60 Persen TPS di Buleleng Rawan
Sekitar 60 persen dari total 1.086 TPS (tempat pemungutan suara) untuk Pilkada Buleleng, 15 Februari 2017, dinyatakan memiliki tingkat kerawanan tinggi.
SINGARAJA, NusaBali
Sedangkan yang dinyatakan tidak rawan hanya 40 persen atau 404 TPS. Angka kerawanan TPS untuk Pilkada Buleleng 2017 ini disampaikan Ketua Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Bali, Ketut Rudia, yang ditemui NusaBali seusai acara pem-bekalan pengawas TPS Kecamatan Buleleng dan Kecamatan Sukasada di Gedung Serba Guna Kelurahan Banjar Jawa, Singaraja, Minggu (22/1). Jumlah 60 persen TPS rawan ini merupakan hasil pemetaan Panitia Pengawas (Panwas) Pemilihan Kabupaten Buleleng berdasarkan pengalaman pemungutan dan penghitungan suara dalam perhelatan politik tahun-tahun sebelumnya.
Menurut Ketut Rudia, dari 9 kecamatan yang ada di Kabupaten Buleleng, bahkan 3 kecamatan di antaranya nihil TPS tidak rawan alias semua TPS-nya punya tingkat kera-wanan tinggi. Kawasan yang seluruh TPS-nya dianggap rawan itu masing-masing Kecamatan Kubutambahan (Buleleng Timur), Kecmaatan Seririt (Buleleng Barat), dan Kecamatan Busungbiu (Buleleng Barat).
TPS kategori rawan ini dinilai dari lima aspek. Untuk sapek akurasi data pemilih dan pengguna hak pilih sebanyak 575 TPS, yang tersebar hampir di semua kecamatan se-Buleleng. Kerawanan yang disebabkan oleh masalah ketersediaan logistik, meliputi 144 TPS. Sedangkan aspek kerawanan karena masalah money politics meliputi 345 TPS. Sementara asspek kerawanan akibat keterlibatan penyelenggara negara meliputi 105 TPS. Sebaliknya, aspek kerawanan karena masalah profesionalisme penyelenggara sebanyak 146 TPS.
Pemetaan TPS rawan tersebut, kata Rudia, memang sudah dilakukan dengan melihat perkara yang pernah terjadi di Pemilu tahun-tahun sebelumnya. “Pemetaan inilah yang nantinya menjadi acuan pengawas TPS kami di lapangan, agar tidak terjadi kasus yang sama dalam Pilkada Buleleng 2017,” tandas Rudia.
Rudia menegaskan, untuk meminimalkan kerawanan tersebut, pihaknya sudah melakukan langkah pencegahan, dengan menguatkan pemahaaman pengawas TPS dan Panitia Pemungutan Suara (PPS) khususnya yang bertugas di TPS rawan.
Mereka yang nantinya mendapat tugas di TPS rawan, diminta untuk memeberikan perhatian lebih bagaimana aktivitas di TPS tersebut, termasuk pemantauan sebelum pemungutan suara dan saat pendistribusian surat rekomendasi. Pasalnya, Panwas Buleleng sudah meemukan sejumlah nama pemilih yang tercatat lebih dari sekali.
“Nama-nama yang sudah ditandai ini nantinya juga akan mendapatkan perhatian yang lebih. Ya, biar nanti tidak ada pemilih yang menggunakan hak suaranya lebih dari sekali,” kata Rudia.
Sementara itu, Ketua Panwas Buleleng, Ni Ketut Ariyani, mengatakan pengawas yang akan bertugas di masing-masing TPS dalam Pilkada Buleleng, 15 Februari 2017 mendatang, akan terus digenjot. Setelah dilaksanakan pembekalan gabungan, nantinya mimbingan teknis (Bintek) di tingkat kecamatan dan tingkat desa akan kembali digelar.
“Tidak penting dia baru atau sudah pernah jadi pengawas TPS. Yang terpenting, mereka paham dan mengerti tugasnya, ada potensi dan keinginan, serta bertanggung jawab atas tugas-tugas yang diberikan,” tandas Ketut Ariyani di tempat yang sama, Minggu kemarin.
Sekadar dicatat, jumlah pemilih tetap untuk Pilkada Buleleng 2017 mencapai 583.381. Suara pemilih ini akan dua pasangan calon yang bertarung secara head to head, yakni Putu Agus Suradnyana-Nyoman Surtjidra alias Paket PASS (pasangan incumbent yang diusung PDIP bersama Hanura-Gerindra-NasDem-PP-PAN-PKB) dan Dewa Nyoman Sukrawan-Gede Dharma Wijaya alias Paket Surya (pasangan calon jalur Independen yang disokong Golkar-Demokrat-PKS).
