Dana Desa Tahap III Sulit Cair
Program Ketahanan Pangan di Tanglad Gagal Panen Program Ketahanan Pangan di Tanglad Gagal Panen
Saat tanaman ini perlu air, hujan belum turun. Akibatnya, program itu tidak bisa berjalan 100 persen.
SEMARAPURA, NusaBali
Desa Tanglad, Kecamatan Nusa Penida, Klungkung, menjadi satu-satunya desa dari 53 di Kabupaten Klungkung yang belum bisa mencairkan dana desa tahap ketiga. Masalahnya, pada program ketahanan pangan desa ini berupa penanaman jagung dan sergum, mengalami gagal panen.
Perbekel Desa Tanglad I Kadek Widyartha mengatakan kegagalan panen itu bermula dari perkembangan paliwija di Desa Tanglad sangat mengandalkan curah hujan. Namun saat tanaman ini perlu air, hujan belum turun. Akibatnya, program itu tidak bisa berjalan 100 persen.
Karena gagal panen, lanjut Widyartha, maka aparat Desa Tanglad merefocusing anggaran tersebut. Anggaran yang seharusnya digunakan untuk masa panen dialihkan untuk penanganan Covid-19. "Kegiatan ini sebenarnya sudah berjalan dari pembabatan lahan yang akan ditanami, penyuburan lahan, penanaman, pemupukan. Namun kami mengalami gagal panen. Karena untuk perkembangan tanaman palawija ini, kami sangat tergantung pada musim hujan," ujarnya, saat dihubungi Jumat (8/10).
Jelas Widyartha, lahan untuk program ketahanan pangan ini yakni untuk jagung 1,5 hektare dan untuk sergum 1,5 hektare. Lahan itu sebelumnya tergolong lahan tidur selama 5 tahun. Proses perkembangan jagung itu pun tumbuh seperti biasa. Namun menjelang berbuah malah tidak ada hujan. Sehingga tidak menghasilkan buah alias gagal panen. Bagitu pula kondisi tanaman sergum. "Untuk sisa anggaran pada program panen kami refocusing untuk penanganan Covid-19," kata Widyartha.
Hingga saat ini progres penyerapan Dana Desa Tanglad sudah mencapai 81 persen, hanya tinggal 9 persen lagi untuk mencapai 90 persen agar bisa mencairkan dana desa tahap ketiga tersebut. "Ada beberapa dana kegiatan yang juga belum diamprah. Seperti kegiatan di Posyandu berupa pemberian makanan tambahan susu dan bubur, dan honor kader. Kami sudah minta segera diamprah," kata Widyartha.
Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Klungkung Wayan Suteja menyampaikan kegiatan ketahanan pangan itu belum bisa terealisasi 100 persen karena menunggu musim hujan. "Inilah yang menjadi salah satu penghambat kenapa dana desa untuk Desa Tanglad belum bisa dicairkan," kata Suteja. Kata dia, pihaknya sudah memberian pendampingan kegiatan.
Pencairan dana desa tahap ketiga sebesar 20 persen dari total dana desa yang diterima. Untuk Desa Tanglad total dana desa yang diterima Rp 1,2 miliar lebih. Kabupaten Klungkung menerima dana desa untuk 53 desa Rp 55.854.813.000. Realisasi penyaluran hingga Senin (4/10) sebesar Rp 55.621.428.000. “Kami sudah kejar, bulan September 2021, semua desa sudah mencairkan kecuali Desa Tanglad. Dalam aturan tidak ada batas akhir pencairan, tapi kami upayakan secepatnya karena ini terkait dengan waktu pelaksanaan kegiatan,” kata Suteja. *wan
Perbekel Desa Tanglad I Kadek Widyartha mengatakan kegagalan panen itu bermula dari perkembangan paliwija di Desa Tanglad sangat mengandalkan curah hujan. Namun saat tanaman ini perlu air, hujan belum turun. Akibatnya, program itu tidak bisa berjalan 100 persen.
Karena gagal panen, lanjut Widyartha, maka aparat Desa Tanglad merefocusing anggaran tersebut. Anggaran yang seharusnya digunakan untuk masa panen dialihkan untuk penanganan Covid-19. "Kegiatan ini sebenarnya sudah berjalan dari pembabatan lahan yang akan ditanami, penyuburan lahan, penanaman, pemupukan. Namun kami mengalami gagal panen. Karena untuk perkembangan tanaman palawija ini, kami sangat tergantung pada musim hujan," ujarnya, saat dihubungi Jumat (8/10).
Jelas Widyartha, lahan untuk program ketahanan pangan ini yakni untuk jagung 1,5 hektare dan untuk sergum 1,5 hektare. Lahan itu sebelumnya tergolong lahan tidur selama 5 tahun. Proses perkembangan jagung itu pun tumbuh seperti biasa. Namun menjelang berbuah malah tidak ada hujan. Sehingga tidak menghasilkan buah alias gagal panen. Bagitu pula kondisi tanaman sergum. "Untuk sisa anggaran pada program panen kami refocusing untuk penanganan Covid-19," kata Widyartha.
Hingga saat ini progres penyerapan Dana Desa Tanglad sudah mencapai 81 persen, hanya tinggal 9 persen lagi untuk mencapai 90 persen agar bisa mencairkan dana desa tahap ketiga tersebut. "Ada beberapa dana kegiatan yang juga belum diamprah. Seperti kegiatan di Posyandu berupa pemberian makanan tambahan susu dan bubur, dan honor kader. Kami sudah minta segera diamprah," kata Widyartha.
Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Klungkung Wayan Suteja menyampaikan kegiatan ketahanan pangan itu belum bisa terealisasi 100 persen karena menunggu musim hujan. "Inilah yang menjadi salah satu penghambat kenapa dana desa untuk Desa Tanglad belum bisa dicairkan," kata Suteja. Kata dia, pihaknya sudah memberian pendampingan kegiatan.
Pencairan dana desa tahap ketiga sebesar 20 persen dari total dana desa yang diterima. Untuk Desa Tanglad total dana desa yang diterima Rp 1,2 miliar lebih. Kabupaten Klungkung menerima dana desa untuk 53 desa Rp 55.854.813.000. Realisasi penyaluran hingga Senin (4/10) sebesar Rp 55.621.428.000. “Kami sudah kejar, bulan September 2021, semua desa sudah mencairkan kecuali Desa Tanglad. Dalam aturan tidak ada batas akhir pencairan, tapi kami upayakan secepatnya karena ini terkait dengan waktu pelaksanaan kegiatan,” kata Suteja. *wan
1
Komentar