Pasubayan Bendesa Pasrahkan ke Bupati
Soal Setahun Insentif Bendesa Belum Cair
Meskipun para bendesa setahun belum menerima insentif, Sudibya yang kader PDIP ini mengapresiasi komitmen bupati.
GIANYAR, NusaBali
Insentif bendesa dan kelian adat se Kabupaten Gianyar yang belum cair sejak setahun lalu, disikapi Pasubayan Bendesa se-Kecamatan Gianyar. Pasubayan ini memasrahkan pencairan insentif itu kepada Bupati Gianyar I Made ‘Agus’ Mahayastra.
"Kami sepakat untuk mempercayakan dan menyerahkan sepenuhnya tentang pencairan isentif ini kepada Bupati," ungkap Ketua Pasubayan Bendesa se-Kecamatan Gianyar Ngakan Putu Sudibya yang juga Ketua Ranting PDIP Desa Suwat, Kecamatan Gianyar, Kamis (7/10).
Ngakan Sudibya menjelaskan beberapa kali bendesa sudah bertemu dengan Bupati Mahayastra terkait insentif itu. Dalam sebuah pertemuan sudah dijelaskan kondisi keuangan daerah yang menurun akibat Covid-19. "Menyebabkan sejumlah program ditunda sementara termasuk di dalamnya pembayaran insentif bendesa dan kelian adat. Maka dari itu, untuk pencairan insentif ini, kami percayakan sepenuhnya kepada Bupati," tegas Sudibya yang Bendesa Adat Suwat ini.
Meskipun para bendesa setahun belum menerima insentif, Sudibya yang kader PDIP ini mengapresiasi komitmen Bupati Mahayastra dalam membangun desa adat. Berbagai program prioritas untuk desa adat tetap dijalankan walau dalam tekanan pandemi Covid-19. "Bupati juga selalu rajin turun dalam setiap kegiatan desa adat yang ada di seluruh Gianyar," ungkap bendesa ini.
Hal senada juga diungkapkan Bendesa Adat Padpadan Gianyar Made Suarsana. Dia memuji bahwa komitmen Bupati Gianyar untuk membangun desa adat tidak perlu diragukan lagi. Karena dalam kondisi Covid-19 beliau tetap bersemangat untuk membangun desa adat.
Sebelumnya diberitakan, terhitung sudah setahun hingga Oktober 2020, para bendesa dan kelian adat se-Kabupaten Gianyar belum menerima insentif. Para bendesa menyebut, dari pada menjadi pemberian harapan palsu (PHP), sepalan (sekalian) insentif ini lebih baik dihapus. Terlebih jabatan bendesa adat identik dengan ngayah (kerja bhakti).
"Kalau memang tidak bisa dilanjutkan, hentikan saja dulu program insentif ini. Agar kami tidak terlalu berharap dan terus menunggu," ujar salah seorang bendesa adat yang enggan disebutkan namanya. Usulan menghentikan pemberian insentif tersebut muncul dari sejumlah bendesa sebagai ungkapan rasa kecewanya. *nvi
"Kami sepakat untuk mempercayakan dan menyerahkan sepenuhnya tentang pencairan isentif ini kepada Bupati," ungkap Ketua Pasubayan Bendesa se-Kecamatan Gianyar Ngakan Putu Sudibya yang juga Ketua Ranting PDIP Desa Suwat, Kecamatan Gianyar, Kamis (7/10).
Ngakan Sudibya menjelaskan beberapa kali bendesa sudah bertemu dengan Bupati Mahayastra terkait insentif itu. Dalam sebuah pertemuan sudah dijelaskan kondisi keuangan daerah yang menurun akibat Covid-19. "Menyebabkan sejumlah program ditunda sementara termasuk di dalamnya pembayaran insentif bendesa dan kelian adat. Maka dari itu, untuk pencairan insentif ini, kami percayakan sepenuhnya kepada Bupati," tegas Sudibya yang Bendesa Adat Suwat ini.
Meskipun para bendesa setahun belum menerima insentif, Sudibya yang kader PDIP ini mengapresiasi komitmen Bupati Mahayastra dalam membangun desa adat. Berbagai program prioritas untuk desa adat tetap dijalankan walau dalam tekanan pandemi Covid-19. "Bupati juga selalu rajin turun dalam setiap kegiatan desa adat yang ada di seluruh Gianyar," ungkap bendesa ini.
Hal senada juga diungkapkan Bendesa Adat Padpadan Gianyar Made Suarsana. Dia memuji bahwa komitmen Bupati Gianyar untuk membangun desa adat tidak perlu diragukan lagi. Karena dalam kondisi Covid-19 beliau tetap bersemangat untuk membangun desa adat.
Sebelumnya diberitakan, terhitung sudah setahun hingga Oktober 2020, para bendesa dan kelian adat se-Kabupaten Gianyar belum menerima insentif. Para bendesa menyebut, dari pada menjadi pemberian harapan palsu (PHP), sepalan (sekalian) insentif ini lebih baik dihapus. Terlebih jabatan bendesa adat identik dengan ngayah (kerja bhakti).
"Kalau memang tidak bisa dilanjutkan, hentikan saja dulu program insentif ini. Agar kami tidak terlalu berharap dan terus menunggu," ujar salah seorang bendesa adat yang enggan disebutkan namanya. Usulan menghentikan pemberian insentif tersebut muncul dari sejumlah bendesa sebagai ungkapan rasa kecewanya. *nvi
Komentar