Kemenparekraf Terbitkan 9.288 Sertifikat CHSE
JOGJAKARTA, NusaBali
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) sejauh ini telah menerbitkan ribuan sertifikat CHSE untuk destinasi wisata. Termasuk di dalamnya ada hotel dan restoran.
Seperti diketahui, sertifikat CHSE (Cleanliness, Health, Safety, dan Environment) pada masa pandemi ini jadi salah satu syarat agar objek wisata itu bisa uji coba buka. Untuk itu, pelaku wisata pun mulai mengejar untuk mendapatkan sertifikat tersebut.
Inspektur Utama Kemenparekraf Restog Krisna Kusuma menjelaskan, pihaknya selama dua tahun ini telah mengeluarkan ribuan sertifikat CHSE. Hingga batas waktu Oktober ini, ditargetkan 12 ribu destinasi wisata, hotel dan restoran telah mendapatkan CHSE.
"CHSE per tanggal 12 Oktober ini ada 9.288 peserta (yang sudah tersertifikasi) dari 397 kab kota di 34 provinsi," kata Restog ditemui saat Rapat Pimpinan Nasional PT Sucofindo 2021 di Jogjakarta, seperti dilansir detikcom, Rabu (13/10).
Dijelaskannya, tahun ini Kemenparekraf memiliki kuota 6.500 peserta. Sertifikasi ini, kata dia, sudah mulai dilakukan sejak tahun lalu. Pihaknya mentargetkan sebanyak 12 ribu usaha pariwisata sudah memiliki sertifikat CHSE.
"Tahun ini sekitar 6.500 dari tahun lalu sekitar 5.800 yang dicapai, mudah-mudahan kita tercapai sekitar 12 ribu selama 2 tahun ini," ungkapnya.
Dikatakannya, pandemi corona sangat berdampak pada sektor pariwisata. Jumlah kunjungan wisatawan menurun drastis.
"Bahwa pariwisata sangat terdampak saat pandemi COVID-19. Virus ini berbanding terbalik dengan pariwisata. Saat virus menyebar kerumunan hilang. Sehingga di tahun 2019 target wisatawan sebanyak 16 juta bisa tercapai. Tapi sekarang target 3 sampai 4 juta (wisatawan) saja saya belum yakin (bisa tercapai)," terangnya.
Oleh karena itu, Restog menjelaskan pada masa pandemi COVID-19 ini usaha pariwisata memang wajib mengantungi CHSE. Sebagai jaminan destinasi wisata itu aman dikunjungi wisatawan.
"Karena konsep CHSE ini memang diberikan untuk memberikan rasa aman dan nyaman kepada wisatawan," jelasnya.
Direktur Utama PT Sucofindo (persero) Mas Wigrantoro Roes Setiyadi mengatakan ada beberapa faktor yang membuat usaha pariwisata tidak lolos sertifikasi CHSE. Seperti diketahui, PT Sucofindo merupakan salah satu lembaga yang melakukan sertifikasi.
"Kami menguji sesuai standar yang ditetapkan oleh kementerian. Seperti kebersihan itu seperti lingkungan luar atau dalam, bagaimana mengelola limbah juga apakah sesuai standar atau tidak," kata Wigrantoro. *
Komentar