingkat kunjungan sudah mulai ada pergerakan. *k23
Komentar