nusabali

Kadin: Tren Pariwisata Berubah

  • www.nusabali.com-kadin-tren-pariwisata-berubah

Salah satu strategi efektif adalah dengan menekankan terobosan digital tourism.

JAKARTA, NusaBali
Ketua Umum Kamar Dagang Dan Industri alias Kadin Indonesia Arsjad Rasjid mengatakan tren pariwisata di Tanah Air telah berubah. Hal tersebut seiring dengan perilaku masyarakat yang juga berubah lantaran pandemi Covid-19.

"Saat ini tren pariwisata berubah, seperti liburan tanpa banyak bersentuhan dengan orang lain agar tetap aman, yaitu staycation," ujar Arsjad dalam keterangan tertulis, seperti dilansir Tempo, Rabu (6/10).

Dengan mengikuti tren tersebut, Arsjad mengatakan usaha perhotelan bisa dibangkitkan. Namun, tidak cukup hanya itu, ia berujar penyedia hotel juga harus inovatif.

"Misalnya menawarkan paket WFH, melengkapi sertifikasi CHSE, menyiapkan outdoor dining untuk menjaga jarak. Itu salah satu contoh."

Arsjad mengatakan kunci utama bagi pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif agar dapat bertahan di tengah pandemi adalah memiliki kemampuan adaptasi, inovasi, dan kolaborasi yang baik. Untuk mendukung ini, ujarnya, Kadin Indonesia menjalin nota kerja sama dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.

Adapun, ruang lingkup nota kesepakatan tersebut meliputi pengembangan produk wisata, pertukaran dan pemanfaatan data dan informasi, pelaksanaan pembinaan dan pemberian dukungan untuk riset, edukasi dalam bidang ekonomi kreatif, peningkatan kapasitas SDM pariwisata dan ekonomi kreatif.

Kadin, kata Arsjad, menekankan terobosan digital tourism sebagai salah satu strategi yang efektif dalam mempromosikan berbagai destinasi dan potensi pariwisata Indonesia melalui berbagai platform. Artinya, digital tourism tidak hanya sekadar mengenalkan, namun juga menyebar keindahan pariwisata secara luas untuk meningkatkan jumlah wisatawan mancanegara berkunjung ke Indonesia.

Ia menilai tren ini merupakan inovasi dan lompatan besar bagi sektor pariwisata dan ekonomi kreatif di Indonesia saat pandemi. Kadin pun menyatakan siap membantu pemerintah.

"Saat ini, semua dilakukan melalui internet, mulai merencanakan perjalanan, pre-on-post journey, hampir seluruhnya dilakukan secara digital. Bangun juga spot-spot wisata Instagramable menjadi salah satu strategi mempromosikan tempat wisata secara gratis agar dapat meningkatkan wisatawan," ujarnya.

Untuk mewujudkan ini, Kadin Indonesia mendorong pemerintah untuk mulai melakukan berbagai persiapan secara matang, misalnya dengan menyiapkan infrastruktur internet dan wifi, terutama di lima Destinasi Super Prioritas (DSP) dan desa wisata di Indonesia.

Melalui cakupan sinyal yang lebih memadai di seluruh daerah hingga pelosok, sambung Arsjad, diharapkan akan membuat program WFH dari tempat wisata, misalnya, dapat terwujud.

Beriringan dengan kebijakan membuka sektor parekraf, Arsjad mengingatkan agar indikator epidemiologi dimasukkan dalam kebijakan pemulihan ini. Indikatornya meliputi tingkat kasus positif, kasus harian pergerakan tujuh hari, hunian pasien di ruang perawatan intensif, angka kematian, dan cakupan vaksinasi lengkap. "Dari kelima indikator itu, amat ditekankan pentingnya tingkat kasus positif Covid-19 karena berkorelasi dengan aktivitas masyarakat," kata Arsjad. *

Komentar