Petani di Baturiti Mulai Tanam Sayur
Sempat Vakum Karena Pandemi
TABANAN, NusaBali
Setelah sempat vakum karena pandemi dan PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) level IV, sejumlah petani di Kecamatan Baturiti, Tabanan, kini mulai bertanam sayur.
Sebelumnya, mereka berhenti tanam sayur karena biaya produksi yang tak sebanding dengan rendahnya daya beli konsumen. Daya beli rendah karena permintaan dari kalangan hotel dan restoran merosot karena pandemi. Petani setempat kini menanam sayur dengan sasaran pasar lokal. Salah seorang petani di Kecamatan Baturiti, Wayan Mustika mengatakan mulai menanam sayur. Sebelumnya dia menanam sayur untuk memenuhi permintaan hotel atau restoran, namun kini menanam sayur untuk menyasar pangsa lokal. Seperti tomat, cabai, dan pare. "Sekarang saya tanam sayur untuk pasar lokal saja," ujarnya, Kamis (7/10).
Kata Mustika mulai menanam sayur sejak sebulan lalu, setelah hampir setahun vakum. Sayur lokal yang dikembangkan sekarang di atas lahan 20 are dengan teknik budi daya green house (rumah hijau). "Penjualan hasil panen ini saya salurkan ke Pasar Badung, melalui pengepul," imbuhnya.
Menurut dia, jelang pembukaan wisata untuk turis asing yang ditandai ada penerbangan internasional, 14 Oktober nanti, Mustika tak menutup kemungkinan akan mengembangkan sayuran lain. Namun kesiapan tanam sayur itu tergantung dari dampak pasca kebijakan Bali open border nanti. Apakah aa berpengaruh pada peningkatan kunjungan wisatawan atau tidak. "Mudah-mudahan wacana ini benar dan menjadi kabar baik bagi pelaku wisata dan pertanian sayur di Bali," harapnya.
Hal senada diungkapkan petani sayur di Desa Candikuning, Kecamatan Baturiti, I Wayan Ada. Kata dia, sudah sejak tiga bulan terakhir kembali mengisi atau mengolah lahan di green house, yang sebelumnya kosong. Jenis komoditas yang dikembangkan rata-rata tanaman dengan pemasaran ke pasar tradisional.
"Saat ini saya hanya kembangkan sayur seperti tomat dan timun. Sedangkan untuk pengembangan tanaman paprika yang sebelumnya sempat saya kembangkan, sementara ini belum berani kembali tanam. Karena takut tidak terserap pasar,” tandas Wayan Ada. *des
1
Komentar