PHRI Buleleng Bidik Wisdom
Relaksasi Sektor Pariwisata
Sejumlah pelaku usaha pariwisata di Buleleng sudah melakukan promosi ke sejumlah daerah.
SINGARAJA, NusaBali
Sejumlah pelaku usaha pariwisata di Bali saat ini tengah bersiap jelang dibukanya penerbangan internasional di Bandara Internasional Ngurah Rai. Relaksasi sektor pariwisata yang diberikan pemerintah, kesempatan bagi pelaku usaha pariwisata untuk bangkit. Badan Pengurus Cabang Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (BPC PHRI) Buleleng lebih memilih untuk membidik wisatawan domestik (wisdom).
Hal tersebut disampaikan Ketua BPC PHRI Buleleng Dewa Ketut Suardipa, Minggu (10/10) kemarin. Menurutnya, setelah dibuka penerbangan internasional ke Bali 14 Oktober mendatang, belum dapat berdampak banyak untuk mendatangkan wisatawan asing. Sehingga pelaku usaha pariwisata di Bali Utara lebih memilih untuk membidik wisatawan domestik.
Terlebih dalam kebijakan dibukanya sektor pariwisata, wisatawan asing yang datang ke Bali diwajibkan memenuhi sejumlah prokes Covid-19 dan menjalani karantina mandiri selama 5 hari sebelum berwisata. “Jelas itu akan berpengaruh terhadap kunjungan wisatawan mancanegara. Tetapi justru saat pariwisata mancanegara belum begitu normal kami sementara mengharapkan wisatawan domestik dulu,” ucap dia.
Sejumlah pelaku usaha pariwisata di Buleleng menurut Suardipa sudah melakukan promosi ke sejumlah daerah. Seperti kerjasama dengan sejumlah agen perjalanan pariwisata Yogyakarta-Malang dan Buleleng. Program membangun kembali pariwisata di Buleleng diharapkannya kembali mendapatkan dukungan dari pemerintah. Salah satunya memberikan kebijakan berupa kelonggaran wisatawan domestik yang akan masuk ke Bali melalui perjalanan darat. Salah satunya harapan memberikan keringanan biaya rapid test di pelabuhan penyeberangan.
“Dengan rapid lebih murah misalnya, bisa lebih banyak rombongan yang datang ke Bali. Ini langkah awal kami di Buleleng, sembari menunggu perkembangan kunjungan wisatawan mancanegara. Karena pangsa pasar pariwisata Buleleng adalah wisatawan eropa dengan masa tinggal panjang,” ungkap Suardipa.
Sementara itu kabar akan dibukanya penerbangan internasional di Bandara Ngurah Rai, belum berdampak signifikan terhadap rencana kunjungan. Hingga Minggu kemarin belum ada akomodasi pariwisata di Buleleng sudah mendapatkan order. “Belum ada bookingan, sejauh ini wisatawan baru sekedar minta informasi dan menanyakan perkembangan saja,” jelas dia. *k23
Hal tersebut disampaikan Ketua BPC PHRI Buleleng Dewa Ketut Suardipa, Minggu (10/10) kemarin. Menurutnya, setelah dibuka penerbangan internasional ke Bali 14 Oktober mendatang, belum dapat berdampak banyak untuk mendatangkan wisatawan asing. Sehingga pelaku usaha pariwisata di Bali Utara lebih memilih untuk membidik wisatawan domestik.
Terlebih dalam kebijakan dibukanya sektor pariwisata, wisatawan asing yang datang ke Bali diwajibkan memenuhi sejumlah prokes Covid-19 dan menjalani karantina mandiri selama 5 hari sebelum berwisata. “Jelas itu akan berpengaruh terhadap kunjungan wisatawan mancanegara. Tetapi justru saat pariwisata mancanegara belum begitu normal kami sementara mengharapkan wisatawan domestik dulu,” ucap dia.
Sejumlah pelaku usaha pariwisata di Buleleng menurut Suardipa sudah melakukan promosi ke sejumlah daerah. Seperti kerjasama dengan sejumlah agen perjalanan pariwisata Yogyakarta-Malang dan Buleleng. Program membangun kembali pariwisata di Buleleng diharapkannya kembali mendapatkan dukungan dari pemerintah. Salah satunya memberikan kebijakan berupa kelonggaran wisatawan domestik yang akan masuk ke Bali melalui perjalanan darat. Salah satunya harapan memberikan keringanan biaya rapid test di pelabuhan penyeberangan.
“Dengan rapid lebih murah misalnya, bisa lebih banyak rombongan yang datang ke Bali. Ini langkah awal kami di Buleleng, sembari menunggu perkembangan kunjungan wisatawan mancanegara. Karena pangsa pasar pariwisata Buleleng adalah wisatawan eropa dengan masa tinggal panjang,” ungkap Suardipa.
Sementara itu kabar akan dibukanya penerbangan internasional di Bandara Ngurah Rai, belum berdampak signifikan terhadap rencana kunjungan. Hingga Minggu kemarin belum ada akomodasi pariwisata di Buleleng sudah mendapatkan order. “Belum ada bookingan, sejauh ini wisatawan baru sekedar minta informasi dan menanyakan perkembangan saja,” jelas dia. *k23
1
Komentar