KPU Buleleng menyiapkan total 1.086 TPS untuk coblosan Pilkada 2017. Rinciannya, di Kecamatan Buleleng sebanyak 194 TPS, di Kecamatan Gerokgak (124 TPS), di Kecamatan Seririt (110 TPS), di Kecamatan Sawan (113 TPS), di Kecamatan Sukasada (124 TPS), di Kecamatan Banjar (124 TPS), di Kecamatan Tejakula (114 TPS), di Kecamatan Kubutambahan (110 TPS), dan Kecamatan Busungbia (hanya 73 TPS). * k23
Menurut Ketut Rudia, dari 9 kecamatan yang ada di Kabupaten Buleleng, bahkan 3 kecamatan di antaranya nihil TPS tidak rawan alias semua TPS-nya punya tingkat kera-wanan tinggi. Kawasan yang seluruh TPS-nya dianggap rawan itu masing-masing Kecamatan Kubutambahan (Buleleng Timur), Kecmaatan Seririt (Buleleng Barat), dan Kecamatan Busungbiu (Buleleng Barat).
TPS kategori rawan ini dinilai dari lima aspek. Untuk sapek akurasi data pemilih dan pengguna hak pilih sebanyak 575 TPS, yang tersebar hampir di semua kecamatan se-Buleleng. Kerawanan yang disebabkan oleh masalah ketersediaan logistik, meliputi 144 TPS. Sedangkan aspek kerawanan karena masalah money politics meliputi 345 TPS. Sementara asspek kerawanan akibat keterlibatan penyelenggara negara meliputi 105 TPS. Sebaliknya, aspek kerawanan karena masalah profesionalisme penyelenggara sebanyak 146 TPS.
Pemetaan TPS rawan tersebut, kata Rudia, memang sudah dilakukan dengan melihat perkara yang pernah terjadi di Pemilu tahun-tahun sebelumnya. “Pemetaan inilah yang nantinya menjadi acuan pengawas TPS kami di lapangan, agar tidak terjadi kasus yang sama dalam Pilkada Buleleng 2017,” tandas Rudia.
Rudia menegaskan, untuk meminimalkan kerawanan tersebut, pihaknya sudah melakukan langkah pencegahan, dengan menguatkan pemahaaman pengawas TPS dan Panitia Pemungutan Suara (PPS) khususnya yang bertugas di TPS rawan.
Mereka yang nantinya mendapat tugas di TPS rawan, diminta untuk memeberikan perhatian lebih bagaimana aktivitas di TPS tersebut, termasuk pemantauan sebelum pemungutan suara dan saat pendistribusian surat rekomendasi. Pasalnya, Panwas Buleleng sudah meemukan sejumlah nama pemilih yang tercatat lebih dari sekali.
“Nama-nama yang sudah ditandai ini nantinya juga akan mendapatkan perhatian yang lebih. Ya, biar nanti tidak ada pemilih yang menggunakan hak suaranya lebih dari sekali,” kata Rudia.
Sementara itu, Ketua Panwas Buleleng, Ni Ketut Ariyani, mengatakan pengawas yang akan bertugas di masing-masing TPS dalam Pilkada Buleleng, 15 Februari 2017 mendatang, akan terus digenjot. Setelah dilaksanakan pembekalan gabungan, nantinya mimbingan teknis (Bintek) di tingkat kecamatan dan tingkat desa akan kembali digelar.
“Tidak penting dia baru atau sudah pernah jadi pengawas TPS. Yang terpenting, mereka paham dan mengerti tugasnya, ada potensi dan keinginan, serta bertanggung jawab atas tugas-tugas yang diberikan,” tandas Ketut Ariyani di tempat yang sama, Minggu kemarin.
Sekadar dicatat, jumlah pemilih tetap untuk Pilkada Buleleng 2017 mencapai 583.381. Suara pemilih ini akan dua pasangan calon yang bertarung secara head to head, yakni Putu Agus Suradnyana-Nyoman Surtjidra alias Paket PASS (pasangan incumbent yang diusung PDIP bersama Hanura-Gerindra-NasDem-PP-PAN-PKB) dan Dewa Nyoman Sukrawan-Gede Dharma Wijaya alias Paket Surya (pasangan calon jalur Independen yang disokong Golkar-Demokrat-PKS).
KPU Buleleng menyiapkan total 1.086 TPS untuk coblosan Pilkada 2017. Rinciannya, di Kecamatan Buleleng sebanyak 194 TPS, di Kecamatan Gerokgak (124 TPS), di Kecamatan Seririt (110 TPS), di Kecamatan Sawan (113 TPS), di Kecamatan Sukasada (124 TPS), di Kecamatan Banjar (124 TPS), di Kecamatan Tejakula (114 TPS), di Kecamatan Kubutambahan (110 TPS), dan Kecamatan Busungbia (hanya 73 TPS). * k23
1
Komentar