Hore, Tukad Saba Sudah Ada 'Jembatan'
Jembatan darurat dari box culvert dipasang berjajar dan diperkirakan bisa bertahan sampai lima tahun.
SINGARAJA, NusaBali
Siswa SDN 5 Ringdikit sekarang sudah tak perlu berbasah-basah menyusuri Tukad Saba untuk bersekolah. Pasalnya jembatan yang lama dinantikan sudah terwujud, kendati masih dalam status darurat.
Ya, sebanyak 26 buah box culvert sudah berjejer dari Barat ke Timur, di dam Tukad Saba. Jembatan darurat yang membentang di sungai dengan lebar 50 meter sudah bisa dilalui setelah digarap mulai Jumat (18/1) lalu.
“Sebenarnya waktunya seminggu, tapi tadi sudah bisa dilewati siswa, selanjutnya tinggal pasang plat untuk menghubungkan dan memperkuat antar box itu saja,” ujar Kontraktor Pelaksana Made Muriana yang ditemui di lokasi Senin (23/1) siang.
Bangunan jembatan darurat itu dibuat dengan box beton berukuran 1x1 meter, dengan berat 2,5 ton per buahnya. Box beton itu dipasang berjajar lurus dari Timur ke Barat membentang sepanjang lebar Sungai Saba.
Box beton itu juga dirancang memiliki lubang, sehingga air sungai tetap bisa mengalir, tanpa membendungnya. Pengerjaannya semua menggunakan alat berat. Di dasar box beton tersebut hanya disusun batu-batu kali berukuran besar untuk menjadi tumpuan box beton itu. Pihaknya pun menjelaskan kontruksi jembatan sementara tersebut dapat bertahan lebih dari lima tahun, asalkan tidak dihadang bencana, terutama banjir bandang. “Bahkan ketika debit air meningkat hingga setengah box, juga dipastikan tetap aman,” imbuhnya.
Muriana pun mengaku akan segera memasang plat siku yang terbuat dari baja untuk mengikat box beton itu satu dengan yang lainnya. Sehingga jembatan darurat tersebut benar-benar aman untuk dilalui oleh anak-anak dan warga setempat.
Sementara itu Putu Darmila, 28, warga setempat mengaku sangat senang jembatan darurat sudah dibangun pemerintah provinsi. Sehingga saat ini ia dan keluarganya tidak perlu lagi mengkhawatirkan keponakannya yang bersekolah di SDN 5 Ringdikit, yang selama ini menyeberangi sungai Saba setiap berangkat dan pulang sekolah.
“Sebelumnya kan harus turun dan nyemplung ke air dulu, kadang-kadang seragamnya basah. Sekarang sudah ada jembatan penyebrangan jadi tidak perlu basah-basah lagi kena air sungai dan lebih aman,” ungkap dia. *k23
Siswa SDN 5 Ringdikit sekarang sudah tak perlu berbasah-basah menyusuri Tukad Saba untuk bersekolah. Pasalnya jembatan yang lama dinantikan sudah terwujud, kendati masih dalam status darurat.
Ya, sebanyak 26 buah box culvert sudah berjejer dari Barat ke Timur, di dam Tukad Saba. Jembatan darurat yang membentang di sungai dengan lebar 50 meter sudah bisa dilalui setelah digarap mulai Jumat (18/1) lalu.
“Sebenarnya waktunya seminggu, tapi tadi sudah bisa dilewati siswa, selanjutnya tinggal pasang plat untuk menghubungkan dan memperkuat antar box itu saja,” ujar Kontraktor Pelaksana Made Muriana yang ditemui di lokasi Senin (23/1) siang.
Bangunan jembatan darurat itu dibuat dengan box beton berukuran 1x1 meter, dengan berat 2,5 ton per buahnya. Box beton itu dipasang berjajar lurus dari Timur ke Barat membentang sepanjang lebar Sungai Saba.
Box beton itu juga dirancang memiliki lubang, sehingga air sungai tetap bisa mengalir, tanpa membendungnya. Pengerjaannya semua menggunakan alat berat. Di dasar box beton tersebut hanya disusun batu-batu kali berukuran besar untuk menjadi tumpuan box beton itu. Pihaknya pun menjelaskan kontruksi jembatan sementara tersebut dapat bertahan lebih dari lima tahun, asalkan tidak dihadang bencana, terutama banjir bandang. “Bahkan ketika debit air meningkat hingga setengah box, juga dipastikan tetap aman,” imbuhnya.
Muriana pun mengaku akan segera memasang plat siku yang terbuat dari baja untuk mengikat box beton itu satu dengan yang lainnya. Sehingga jembatan darurat tersebut benar-benar aman untuk dilalui oleh anak-anak dan warga setempat.
Sementara itu Putu Darmila, 28, warga setempat mengaku sangat senang jembatan darurat sudah dibangun pemerintah provinsi. Sehingga saat ini ia dan keluarganya tidak perlu lagi mengkhawatirkan keponakannya yang bersekolah di SDN 5 Ringdikit, yang selama ini menyeberangi sungai Saba setiap berangkat dan pulang sekolah.
“Sebelumnya kan harus turun dan nyemplung ke air dulu, kadang-kadang seragamnya basah. Sekarang sudah ada jembatan penyebrangan jadi tidak perlu basah-basah lagi kena air sungai dan lebih aman,” ungkap dia. *k23
Komentar