Sport Tourism Potensi Pariwisata Bali
Event olahraga beladiri karate bertajuk ‘Indonesia Open Lemkari Tournament’ akan digelar di GOR Lila Bhuana Denpasar, 27-29 Januari 2017 mendatang, dengan melibatkan 900 peserta dari 24 provinsi.
900 Karateka Ikuti ‘Indonesia Open Lemkari Tournament’
DENPASAR, NusaBali
Kegiatan yang melibatkan banyak peserta ini secara tak langsung menjadi sebuah sport tourism. Gelaran ‘Indonesia Open Lemkari Tournament’ dimaksudkan pula untuk mempe-ringati 100 tahun perjuangan pahlawan nasional I Gusti Ngurah Rai. Turnamen ini memperebutkan piala bergilir Ngurah Rai dan piala tetap Pang¬dam IX/Udayana. Jika tak ada aral melintang, turnamen akan dibuka langsung oleh Pa¬ng¬lima TNI Je-nderal Gatot Nurmantyo selaku Ketua PB Forki. Menjelang ‘In¬donesia Open Lem¬kari Tournament’, sebanyak 240 karateka Lem¬kari se-Indonesia lebih dulu meng¬ikuti Gashuku Nasional di GOR Lila Bhu¬ana Denpasar, 23-24 Januari 2017 ini.
Terkait rencana digelarnya ‘Indonesia Open Lemkari Tournament’ ini, Ketua Pem-prov Lemkari Bali, I Wayan Geredeg, bersama jajarannya sempat berkunjung ke Kantor Harian Umum NusaBali, Jalan Hayam Wuruk 110 Denpasar, Senin (23/1) siang. Wayan Geredeg yang, antara lain, didampingi Ketua Harian PP Lemkari Ikhlas Bahar, Ketua Harian Pengprov Lem¬kari Bali AA Nanik Suryani dan Ketua Panpel ‘Indonesia Open Lemkari Tourna¬ment’, Ketut Aryana, diterima Pemimpin Umum NusaBali Gede Muliarsana dan Pemimpin Redaksi I Ketut Naria.
Wayan Geredeg menyebutkan, daya tarik Pulau Dewata menjadi magnet bagi pe-serta mengikuti ‘Indonesia Open Lemkari Tournament’ nanti. Sedikitnya 900 ka-rateka dari 34 provinsi se-Indonesia dipastikan ambil bagian dalam event ini. “Ka-lau diselenggarakan di tempat lain, pesertanya tidak akan mencapai angka hampir seribu,” jelas Geredeg dibenarkan Ketua Harian PP Lemkari, Ikhlas Bahar.
Ikhlas Bahar yang juga Kepala Bidang Pertandingan PB Forki menambahkan, dari data dan pengalaman yang diketahuinya, setiap kejuaraan yang digelar di Bali, pe-sertanya selalu membludak dan melebihi target. “Jadi, untuk sport tourism sudah ma¬suk,” katanya.
Sayangnya, imbuh Ikhlas, ketersediaan GOR terasa kecil dibanding dengan ting-gin¬ya minat peserta. Alhasil, panitia ‘Indonesia Open Lemkari Tournament’ bakal bekerja marathon dalam even selama tiga hari tersebut. “Makanya, kami berharap jangan sampai pesertanya menembus seribu. Kami akan kewalahan,” sambung Ke-tua Panpel ‘Indonesia Open Lemkari Tournament’, Ketut Aryana.
Kondisi ini memaksa panitia menolak keinginan Malaysia dan Timor Leste untuk berpartisipasi dalam even yang mempertandingkan 92 kelas mulai dari usia dini (9 tahun), Pra Pemula, Pemula, Kadet, Junior, hingga Senior tersebut. “Kami terpaksa tolak keinginan Malaysia dan Timor Leste,” ujar Ketua Harian Pengprov Lemkari Bali, AA Nanik Suryani.
Sementara, Wayan Geredeg berharap ke depan tersedia GOR dengan kapasitas le-bih besar lagi. “Kalau tidak di Denpasar, ya bisa di Gianyar atau Klungkung. Toh dengan adanya Jalan Bypass Prof Dr IB Mantra, juga mudah dijangkau,” tutur Ge¬redeg yang sebelumnya secara aklamasi ditetapkan sebagai Ketua Pengprov Lem¬kari Bali 2017-2021 pada 8 Januari 2017 lalu.
Mantan Bupati Karangasem dua kali periode (2005-2010, 2010-2015) yang memi-liki background sebagai pengusaha mengingatkan, olahraga sejatinya bisa dirang-kai menjadi bisnis. “Bali tentu saja bisa merangkai pariwisata dengan olahraga. Ja-di, bisa dikemas supaya dua sisi ini sama-sama maju,” jelas Geredeg yang kini me-n¬jabat sebagai Wakil Bendahara Umum DPP Golkar.
Dalam kese mpatan itu, Pemred NusaBali Ketut Naria menyatakan sependapat de-ngan kei¬ngi¬nan Geredeg terkait sport tourism. Tentu saja fasilitas olahraga di Bali harus me¬madai untuk menuju sport tourism. “Jika ada fasilitas seperti stadion yang me¬ma¬dai, kedatangan David Beckham bersama Real Madrid dalam tour Asia tidak ber¬henti di Singapura, tapi bisa menyasar ke Bali,” katanya.
Sport tourism sendiri sudah didengungkan oleh Kementerian Pariwisata. Sedang-kan Ke¬me¬nterian Pemuda dan Olahraga juga sudah meminta semua provinsi di Indonesia melaksanakan program wisata olahraga mulai 2017. Harapan tersebut pun direspons baik oleh Ketua KONI Bali, I Ketut Suwandi.
"Sport tourism itu bukan sesuatu yang baru bagi Bali. Pada prinsipnya, untuk me-laksanakan hal tersebut harus ada perencanaan yang matang sehingga bisa berlan-jut. Dan yang paling penting adalah dukungan dari pemerintah dan daerah-daerah yang mengelola kepariwisataan. Selama pemerintah memiliki komitmen untuk itu, KONI sebagai perpanjangan tangan pemerintah selalu siap," ujar Suwandi bebera-pa waktu lalu. * mao
Komentar