Permintaan Foto Prewedding di Pantai Melasti Naik Drastis
MANGUPURA, NusaBali
Setelah adanya kelonggaran aturan saat pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) level 3, permintaan untuk melakukan foto prewedding di objek wisata Pantai Melasti, Desa Ungasan, Kecamatan Kuta Selatan, meningkat drastis.
Pengelola mencatat ada 107 permintaan foto prewedding sepanjang September 2021. Jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya, hanya mencapai 73 permintaan. Asisten Manager Pengelola Objek Wisata Pantai Melasti I Made Wijana, mengatakan peningkatan permintaan foto prewedding di kawasan Pantai Melasti, seiring dengan dilonggarkannya sejumlah aturan saat PPKM level 3. Alhasil, banyak masyarakat yang datang berkunjung dan juga melangsungkan sesi foto. “Minat masyarakat yang melangsungkan sesi foto prewedding sudah mulai ada tanda-tanda peningkatan. Malah, kini sudah berada diangka ratusan permintaan, dari sebelumnya puluhan,” katanya, Selasa (5/10).
Tidak saja permintaan foto prewedding yang meningkat, tingkat kunjungan pun juga meningkat. Dalam catatan pihak pengelola, kunjungan wisatawan ke Pantai Melasti mencapai 32.843 orang, dengan rincian 30.548 pengunjung domestik, 29.302 dewasa dan 1.246 anak-anak. Sementara, wisatawan asing sebanyak 2.295 orang, 2.269 dewasa dan 26 anak-anak. Catatan ini, kata Wijana, terhitung sejak 1-30 September 2021.
“Jika dibandingkan dengan Agustus 2021, kunjungan hanya mencapai 19.991 orang saja. Untuk catatan Agustus dan September ini, dominan adalah wisatawan domestik. Meski begitu, tetap ada beberapa WNA yang datang berkunjung,” urai Wijana.
Dengan semakin meningkatnya jumlah kunjungan wisawatan, Wijana menegaskan sudah menerapkan berbagai aturan yang telah ditetapkan pemerintah. Mulai dari penerapan prokes, sertifikat CHSE, dan juga aturan terbaru, yakni penggunaan barcode PeduliLindungi. Bahkan, menurut dia, penerapan barcode di akses masuk Objek Wisata Pantai Melasti berbeda dengan obyek wisata lainnya. Sebab, juga disiapkan petugas khusus untuk menyodorkan barcode kepada para pengunjung. Hal ini semata untuk memudahkan pengunjung yang berada di atas kendaraannya untuk scan.
“Kalau turun dari kendaraan cukup merepotkan pengunjung. Makanya, kami memiliki barcode yang akan kita sodorkan ke wisatawan. Harapannya selain memudahkan tentu juga mengantisipasi kekroditan di akses masuk,” tandas Wijana. *dar
Komentar