112 Peselancar Halfway Kuta Boardriders Berburu Tiket ke Pulau Merah
MANGUPURA, NusaBali.com – Sebanyak 112 peselancar klub surfing Kuta, Halfway Kuta Boardriders, mengikuti seri ke-4 babak kualifikasi Liga Surfing Indonesia (LSI), Minggu (10/10/2021).
Para peselancar ini adu keterampilan untuk mendapatkan tiket babak grand final LSI yang diselenggarakan di Pulau Merah, Banyuwangi, pada akhir tahun 2021. Tapi penentuan siapa yang mewakili para peselancar Kuta masih menunggu seri ke-5, atau yang terakhir.
Sebelumnya Halfway Kuta Boardriders Seri ke-1 digelar 23 Mei 2021, dilanjutkan seri ke-2 pada 27 Mei 2021. Seri ke-3 baru dilangsungkan pada 2 Oktober 2021 menyusul diberlakukan PPKM Darurat/Level 4 sejak awal Juli 2021, sehingga terjadi jeda cukup lama. Dan hanya berselang sepkan, langsung digelar seri ke-4.
Pada seri ke-4, ada lima kategori yang dipertandingkan, yakni junior boys (20 peserta), open wowen (11), open man (27), master (17), dan pushing (37). Setelah menuntaskan lima seri, maka masing-masing kategori tersebut akan diwakili oleh empat orang atlet yang akan bertanding mewakili Halfway Kuta Boardriders di babak grand final.
“Kami memakai juri berlisensi ISA (International Surfing Asociation, Red), jadi bukan juri yang asal-asalan. Dalam olahraga surfing, kita memakai juri yang memang punya lisensi,” terang I Komang Sujaya, 37, salah satu pengurus Halfway Kuta Boardriders, ketika ditemui di sela kegiatan.
Sujaya yang juga ketua dewan juri dalam turnamen kali ini pun menjelaskan sistem kompetisi yang digunakan. Pria asal Banjar Buni, Kuta menuturkan dalam satu heat akan ada empat orang atlet yang bertanding. Setelah menunjukkan kebolehannya menari di atas ombak, mereka akan diberikan nilai, dua yang terbaik akan lolos ke babak selanjutnya dan dua sisanya akan otomatis gugur. Demikian seterusnya hingga babak terakhir atau final.
Salah seorang atlet yang ikut bertanding, I Made ‘Garut’ Widiarta, 33, mengatakan merasa optimis bisa mengumpulkan poin maksimal supaya nantinya bisa lolos ke babak grand final di akhir tahun. Widiarta mengaku siap mengeluarkan seluruh kemampuannya agar bisa meraih hasil yang terbaik.
“Ombaknya kecil sekali soalnya, jadi otomatis banyak sekali menghabiskan tenaga jadi harus fokus terus,” kata peselancar asal Banjar Pande Mas, Kuta ini.
Bagi Garut yang sejak usia sembilan tahun menunggangi papan selancar, tidak ada persiapan khusus yang dilakukannya, yakni hanya melakukan pemanasan sebelum bertanding dan banyak minum air.
Sementara itu dalam turnamen yang digelar Minggu (10/10/2021), disaksikan juga oleh Ketua PB Persatuan Selancar Ombak Indonesia (PSOI) Arya Subyakto.
Arya mengatakan kompetisi seperti ini diperlukan oleh para atlet selancar untuk terus menemukan bakat-bakat baru dan membiasakan para atlet bertanding dengan standar internasional.
“Kami pakai sistem live heats, permirsa yang menonton bisa melihat live scorenya berapa, dan si atlet juga langsung tahu berapa scorenya, apakah dia memimpin pertandingan atau tidak,” tandas Arya yang juga mantan atlet selancar ini.
Di Indonesia sendiri terdata ada 14 klub selancar yang menyebar di Jawa, Bali, Lombok dan Sumbawa. Klub-klub inilah yang saat ini sedang menggelar kompetisi internal untuk menentukan peselancar terbaik tampil di Pulau Merah pada akhir tahun ini. *adi
Komentar